Selasa, 24 November 2015

★ Pesawat N219 Akan Uji Terbang Tahun Depan

Berlokasi di BandungPesawat rancangan bersama LAPAN dan PT DI, menunggu peresmian roll out oleh RI 1 [defence.pk]

Pesawat Perintis N219 berkapasitas 19 penumpang yang dirancang PT Dirgantara Indonesia (DI) bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan dijajal terbang pada Mei 2016 dari Bandara Internasional Hussein Sastra Negara Bandung, Jawa Barat.

"Minggu ini atau paling tidak awal Desember, N219 akan diluncurkan (roll-out). Lalu setelah sertifikasi, Mei 2016 sudah bisa uji coba terbang dari Bandara Hussein," kata Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin saat ditemui usai talk show kinerja awal satelit LAPAN-A2 di gedung LAPAN, Jakarta pada Senin, 23 November 2015.

Chief Engineering pesawat N219 Palmana Banandhi mengatakan, prototipe pesawat itu sudah mencapai 90 persen. Proyeknya sudah digagas sejak 2006.

Tahapan pertama N219 diawali dengan penelitian dan perencanaan oleh LAPAN. Baru pada 2014 lalu PT DI mengeksekusi hasil penelitian tersebut menjadi prototipe.

"Pesawat ini mulai dirintis sejak 2006. Proyek ini mulai dilakukan serius pada 2014," ujar Palmana.

Proyek pesawat perintis ini digadang-gadang bisa menjadi penggerak industri pesawat terbang nasional, di tengah masa kelesuan industri Dirgantara Indonesia.

Proyek pembuatan pesawat ini menghabiskan dana senilai Rp 500 miliar yang sebagian berasal dari pemerintah melalui LAPAN. Hampir 40 persen prosesnya, dari tenaga kerja sampai bahan baku pesawat, dikerjakan oleh anak bangsa.

Sudah ada tiga perusahaan maskapai lokal dan luar negeri yang mengantre untuk membeli pesawat yang ditaksir berharga US$ 5-6 juta ini di antaranya Lion Air dan Kartika Air.
Direncanakan akan diproduksi sebanyak 100 unitTest Pilot PT Dirgantara Indonesia, Kapten Ester Gayatri Saleh (kanan) dan pilot Ervan, memeriksa pesawat N 219 yang dirancang bersama dengan LAPAN di Bandung, Jawa Barat, 12 November 2015. [TEMPO/Prima Mulia]

Keinginan PT Dirgantara Indonesia mewujudkan pesawat N219 hampir terwujud. Saat ini rancangan struktur pesawat sedang dalam tahap validasi. Setelah tahap tersebut, proses akan dilanjutkan dengan tahap produksi yang disertai tes statis pada bagian sayap.

"Jadi, untuk tahap desain, kami sudah selesai. Berikutnya akan masuk tahap produksi di mana pada proses itu akan ada juga proses tes statis kekuatan sayap. Nanti kami akan buat sayapnya patah dan menghitung tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan patahan tersebut," ujar Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso, Kamis, 12 November 2015.

Sederet rangkaian tes lain segera dilakukan sebelum ground test dan first flight. Namun, sebelum memulai penerbangan pertama, pihak PT DI akan membuat simulator. Calon pilot akan merasa seperti sedang terbang dengan pesawat N219. "Nanti kami akan masukkan komponen avionik," ujarnya.

Menurut Budi, pengalaman membuat pesawat N250 memberi pelajaran untuk tidak lagi membuat kesalahan pada pembuatan pesawat N219. Dia juga berharap pembuatan N219 tidak berhenti sebagai purwarupa semata, tapi juga bisa diaplikasikan sebagi pesawat yang bisa digunakan.

Rencananya, pembuatan pesawat N219 akan dimulai setelah Presiden Joko Widodo meresmikan proyek pesawat ini. Budi juga mengatakan PT Dirgantara akan membuat pesawat N219 sebanyak 100 unit untuk disebarkan di seluruh Indonesia, terutama untuk Indonesia bagian timur.

"Nanti kami tunggu Pak Presiden bisa lihat langsung pesawat N219 ini. Sekarang kan beliau sedang ada urusan di luar negeri, kemungkinan setelah beliau pulang," ujarnya. "Jadi, kita tunggu Pak Presiden bisa berkunjung ke Bandung."

Keunggulan pesawat N219 dibanding pesawat lain terletak pada kabin yang ukurannya didesain lebih besar. Pesawat ini juga memiliki pintu yang lebih lebar dan kecepatannya melebihi pesawat lain di kelasnya.

"Yang menarik, sewaktu mendesain pesawat ini di Papua, ada yang bertanya. Apakah pesawat ini juga disiapkan untuk mengangkut orang sakit dan peti mati? Mendengar pernyataan tersebut, akhirnya kami mendesain pintu yang lebih besar daripada ukuran biasa agar bisa memenuhi kebutuhan tersebut," ujar Budi.

  Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.