Rabu, 11 November 2015

TNI Tak Ambil Pusing Kisruh China-AS di Laut China Selatan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoOv80-eHedAqvD9Xw5aXYMVXu9zl-u9PUtNi9xbS9DNzlRB5hBAdqC9tGtFNwLOCc_ECOiP4aK6ovyFX3DFW-jNe0DYExPt-aiUjl2fBbqw30iKf4MMqHYuBuUYotygQEbbahbl0-pQIY/s1600/kripr1v4t33r.jpgSatgas TNI AL [pr1v4t33r]

Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan, Indonesia tidak terdampak apapun dari hubungan pemerintah China dan Amerika Serikat yang disebut-sebut sedang memanas di Laut China Selatan.

"Tidak ada hubungannya. Yang memanas kan China dan Amerika Serikat, ngapain kita pusing," ujar Gatot di kantor Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Jakarta, kemarin.

Gatot menyatakan, seluruh pengerahan alutsista TNI ke wilayah perbatasan Indonesia bukanlah bagian dari upaya mencegah akses hubungan China dan AS di Laut China Selatan. Dia mengatakan, TNI secara rutin memang melakukan patroli di perbatasan.

Pengiriman tujuh kapal TNI Angkatan Laut ke wilayah Natuna, Kepulauan Riau pada pekan lalu, menurut Gatot, juga bagian dari operasi rutin itu.

"TNI setiap saat mengirimkan kapalnya untuk mengawasi zona ekonomi eksklusif," katanya.

Pengiriman tujuh Kapal Republik Indonesia ke Natuna pada pekan lalu ditujukan untuk menjaga kawasan tersebut dari aksi pencurian ikan. Empat dari kapal itu akan ditempatkan di Pangkalan Penjaga Laut dan Pantai Tanjung Uban. Sementara sisanya dioperasikan ke perairan Natuna.

Akhir Oktober silam, AS mengerahkan kapal perang mereka ke kawasan sengketa teritorial kepulauan Spratly di Laut Cina Selatan. Kapal perusak milik Angkatan Laut AS, yaitu USS Lassen, terus berlayar hingga hanya berjarak 12 mil laut ke pulau buatan yang dibangun China pada tahun 2014 itu.

Pekan lalu Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Ash Carter, mengunjungi kapal induk USS Theodore Roosevelt yang sedang beroperasi di Laut China Selatan. Saat itu dia mengatakan dengan terbuka, bahwa pemerintah AS menentang proyek reklamasi China di kepulauan Spratly.

Carter pun menyatakan, AS tidak akan menghentikan operasi laut mereka di kawasan Laut China Selatan. Mereka menganggap, kawasan itu merupakan perairan internasional sehingga negara manapun dapat berlayar di sana.

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.