Komandan LANTAMAL III Jakarta Memimpin Upacara Penurunan Bendera Ular-ular Perang KRI Sanca815 dan KRI Kobra-867Setelah KRI Viper (820), KRI Tarihu (829), dan KRI Boa (807) diturunkan menjadi KAL, dua lagi KRI dengan platform fiberglass KRI Sanca (815) dan KRI Kobra (867) diturunkan menjadi KAL (JurnalMaritim) ○
Komandan Pangkalan Utama Angkatan Laut (Danlantamal) III Jakarta Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI (Mar) R.M. Trusono, S.Mn., memimpin upacara penurunan bendera ular-ular perang Kapal Republik Indonesia (KRI) Sanca – 815 dan KRI Kobra – 867 di dermaga Jakarta Internastional Container Terminal (JICT) Tanjung Priok Jakarta Utara, Jumat (23/10).
Pada sambutannya, Danlantamal III Jakarta Brigjen TNI (Mar) R.M. Trusono, S.Mn., mengatakan ular-ular perang merupakan salah satu syarat sebuah kapal menjadi kapal perang yang selalu berkibar di tiang Gafel. Oleh sebab itu, upacara penurunan ular-ular perang yang kita laksanakan saat ini, merupakan peristiwa bersejarah sekaligus menandakan peralihan beberapa unsur KRI tersebut dari satuan patroli Koarmabar menjadi unsur patroli di jajaran Lantamal III Jakarta atau lebih kita kenal dengan sebutan Kapal Angkatan Laut (KAL), hal ini dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kasal Nomor Kep/1171/VII/2015 Tanggal 21 Juli 2015.
Lebih lanjut, Danlantamal III Jakarta Brigjen TNI (Mar) R.M. Trusono, S.Mn menjelaskan KRI Sanca–815 dibuat di galangan kapal Fasharkan Manokwari Papua Barat pada tahun 2004, diresmikan pada tanggal 20 Januari 2005. Sedangkan, KRI Kobra-867 dibuat di galangan kapal PT. Palindo Tanjung Pinang pada tahun 2002, diresmikan pada tanggal 29 Mei 2003.
Kapal-kapal tersebut merupakan kapal patroli cepat yang diproduksi oleh bangsa Indonesia sendiri. Sungguh sebuah inovasi yang sangat membanggakan, kapal-kapal tersebut dirancang untuk melaksanakan tugas-tugas operasi keamanan laut terbatas. Dengan dimensi yang relatif kecil, kapal-kapal tersebut dapat bermanuver dengan lincah, bahkan di alur perairan yang sempit, sehingga dapat melaksanakan tugas pengejaran dan pengintaian terhadap berbagai ancaman kejahatan dan pelanggaran hukum di laut.
Pada akhir amanatnya, Komandan Lantamal III Jakarta, menyampaikan harapannya dengan beralihnya KRI Sanca-815 dan KRI-867 menjadi KAL dalam pembinaan Lantamal III hal ini berarti tugas-tugas keamanan laut di wilayah Lantamal III akan dapat melaksanakan lebih optimal lagi.
Kepada seluruh prajurit pengawak kapal Danlantamal III menginstruksikan agar tetap memelihara disiplin, semangat dan profesionalisme sebagai prajurit matra laut untuk melaksanakan tugas-tugas yang dipercayakan kepada kita.
Turut hadir pada acara tersebut, Para Asisten Danlantamal III, Para Kepala Dinas (Kadis), Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Lantamal III dan perwakilan Perwira serta Pegawai Negeri Sipil (PNS) Lantamal III Jakarta.
Dengan Desain Warhead Baru
Lima unit roket pertahanan RHan-122 B berhasil diluncurkan dalam uji dinamis yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2015 di Lapangan Balai Produksi dan Pengujian Roket LAPAN Pameungpeuk, Garut. Pengujian ini dihadiri oleh instansi pemerintahan dan perusahaan BUMN yang tergabung dalam Konsorsium Roket Nasional yaitu Kementerian Pertahanan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), dan PT Dirgantara Indonesia (Persero). Menggunakan peluncur roket PL 112 B dengan laras tunggal GRAD RM-70, lima unit RHan-122 B berhasil diluncurkan dengan baik.
