Senin, 14 Desember 2015

[RIP] Syiah Serang Rombongan Presiden Nigeria

10 Orang Tewas Kaum Syiah serang barikade lintasan rombongan Presiden Nigeria. (Sun News Online)

R
ombongan Presiden Nigeria Muhammadu Buhari diserang anggota sekte Muslim Syiah di Zaria, negara bagian Kaduna. Sekira 10 orang dilaporkan tewas dalam penyerangan yang terjadi pada Sabtu, 12 Desember 2015, malam waktu setempat.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa bentrokan terjadi setelah argumen panas antara anggota sekte Syiah dan tentara Nigeria. Hal itu terkait kunjungan Presiden Muhammad Buhari sebagai tamu sekaligus penerima penghargaan kehormatan dari Universitas Negeri Kaduna (KASU) pada acara Festival Musik Kaduna.

Kaum syiah menutup jalan yang akan dilalui rombongan Presiden Nigeria menuju pertemuan tersebut. Jalan utama yang ditutup antara lain, dari Sabon Gari ke Samaru.

"Ratusan anggota sekte (Syiah) membawa senjata berbahaya. Mereka membarikade jalan dengan api unggun, batu berat dan ban. Mereka menolak dibubarkan dan kemudian mulai menembak dan melempari rombongan dengan benda-benda berbahaya,” kata juru bicara Angkatan Darat, Kolonel Sani Kukasheka Usman, sebagaimana dikutip dari Sun News Online, Minggu (13/12/2015).

Dalam penyerangan yang diduga dilakukan ratusan militan syiah pimpinan El-Zakzaky ini, Kepala Staf Angkatan Darat, Letnan Jenderal Tukur Buratai, lolos dalam penyerangan yang diduga sebagai salah satu upaya kaum syiah untuk membunuh perwira tinggi militer Nigeria tersebut.

Barikade ini jelas merupakan usaha yang disengaja untuk membunuh Kepala Staf Angkatan Darat dan anggota rombongan saat tugas resmi yang sah sebagai tamu kehormatan khusus,” tambahnya.

Kolonel Sani menjelaskan, kunjungan Presiden yang disertai konvoi ini sebelumnya telah dipublikasikan secara luas.

Seorang saksi mata mengaku melihat ada dua orang yang menolak untuk membubarkan diri saat rombangan melintas. Sehingga para pengawal presiden pun melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan anggota Syiah tersebut.

"Saya melihat dua tentara memohon anggota Syiah untuk membubarkan diri dan membuka jalan, tetapi mereka menolak dan kemudian tentara melepaskan tembakan," kata seorang saksi mata, Yusuf Abubakar.

Pemimpin sekte, Sheik Ibrahim El-Zakzaky, dikabarkan telah meninggalkan rumahnya segera setelah kejadian tersebut ke suatu daerah yang dirahasiakan.

Juru bicara Angkatan Darat, Kolonel Usman dalam sebuah pernyataan, menuduh bahwa sekte Syiah atas perintah El-Zakzaky menyerang konvoi Kepala Staf Angkatan Darat saat dalam perjalanan untuk memberi penghormatan ke Kerajaan Emir Zazzau di Kaduna, Nigeria.

 Tentara Nigeria Balas Bunuh 12 Penyerang 
Usai bentrok, rumah pemimpin sekte Syiah, Sheik Ibrahim El-Zakzaky dikepung tentara Nigeria. Namun Zakzaky tidak berada di rumah.

Dilansir dari Washington Post, Minggu (13/12/2015), istri pemimpin Syiah, Zeenah Ibrahim, mengatakan bahwa tentara Nigeria telah menewaskan sedikitnya 12 orang dalam pengepungan di rumahnya.

Sekira 30 orang terluka dalam serangan yang dilakukan tentara Nigeria. Mereka menuduh kami melakukan upaya pembunuhan atas Kepala Staf Angkatan Darat (Letnan Jenderal Tukur Buratai) mereka,” ujar Zeenah.

Sebelumnya, ratusan anggota Syiah diberitakan membarikade jalur yang akan dilintasi rombongan Presiden Nigeria Muhammadu Bahuri pada Sabtu, 12 Desember 2015 waktu setempat. Anggota Syiah tersebut memblokade jalan-jalan dengan menggunakan api unggun, batu-batu besar, serta ban bekas. Mereka juga melempari rombongan presiden dengan benda-benda berbahaya.

Akibat penutupan jalan ini, pasukan pengawal presiden (paspampres) Nigeria melontarkan tembakan peringatan. Tak lama kemudian, bentrok pun pecah di jalan Zaria, Kaduna, negara bagian kedua Nigeria.

Sementara itu, juru bicara Angkatan Darat Nigeria, Kolonel Sani Kukasheka Usman menyatakan aksi yang dimotori pemimpin sekte Syiah ini menargetkan pembunuhan atas Kepala Staf Angkatan Darat Nigeria, Letnan Jenderal Tukur Buratai.

"Pasukan bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan Kepala Staf Angkatan Darat. Setelah mendengar ledakan dan penembakan, tidak ada pilihan selain untuk membela diri dan keselamatan seluruh rombongan. Semua kami lakukan sesuai prosedur, Aturan Keterlibatan dan Kode Etik Tentara Nigeria,” terang Kolonel Sani, sebagaimana dikutip dari Sun News Online.

Ia menegaskan bahwa penyerangan atas rombongan presiden dan upaya pembunuhan atas Kepala Staf AD ini merupakan perilaku yang tidak dapat ditoleransi. (ful)

  Okezone  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.