Senin, 21 Desember 2015

TNI AL Gelar Latihan Operasi Intelijen

Antisipasi TerorismeAnggota Detasemen Jalamangkara (Denjaka) berlatih operasi intelijen kontraterorisme di Gedung Pelni, Jakarta, Minggu (20/12). (ANTARA/M Agung Rajasa)

Seorang tentara berpakaian sipil menyamar sebagai petugas kebersihan. Dari atas dinding di lantai enam, dia membawa tongkat pembersih kaca. Tiba-tiba tongkat itu meledak. Kaca jendela didobrak dan pecah. Petugas itu masuk melalui jendela.

Di lantai dasar gedung penjualan tiket PT Pelni, Kemayoran, Jakarta, seorang prajurit keluar dari mobil. Dia langsung memanjat gedung menggunakan tali yang dijatuhkan dari atas, kemudian masuk melalui jendela di lantai enam.

Adegan tersebut merupakan latihan Operasi Intelijen Kontraterorisme yang dilakukan Staf Pengamanan Kepala Staf TNI Angkatan Laut.

Latihan operasi intelijen kontraterorisme oleh TNI AL di Gedung Pelni, Jakarta. (CNN Indonesia/Prima Gumilang)

Skenario operasi yakni pembajakan di kapal. Kapten kapal dibawa ke darat, lalu disandera di gedung yang tidak diketahui. Anggota intelijen kemudian mencari posisi penyanderaan.

Komandan Latihan Kolonel Dedy Kalimana mengatakan, latihan kali ini mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk, seperti pembajakan kapal dan penyanderaan, termasuk aksi terorisme yang terjadi di laut.

"Ini merupakan kegiatan rutin yang mesti kami tingkatkan. Jika dikaitkan dengan terorisme, ada saja (ancaman)," kata Dedy.

Latihan puncak TNI AL ini difokuskan pada aksi pembebasan sandera oleh pasukan Detasemen Jalamangkara (Denjaka). Sementara aksi penyergapan pembajak kapal dilakukan oleh Satuan Komando Pasukan Katak (Satkopaska) di perairan Muara Angke, Jakarta Utara.

Satu merupakan aksi khusus pembebasan di darat, dan satu lagi penyergapan perompak di laut, di kapal tanker," kata Dedy.

Latihan operasi intelijen kontraterorisme TNI Angkatan Laut di Jakarta. (ANTARA/M Agung Rajasa)

Latihan yang melibatkan pasukan khusus dari Denjaka, Satkopaska, dan Batalyon Intai Amfibi (Taifib) ini bertujuan untuk membangun sinergitas kemampuan intelijen dengan pasukan khusus dalam penggunaan kekuatan TNI AL untuk operasi intelijen.

Tahun ini latihan operasi intelijen terpadu berlangsung 15-18 Desember di Megamendung, Bogor, Jawa Barat. Kegiatan ini diikuti oleh 75 personel, di antaranya 20 anggota intelijen, 9 anggota Denjaka, 9 anggota Kopaska, dan 9 personel anggota Taifib.

Mereka menerima materi latihan seperti dasar-dasar operasi klandestin atau rahasia, dan operasi kontraintelijen, prinsip-prinsip dasar security intelijen, pengorganisasian operasi intelijen, dan penyelamatan kapal serta pembebasan sandera. (agk)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.