Senin, 02 November 2015

Indonesia-AS Belum Sepakati Pembelian F-16 Viper

Indonesia belum menyatakan akan membeli pesawat tempur F-35F16 Viper

Hasil perjalanan rombongan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, tidak menghasilkan kesepakatan militer dengan Pemerintah Amerika Serikat. Terutama mengenai tawaran pembelian jet tempur canggih F-16 Viper (F-16 V).

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert Blake Jr mengungkapkan, tidak ada kesepakatan militer yang terjalin dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan (Menhan) AS Ash Carter dan Menhan Ryamizard Ryacudu pekan lalu. Meski begitu pembahasan pembelian F-16 V masih akan berlanjut.

Mengenai kemungkinan penjualan F-35 kepada Indonesia, Blake menyangsikannya. Menurutnya sampai saat ini, Indonesia belum menyatakan akan membeli pesawat tempur F-35. Kedua negara masih membahas mengenai F-16 V yang akan menggantikan F-5.

Indonesia belum meminta F-35. Pesawat ini standarnya tinggi dan sangat mahal. Saya tidak yakin kalau pesawat ini akan memenuhi kebutuhan Indonesia saat ini. Kalau pun mau, Indonesia lah yang memutuskannya. Saat ini, bahasan utamanya adalah F-16 V,” ujar Blake di Kedutaan Besar AS di Jakarta, Senin (2/11/2015).

Meski belum menyepakati pembelian F-16 V, Carter dan Ryamizard menyepakati kerja sama komprehensif di bidang pertahanan. Ada lima bidang kerja sama yang disepakati, yaitu maritim, penjaga perdamaian, bantuan kemanusiaan/penanggulangan bencana, modernisasi pertahanan serta melawan ancaman transnasional.

Dalam pertemuan tersebut Carter dan Ryamizard juga menyinggung tingkat kesulitan dalam latihan gabungan serta kelanjutan pengadaan alat pertahanan. Carter juga mengemukakan partisipasinya dalam Pertemuan Menteri Pertahanan se-ASEAN (ASEAN Defense Ministers Meeting) yang akan datang.

Awal tahun ini, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna pernah mengatakan, jet tempur F-35 masuk dalam rencana pembelian sistem pertahanan udara di samping F-16 V, Eurofighter Typhoon, Swedish JAS 39 Gripen fighters dan Sukhoi Su-35.

Menyambut keinginan tersebut, salah satu direktur Lockheed Martin, Dave Scott, pada Maret lalu mengatakan, Indonesia merupakan pasar potensial untuk menawarkan jet tempur berteknologi stealth tersebut.

Namun disinyalir Indonesia hanya sebatas bermimpi saja. Pasalnya, Jepang yang membeli pesawat ini, merogoh dana hingga Rp 1,1 triliun. Indonesia sendiri memiliki anggaran terbatas untuk pembelian sistem pertahanan.

Indonesia sendiri sebenarnya berencana membangun jet tempur berteknologi semi-stealth bekerja sama dengan Korea Selatan, yakni KF-X. Namun kerja sama ini tertunda. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, penundaan tersebut dilatari masalah prioritas anggaran.

   sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.