Senin, 09 November 2015

Sukhoi TNI Cegat Pesawat Penyusup di Langit Tarakan

Dipaksa Turun di Tarakan Pesawat Sukhoi TNI AU. (CNN Indonesia/Safir Makki)

A
ngkatan Udara Tentara Nasional Indonesia mengirim dua pesawat Sukhoi untuk mencegat (intersepsi) pesawat asing yang melanggar wilayah udara Republik Indonesia di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin siang (9/11).

Peristiwa terjadi jam 14.28 WITA. Ada pesawat asing tertangkap radar melintas wilayah Indonesia di Tarakan tanpa izin,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto kepada CNN Indonesia.

Peristiwa itu, ujar Dwi, bukan pertama kali terjadi. TNI pun segera menjalankan prosedur tetap yang telah ada. Dua Sukhoi diterbangkan dari pangkalan udara terdekat di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mengejar pesawat asing jenis propeller first engine Cessna itu.

Kami paksa pesawat itu mendarat di Tarakan. Sekarang sedang dalam penyelidikan kenapa dia lewat situ,” kata Dwi.

Menurutnya, bukan sekali ini saja pelanggaran udara terjadi di langit Tarakan. TNI AU, ujar Dwi, tak bakal menolerir pelanggaran wilayah apapun di langit Indonesia.

 Diterbangkan Pilot AS 

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia Marsekal Pertama Dwi Badarmanto menyatakan pesawat asing yang tertangkap radar menyusup di langit Tarakan, Kalimantan Utara, Senin siang (9/11), dipiloti oleh tentara Amerika Serikat.

Pesawat itu diawaki oleh orang Amerika. Isinya satu pilot itu saja. Sekarang pesawat sudah dipaksa turun dan pilot dimintai keterangan kenapa dia terbang di situ, melanggar wilayah udara Indonesia,” kata Dwi kepada CNN Indonesia.

Pilot tersebut bernama James Patrick Murphy. Dia adalah penerbang Angkatan Laut AS. Saat ini Murphy sedang diinterogasi secara intensif oleh TNI AU di Tarakan, sementara pesawat jenis propeller first engine Cessna yang dia terbangkan diparkir di Pangkalan Udara TNI.

Masih dalam penyidikan,” ujar Dwi. Murphy akan diperiksa sesuai proses hukum di Indonesia yang kemungkinan menghabiskan waktu satu-dua hari.

Dwi menyatakan pelanggaran wilayah udara di Indonesia telah berulang kali terjadi, termasuk di langit Tarakan. “Ini mungkin yang ke-19 sepanjang tahun ini. Pokoknya kami tak mau ambil risiko. Begitu ada pelanggaran, kami paksa dia turun,” kata Dwi.

Pelanggaran udara di wilayah Indonesia terjadi di saat konflik di Laut China Selatan tengah memanas. AS belum lama ini mengirimkan kapal perangnya berlayar di sekitar pulau reklamasi buatan China yang terletak dekat Kepulauan Spratly yang menjadi sengketa sejumlah negara di Asia.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan sebagai miliknya, dan mengabaikan keberatan dari Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Klaim ini terus menyulut ketegangan di kawasan tersebut. (agk)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.