Minggu, 22 November 2015

ISIS Rencanakan Serangan di Asia Tenggara

Pasukan Syiah dan tentara Irak berfoto dengan bendera Negara Islam (ISIS) yang dibalik saat berhasil memasuki pusat kota Tikrit, 1 April 2015. [REUTERS/Thaier Al-Sudani]

Militan dari kelompok Islamic State mengidentifikasi sejumlah negara di Asia Tenggara sebagai kemungkinan target serangan, kata seorang analis dari S. Rajaratnam School of International Studies Singapura, dalam sebuah laporan yang dirilis awal pekan ini. Laporan itu muncul pada saat pihak berwenang di Singapura waspada menyusul penangkapan dua remaja atas tuduhan terorisme.

"Saat kehadiran pejuang Asia Tenggara dalam ISIS kelompok yang mendeklarasikan ISIS cukup diketahui, apa yang kurang diperhatikan adalah pentingnya peningkatan strategi ISIS melancarkan jihad secara global," kata Singh, penulis laporan itu, dalam analisisnya, seperti dimuat ibtimes.com edisi 29 Mei 2015.

Laporan awal dari pembentukan unit yang akan digunakan untuk melakukan serangan terdiri dari pejuang Asia Tenggara -dilaporkan disebut Katibah Nusantara - bisa dilacak pada September tahun lalu. Pada saat itu, analis kontraterorisme percaya bahwa tujuan dari unit ini adalah untuk "merekrut dan memfasilitasi" orang-orang yang ingin berjuang untuk ISIS di Irak dan Suriah. Sekarang, menurut laporan terbaru, kelompok ini menghadirkan ancaman yang signifikan untuk negara-negara di Kepulauan Melayu, termasuk Malaysia, Indonesia, Filipina dan Singapura.

Menurut Singh, militan dari Katibah Nusantara telah berperan dalam menghubungkan jaringan ekstrimis lokal, yang mengarah ke apa yang disebut sebagai "glocalisation" pengaruh ISIS.

"Katibah Nusantara juga telah memperluas perekrutan untuk pejuang dan pendukungnya melalui video dan cetakan dalam bahasa Melayu," kata Singh. Mereka menggunakan anak-anak Melayu dan Indonesia untuk menyebarkan pesan di media sosial. "Katibah Nusantara kemungkinan akan kian penting dalam tujuan strategis ISIS mendirikan kekhalifahan di seluruh dunia. Para pejuang yang kembali untuk ISIS dapat dimobilisasi untuk melakukan serangan di Asia Tenggara."

Dalam beberapa bulan terakhir, puluhan orang -yang diduga memiliki hubungan dengan ISIS - di Indonesia dan Malaysia telah ditangkap oleh pihak berwenang. Bulan lalu, sekitar 70 anggota pasukan bersenjata Malaysia diidentifikasi oleh polisi telah bergabung dengan kelompok militan ini.

"Selain penangkapan lebih dari 100 IS pendukung di Malaysia dan sejumlah kecil di Indonesia, digagalkannya serangan yang direncanakan di Malaysia oleh pendukung ISIS merupakan indikasi dari bahaya Katibah Nusantara yang mengancam wilayah tersebut," tulis Singh.

 ISIS Rencanakan Serangan di Indonesia 
Kelompok Anonymous membocorkan rencana serangan serentak ISIS di sejumlah negara, termasuk Indonesia (Sindonews/Ian)

Grup peretas Anonymous menyatakan ISIS telah merencanakan aksi serangan teror di seluruh dunia pada hari ini, Minggu (22/11/2015). Hal itu terungkap setelah kelompok ini berhasil meretas jaringan data rahasia milik ISIS.

Seperti dikutuip dari laman Expres, bersamaan dengan hashtags #22Daesh#OpParis, Anonymous merilis daftar target serangan teror di Prancis, Amerika Serikat (AS), Indonesia, Italia, dan Lebanon.

"Akan ada acara besar di seluruh dunia pada tanggal 22, jika ada pergi maka itu adalah risiko Anda sendiri," begitu pesan peringatan Anonymous.

Berikut adalah daftar lengkap kegiatan yang menjadi target serangan ISIS:

• Acara Cigales Electroniques with Vocodecks, RE-Play & Rawtor at Le Bizen (Paris)
• Acara Concrete Invites Drumcode: Adam Beyer, Alan Fitzpatrick, Joel Mull at Concrete (Paris)
• Aksi Demonstrasi kelompok hak-hak perempuan (Paris)
• Perayaan Raja Kristus (Roma/Seluruh Dunia)
• Kegiatan Al-Jihad, One Day One Juz (Indonesia)
• Konser grup musik Five Finger Death Punch (Milan)
• Kampus University Pastoral Day (Holy Spirit University of Kaslik, Lebanon)
• Acara gulat profesional WWE Survival Series (AS)

Anonymous mengatakan bahwa daftar kegiatan yang menjadi target serangan ISIS ini telah diberikan kepada pihak keamanan seluruh dunia dan sudah menjadi tanggung jawab pihak keamanan untuk menindaklanjutinya.

"Namun karena mereka belum melakukan apa-apa dengan hal itu dan ini telah tanggal 22 maka kami melakukannya dengan tangan kami. Kami hanya mengambil tanggung jawab kami sebagai warga sipil (dalam kasus pemerintah tidak bertindak dengan cukup benar)," demikian Anonymous. (ian)

  Tempo | Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.