Kamis, 26 November 2015

[World] Pasca Penembakan Jet Rusia, Beda Data

Turki Rilis Rekaman Penyebab Jet Tempur Rusia DitembakPeta rute pesawat Su-24 Rusia yang dirilis Turki. Bomber Su-24 dibuat untuk menggantikan Ilyushin Il-28 dan Yakovlev Yak-28. Su-24 mulai diproduksi pada 1973. Soviet menempatkan pesawat ini di Jerman Timur, pada 1979 dan juga Polandia. Su-24 terlibat dalam peperangan di Afghanistan pada 1984, terakhir Su-24 digunakan Rusia (negara pecahan Uni Soviet) untuk menggempur ISIS di Suriah. [CNN Turki]

Turki merilis rekaman suara untuk memberi peringatan kepada jet tempur Rusia Su-24 yang ditembak jatuh pada Selasa, 24 November 2015. Saat rekaman diaktifkan, terdengar suara dari pihak Turki yang mengatakan kepada pilot Rusia bahwa mereka sedang mendekati wilayah udara Turki dan meminta mereka untuk mengubah arah segera.

Rekaman tersebut muncul setelah Moskow melaporkan satu dari dua pilot jet tempur yang terjun menggunakan parasut mendarat dengan selamat dekat perbatasan Suriah.

Seperti yang dilansir Daily Mail pada 25 November 2015, suara laki-laki terdengar memberikan peringatan kepada pilot Rusia dalam bahasa Inggris bahwa mereka sedang mendekati wilayah udara Turki.

"Angkatan udara Turki berbicara. Anda mendekati ruang udara Turki. Ubah arah Anda menuju selatan segera," suara rekaman peringatan tersebut.

Meski hanya satu peringatan yang terdengar pada rekaman, tapi tentara Turki mengatakan bahwa pilot jet Rusia sudah diperingatkan sebanyak sepuluh kali dalam waktu lima menit sebelum pesawat itu ditembak jatuh.

Para pejabat Turki mengatakan pesawat Rusia pertama kali diberi peringatan saat masih berjarak sepuluh mil dari perbatasan Turki dan pesawat kemudian menyeberang ke wilayah Turki.

"Data yang kami miliki adalah sangat jelas. Ada dua pesawat mendekati perbatasan kami, kami memperingatkan mereka karena mereka terlalu dekat," kata seorang pejabat senior Turki.

Sejauh ini belum ada tanggapan dari Rusia terkait dengan perilisan rekaman tersebut, tapi sebelumnya pihak Rusia masih bersikukuh pesawatnya tidak melanggar dan akan mengambil tindakan serius ihwal masalah tersebut. Sebuah kapal perang pun telah diarahkan ke wilayah perairan Suriah disertai pesawat tempur super canggih.
Tidak Ada PeringatanMenhan Rusia Publikasikan Peta dengan Jalur Penerbangan Su-24. Pesawat jet Russia ditembak jatuh di wilayah Suriah. [RBTH]

Seorang pilot yang selamat dari penembakan jet tempur Rusia oleh Turki pada Selasa, 24 November 2015, menyatakan tidak ada peringatan yang dibuat militer Turki sebelum melepaskan rudal ke arah mereka.

Konstantin Murakhtin, pilot Su-24 Rusia korban F16 Turki yang selamat, bersikeras tidak ada peringatan yang diberikan dan pesawat tidak melanggar wilayah udara Turki.

"Tidak ada peringatan, tidak dengan pertukaran radio atau visual sekalipun. Tidak ada kontak sama sekali," kata Murakhtin, seperti dilansir Express.co.uk pada 26 November 2015.

Murakhtin menjelaskan, dia jelas melihat pada peta yang menunjukkan posisinya saat itu berada di atas wilayah Suriah dekat perbatasan Turki.

"Kami terbang di ketinggian 6.000 meter. Cuaca begitu cerah saat itu, sehingga terlihat begitu jelas," ucapnya.

Pernyataan tersebut dibuat selepas Turki merilis rekaman suara peringatan kepada jet tempur Rusia tersebut. Turki menyatakan ada peringatan sebanyak sepuluh kali dalam kurun waktu lima menit kepada jet yang awalnya tidak diketahui kenegaraannya tersebut.

Pilot lain dari jet Rusia yang diidentifikasi sebagai Sergei Rumyantsev dilaporkan dibunuh tentara pemberontak Suriah yang menembaknya sesaat setelah mendarat menggunakan parasut.

Pernyataan Murakhtin ini didukung pejabat Amerika Serikat yang percaya jet tempur Rusia berada di wilayah udara Suriah saat ditembak jatuh.

Menurut orang dalam Amerika tersebut, hasil citra satelit AS menunjukkan jet berada di dalam wilayah udara Suriah saat penembakan.

Insiden tersebut telah membuat pemerintah Rusia kecewa. Presiden Rusia Vladimir Putin menuturkan "Turki menikam dari belakang" dan "Turki kaki tangan teroris". Sedangkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebutnya sebagai "provokasi yang direncanakan" Turki.

Namun Lavrov telah mengesampingkan pembalasan militer dengan mengatakan Rusia tidak akan berperang dengan Turki.

  Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.