Minggu, 29 November 2015

[Foto] Panther AS 565

Helikopter Pilihan TNI-AL untuk Memburu Kapal Selamhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpQSCn4C8qJexsu9PKeBt1zygRDYyRgzejTNPU2cuEhUHL56ncsbA8dTRwxeleiFSUn1k4jiN8BMmzzt9HbvxI966id4gjx13lFSI0pbUArEHOYRJxNNdbCn8Q7tGvoK1EwXSQWJ-bpGY/s1600/2058574_20141003101805supermarine.jpgAngkatan Laut Indonesia berencana menghidupkan kembali Skadron Udara 100, yang merupakan skadron pemburu kapal selam. TNI-AL memilih helikopter AS 565 Panther buatan Eurocopter untuk mengisi skadron ini, yang dinonaktifkan pada 1980-an. Pada era 1960-an, Skadron 100 menggunakan helikopter MI-4 buatan Uni Soviet (sekarang Rusia) dan Westland Wasp HAS MK1 buatan Inggris. Helikopter AS 565 direncanakan mulai beropresi pada 2017 dan bertugas di Armada Timur, Surabaya. [JS/supermarine]

Panther AS 565, Helikopter Pilihan TNI-AL untuk Memburu Kapal Selam

Panther dirancang oleh Airbus Helicopter, dengan bentuk desain yang hampir mirip dengan AS 365N3 Dauphin. Airbus merancang Panther pada tahun 1984, dan masuk jalur produksi pada tahun 1986. Panther memiliki bentuk yang sangat cantik, dan memiliki 2 varian utama yaitu military helicopter dan naval helicopter. Dibangun dengan sistem modular membuat Panther mampu melakoni beragam misi, selain buru sergap kapal selam. [airbushelicopter.com]
Panther AS 565, Helikopter Pilihan TNI-AL untuk Memburu Kapal Selam

Panther terbuat dari bahan komposit sehingga memiliki bobot ringan, selain itu Panther memiliki low radar signature atau sulit ditangkap oleh radar. Ditambah Panther menggunakan cat warna IR-absorbing, yang sangat sulit ditangkap oleh kamera infra merah. Baling-baling Panther terbuat dari karbon fiber dengan nomex honeycomb material, yang sangat ringan tapi kuat. Kaca kokpit pun terbuat dari fibre glass, dan terdapat lapisan anti peluru pada bagian kokpit. [airbushelicopter.com]

Panther AS 565, Helikopter Pilihan TNI-AL untuk Memburu Kapal Selam

Kokpit Panther menggunakan teknologi Thales Avionics Navigation System (THANS), menggunakan radar Thales TMV 011 Sherloc radar warning receiver, torpedo control box, infrared jammer dan Alcan Elips sebagai sarana pertahanan diri. Rencananya TNI AL juga akan melengkapi Panther dengan HELRAS (Helicopter Long-Range Active Sonar), sebagai alat pemburu kapal selam di dalam laut. [airbushelicopter.com]
Panther AS 565, Helikopter Pilihan TNI-AL untuk Memburu Kapal Selam

Helikopter Panther AS-565 mengandalkan mesin Turbomecca Ariel-2 sehingga Panther mampu terbang dengan kecepatan hingga 306 km/perjam, jarak tempuh 792 km, dan mencapai ketinggian 5 km. Untuk memburu kapal selam, Panther dilengkapi dengan dipping sonar DS-100 helicopter long-range active sonar (HELRAS) dan dipersenjatai torpedo Mk46 atau Whitehead A.244/Sdiawaki. [airbushelicopter.com]
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLrgUg_88seZmvr1qHech2CCSy8Il6uLegImJu_5CYKOS1O8CAQRZF1oZX2CleVYyA0cOt1_kpim1jwYhfq44cmHIF_nhs8yoYauSlgq-QTKxx6pcTDhUJ6KyQkjrrSQgJ7V55rNfvdu4/s1600/Gelar+Alutsista+7.jpgg

TNI AL berencana mengoperasikan Panther dari atas geladak kapal perang kelas Sigma Class ataupun kelas Bung Tomo. Skadron helikopter pemburu kapal selam sangat diperlukan, mengingat wilayah laut Indonesia yang luas sehingga dapat dimasuki kapal selam negara lain dengan mudah jika keamanan laut tidak dijaga dengan helikopter yang canggih. [Kaskus]
  Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.