Sabtu, 31 Oktober 2015

[World] Pejabat Tinggi AL China dan AS Lakukan Telekonferensi

Ilustrasi [sputniknews]

Kepala operasi Angkatan Laut AS berbicara melalui video dengan mitranya dari China pada Kamis (29/10/2015), atau dua hari setelah sebuah kapal perusak AS berlayar di dekat pulau buatan yang sedang dibangun Beijing di Laut China Selatan.

Telekonferensi antara Laksamana John Richardson dan Laksamana Wu Shengli, yang mengomandansi Angkatan Laut China, berlangsung sekitar satu jam.

Juru Bicara Pentagon, Kapten Jeff Davis, mengatakan kedua orang itu membicarakan "kebebasan operasi dalam berlayar, hubungan antara kedua angkatan laut termasuk rencana kunjungan ke pelabuhan yang tertunda, keterlibatan pemimpin senior dan pentingnya menjaga dialog yang sedang berlangsung."

Wu dan Richardson sepakat untuk berbicara lagi lewat video conference pada akhir tahun ini.

Juru bicara Angkatan Laut, Letnan Tim Hawkins, mengatakan pembicaraan tersebut berlangsung "profesional dan produktif."

Seorang pejabat pertahanan AS, yang tidak mau disebut identitasnya, mengatakan China telah menyatakan tidak punya keinginan untuk membatalkan jadwal kunjungan kapal China ke pelabuhan Florida minggu depan, dan bahwa rencana kunjungan Laksamana Harry Harris, komandan Komando Pasifik AS, ke China masih akan berlangsung seperti dijadwalkan.

"Kami berharap untuk melanjutkan dialog" kata pejabat itu.

Harris dijadwalkan akan berada di China pada Senin depan untuk kunjungan selama tiga hari. Dalam kunjungan itu ia akan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin senior militer China. Demikian kata Komando Pasifik AS dalam sebuah pernyataan. Tujuan lain kunjungan itu juga dikatakan untuk "menangani dan mengelola perbedaan pendapat".

Kapal perusak AS, USS Lassen, berlayar sekitar 12 mil laut dari salah satu lokasi yang diklaim China dalam rangkaian Kepulauan Spratly yang disengketakan, pada Selasa lalu.

Langkah itu membuat Beijing marah. Pemerintah China langsung memanggil duta besar AS di Beijing dan mengecam apa yang disebut sebagai ancaman bagi kedaulatan.

Davis mengatakan, tindakan kapal itu tidak dimaksudkan sebagai tantangan terhadap kedaulatan China di Laut China Selatan.

Ketegangan meningkat sejak China mengubah terumbu karang di Laut China Selatan, yang juga diklaim oleh beberapa negara tetangga, menjadi pulau-pulau kecil yang mampu mendukung fasilitas militer. Langkah Beijing tersebut, menurut AS, mengancam kebebasan berlayar.

Washington sudah berulang kali mengatakan, pihaknya tidak mengakui klaim China atas wilayah perairan di sekitar pulau-pulau buatan itu. Seorang pejabat AS mengatakan kepada kantor berita AFP pada Selasa bahwa Angkatan Laut AS akan mengirim lebih banyak kapal perang berlayar di dekat pulau-pulau yang kontroversial itu.
Pukulan bagi China Dalam Sengketa dengan FilipinaKapal China tampak melakukan upaya reklamasi di sebuah pulau karang di Laut China Selatan

Sebuah panel arbitrasi internasional mengatakan memiliki wewenang untuk mendengarkan sengketa antara Filipina dan China atas wilayah di Laut China Selatan.

Pengadilan Permanen Arbitrasi di Den Hag menolak alasan China bahwa sengketa itu menyangkut kedaulatan atas pulau-pulau di sana sehingga berada di luar yurisdiksi pengadilan.

Pandangan pengadilan ini jelas menjadi sebuah pukulan bagi China, yang sudah mengatakan tidak akan berpartisipasi dalam setiap upaya arbitrasi.

Kasus ini berawal dari pengajuan gugatan oleh Filipina pada Januari 2013 lalu dengan alasan bahwa klaim China atas wilayah perairan itu tidak sesuai dengan Konvensi PBB tahun 1982 tentang Hukum Laut sehingga seharusnya dinyatakan tidak sah.

Filipina juga berpendapat bahwa pendudukan China atas pulau karang tidak menghasilkan kepemilikan atas wilayah perairan di sana.

China melakukan reklamasi besar-besaran atas kawasan pulau karang di wilayah yang masih menjadi sengketa antara beberapa negara di Laut China Selatan.

Pemerintah Manila sudah meminta agar pembangunan itu dihentikan namun tak ditanggapi oleh Beijing.

Pengadilan mengatakan memiliki wewenang atas tujuh masalah yang diangkat Filipina atas China namun kewenangan atas tujuh masalah lainnya perlu dipertimbangkan lebih lanjut.

Ditambahkan bahwa mereka sudah menetapkan waktu pengadilan dengan harapan keputusan bisa dicapai tahun depan.

Reklamasi di pulau karang yang dilakukan China juga meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat, yang mengerahkan kapal Angkatan Lautnya ke sekitar pulau karang tersebut.

Tindakan itu diprotes oleh China yang menyebutnya sebagai sebuah "provokasi yang disengaja".

   Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.