Kamis, 19 November 2015

[World] Saling Incar Kilang Minyak Daesh

Serangan Udara Pimpinan AS Gempur Kilang Minyak ISISAS menggempur sejumlah fasilitas minyak ISIS di Suriah, tetapi mencoba tidak merusak fasilitas itu sepenuhnya seperti dalam perebutan kilang minyak Baiji di Irak. (Reuters/Stringer)

Serangan udara koalisi internasional yang dipimpin Amerika Serikat menggempur setidaknya 175 target di wilayah penghasil minyak utama bagi kelompok militan ISIS sepanjang bulan ini. Washington berjanji akan mengintensifkan upaya untuk menghancurkan sumber pendanan utama ISIS, diperkirakan memberikan lebih dari US$ 1 juta (Rp 13,7 miliar) per hari untuk kelompok militan itu.

Dalam serangan udara tersebut, koalisi berhasi menggempur 116 truk tanker minyak pada awal pekan ini. Ini Pertama kalinya koalisi serangan udara menargetkan kendaraan.

Serangan udara juga menargetkan kilang, pompa dan tangki penyimpanan minyak, menurut penghitungan Reuters dari serangan udara yang diluncurkan oleh Pentagon sejak 22 Oktober lalu.

Kampanye ini menandai serangan udara koalisi yang lebih agresif. Target tersebut sebelumnya dianggap terlarang oleh koalisi sebagai upaya untuk menghindari korban sipil dan membatasi kerusakan infrastruktur minyak yang bisa dipergunakan oleh pemerintah Suriah yang baru.

Pentagon menyatakan pada Jumat (13/11) lalu bahwa serangan udara baru-baru ini di Suriah telah menimbulkan "kerusakan yang signifikan" bagi sumber dana ISIS. Dijuluki "Tidal Wave II", serangan udara ini berkonsentrasi pada fasilitas minyak di dekat Dayr Az Zawr dan Abu Kamal, wilayah yang diperkirakan memberi sumbangan sekitar dua pertiga dari pendapatan minyak ISIS.

Masih belum jelas berapa banyak lagi fasilitas minyak ISIS yang akan digempur oleh Pentagon sehingga upaya pendanaan ISIS bisa ditekan. Meski demikian, ISIS dilaporkan mampu memperbaiki fasilitas minyaknya yang hancur hanya dalam waktu 24 jam.

Tujuan serangan udara AS kali ini adalah untuk melumpuhkan ladang minyak ISIS selama setidaknya satu tahun, tanpa menghancurkan fasilitas tersebut sepenuhnya. Dengan strategi ini, pendanaan ISIS lewat perdagangan minyak dapat dihentikan, namun minyak dapat tetap diakses oleh kelompok lain atau warga sekitar ketika ISIS telah berhasil dikalahkan.

"Tak seorang pun ingin ini menjadi seperti Baiji," kata seorang pejabat AS, mengacu kepada kilang minyak yang sempat dikuasai ISIS di Irak. Gempuran bom As ke Baiji membuat fasilitas minyak itu kini sama sekali tidak dapat digunakan. (ama)

 Pesawat Tempur Rusia Hancurkan 500 Tanker Minyak ISIS 
Foto ketika pesawat tempur Rusia meledakan mobil tanker minyak ISIS (Foto: Daily Mail)

Rusia merilis video yang memperlihatkan bagaimana pesawat tempur mereka yang berhasil menghancurkan 500 konvoi mobil tanker milik ISIS yang menyelundupkan minyak ke Suriah menuju Irak.

Dalam video berwarna hitam putih tersebut memperlihatkan prosesi dari mobil tanker yang diledakan oleh bom yang dijatuhkan pesawat tempur Rusia. Dilaporkan salah satu sumber pemasukan dari ISIS adalah penjualan ilegal minyak, yang sebelumnya milik negara atau swasta dan diambil alih oleh kelompok radikal ini.

Juru Bicara militer Rusia, Mayor Jendral Andrey Kartapolov mengatakan, “ISIS dan beberapa kelompok ekstremis lainnya memiliki operasi yang disebut ‘Pipa berjalan’,” sebagaimana dilansir dari RT, Kamis (19/11/2015).

Pipa berjalan’ adalah sebutan operasi yang dilakukan ISIS untuk mentransport minyak ilegal mereka, dan sering menjadi target serangan Amerika Serikat (AS).

Di dalam beberapa hari saja, angkatan udara kami berhasil menghancurkan 500 truk tanker minyak yang sangat mengurangi kapabilitas ekspor minyak ilegal dari para militan tersebut dan jelas menekan dana pemasukan ISIS,” tambahnya.

AS sendiri melaporkan telah menghancurkan 116 tanker minyak ISIS di wilayah Abu Kamal, timur Suriah.

 Tak Ada Rencana Koordinasi dengan Rusia untuk Lawan ISIS 
Pentagon menyatakan tidak akan bekerjasama dengan Rusia untuk melawan ISIS (Theguardian)

Pentagon memastikan bahwa dalam waktu dekat belum ada rencana untuk melakukan koordinasi dan operasi gabungan dengan Rusia dalam upaya untuk melawan ISIS di Suriah.

"Saat ini, kami tidak memiliki rencana. Kami tidak berkoordinasi dengan Rusia, dan kita tidak melakukan operasi dengan Rusia, tidak pula kami berencana untuk melakukan koordinasi serangan di darat (dengan Rusia)," kata juru bicara militer Amerika Serikat (AS), Steve Warren.

Warren menuturkan bahwa sikap Pentagon akan tetap sama pada kebijakan Rusia di Suriah. Pentagon menegaskan, mereka tidak sejalan dengan Rusia di Suriah, karena Rusia turut menargetkan pemberontak Suriah dalam operasi anti-terorisme di negara tersebut.

Sedangan Pentagon adalah pihak yang mendukung penuh pemberontak Suriah. Pentagon adalah pihak yang memberikan pelatihan dan juga senjata kepada lawan Presiden Suriah Bashar al-Assad tersebut.

Sementara itu, pernyataan Pentagon ini sendiri juga datang tidak lama setelah Rusia mengumumkan bahwa mereka telah sepakat untuk melakukan serangan bersama dengan Prancis di Suriah. Dimana, dalam serangan gabungan pertama yang berlangsung kemarin, 33 orang anggota ISIS dilaporkan tewas. (ian)

 Berikut rekaman yang dirilis pihak militer Rusia : 


   CNN | Okezone | sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.