Rabu, 25 November 2015

Saya Komisaris PTDI, Tahu Kenapa Beli Helikopter AW101

"Saya pilih ini karena sudah dikaji" https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPyVQW9B40O0cHj4l7U-YSWMBP7c5T4Mae800XArwJKl2J0gcqHCgxEChvkvhJNlCYO6m9aEpN_yGSOM9RMoAqRWEnnHL6-NFQZOumsUZu3ER_gDpDozc931UuKvJkbVVSHzP9qNboD8s/s400/aw101_2.jpgHelikopter AW-101 (kanal denoje) 

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna menyatakan tahu betul kenapa instansinya membeli helikopter AgustaWestland AW101 buatan Italia-Inggris untuk keperluan operasional very very important person (VVIP), ketimbang memilih Super Puma buatan PT Dirgantara Indonesia.

Saya Komisaris Utama PTDI, tahu betul kenapa saya beli ini (AW101). Saya tahu pengoperasian pesawat dan bagaimana cara mencari segala sesuatu terkait itu seperti spare part (suku cadang). Saya pilih ini karena sudah dikaji. Tidak mungkin saya memilih karena kesenangan,” kata Agus di Jakarta (24/11).

Pemilihan AW101, ujar Agus, setelah melihat pengalaman TNI AU mengoperasikan berbagai pesawat, termasuk soal pemeliharaan pesawat. “Kami mencari yang terbaik,” kata dia.

Kalau beli helikopter, harus lihat baling-balingnya. Karena jika helikopter digunakan untuk ke daerah-daerah bencana, terutama di perkampungan, bayangkan kalau baling-balingnya besar, bisa terbang semua (benda-benda). Nah, dari situ terlihat yang baling-balingnya paling kecil dan halus AW101,” kata Agus.

Menurut Agus, Badan SAR Nasional pun akhirnya membeli AW101 karena helikopter itu memiliki kemampuan untuk mencari dan mengevakuasi (search and rescue).

Kelebihan AW101 lainnya ialah helikopter ini memang didesain untuk VVIP. “Kepala-kepala negara di dunia kalau naik itu tidak perlu berjalan jongkok,” ujar Agus.

Seluruh AW101 yang dibeli Indonesia akan dioperasikan oleh pilot TNI AU yang telah menjalani pelatihan di pabrik AgustaWestland di Italia.

TNI AU telah memesan satu unit AW101 sejak Juni 2014. Agus berharap helikopter tersebut sudah datang sebelum 9 April 2016.

Pengadaan helikopter VVIP masuk rencana strategi TNI AU periode 2014-2019. Melihat kemampuan anggaran pemerintah RI saat ini, Agus memperkirakan TNI baru bisa membeli tiga unit AW101 hingga 2019.

Pembelian AW101 sebelumnya dikritik oleh Komisi Pertahanan DPR karena dianggap terlalu mahal. Komisi I menyarankan agar TNI memilih helikopter Super Puma buatan PTDI yang harganya lebih terjangkau.

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.