Uji dinamis dilakukan dengan tujuan untuk memvalidasi desain roket RHan-122 B setelah dilakukan perbaikan dengan melakukan pengamatan dan perekaman data performansi roket pada saat diterbangkan, juga untuk menguji integrasi desain dan robustness design roket. Uji dinamis yang dilakukan sebelumnya, 20 Agustus 2015, berhasil dengan baik dan menghasilkan desain motor roket yang dinyatakan sudah freeze. Namun, pengujian beberapa unit saja dirasa belum cukup untuk produk yang akan diproduksi secara massal. Selain itu, desain warhead yang digunakan saat itu dinilai belum dapat digunakan sebagai sistem alutsista. Oleh karena, itu dilakukan perbaikan untuk mendapatkan peningkatan performansi dan efektivitas warhead yang lebih baik. Desain warhead yang saat ini digunakan sudah diuji performanya lewat uji statis yang dilaksanakan pada 16-17 September 2015 lalu.
Kepala Kegiatan uji dinamis ini, yang juga menjabat sebagai Kapuslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan, Laksmana Pertama TNI Budihardja Raden mengatakan bahwa pengujian hari itu telah berhasil dengan baik, namun masih banyak tugas yang menanti Konsorsium Roket Nasional di masa depan, untuk mewujudkan 7 program nasional yang salah satunya adalah roket. “Ini merupakan perjalanan panjang yang belum selesai, namun demikian hari ini kita telah menorehkan satu milestone, satu tanda dalam sejarah roket nasional. Roket Pertahanan 122 B merupakan produk yang akan terus kita kembangkan untuk mencapai kemandirian dalam produksi roket nasional,” tuturnya.
Lima unit RHan-122 B melalui pengujian yang bersifat ground to ocean, dengan menggunakan empat warhead berbeda. Satu unit dengan warhead inert atau dummy, 1 unit dengan warhead asap, 1 unit dengan warhead telemetry, dan 2 unit dengan warhead high explosive. Uji dinamis ini diharapkan akan menghasilkan data-data untuk mengetahui prestasi terbang roket, perilaku terbang roket, serta konsistensi performansi dan jarak jangkau.
Hasil pengujian ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk uji dinamis berikutnya untuk melihat konsistensi performansi roket, sebelum melangkah ke tahap pembuatan tabel tembak dan produksi.
★ Pindad
✈ AS Terpaksa Naikkan Harga ✈ Perdana Menteri baru Kanada, Justin Trudeau, berencana membatalkan membeli F-35 yang berarti juga menarik diri dari pendanaan riset jet tempur siluman itu. (U.S. Navy photo courtesy Lockheed Martin via Getty Images)
Program pengembangan jet tempur canggih terbaru Amerika Serikat F-35 akan terganggu dengan naiknya Justin Trudeau sebagai perdana menteri Kanada yang baru. Trudeau sejak masa kampanye menyatakan akan membatalkan pembelian F-35 dari AS yang berarti menarik pendanaan Kanada untuk pengembangan pesawat siluman ini.
Justin dalam kampanyenya September lalu mengatakan bahwa F-35 terlalu mahal dan memiliki sistem yang bermasalah sehingga tidak layak dinantikan. Dia berkomitmen akan mengembangkan angkatan laut Kanada, bukan kekuatan udara, dan kemungkinan akan membeli jet tempur yang lebih murah untuk menggantikan jet CF-18s buatan Boeing yang mulai menua.
"Banyak pesawat jet lainnya dengan harga yang lebih murah yang terbukti bisa kita gunakan, yang bisa dikirim tepat waktu," kata Trudeau saat itu, dikutip dari Sydney Morning Herald.
Rencana Trudeau ini menuai reaksi dari kepala program F-35 Letnan Jenderal AU Chris Bogdan yang berbicara kepada Kongres AS pada Rabu (21/10).
Dikutip Reuters, Bogdan mengatakan keputusan Kanada akan berdampak pada kenaikan harga F-35 hingga US$ 1 juta. Kenaikan harga ini akan ditanggung oleh delapan negara lainnya yang tergabung dalam program riset dan pengembangan pesawat ini.
Kanada sejak tahun 2001 telah terlibat dalam pendanaan program riset F-35 buatan Lockheed Martin bersama dengan Jepang, Norwegia, Denmark, Italia, Turki, Belanda, Australia dan Inggris. Kanada dibawah pemerintahan Stephen Harper sebelumnya menggelontorkan dana bantuan US$ 150 juta (Rp 2 triliun) untuk riset F-35, mencakup sekitar 2 persen dari total anggaran yang dibutuhkan sebesar US$ 200 miliar.
Kanada sebelumnya telah memesan 65 F-35 untuk menggantikan CF-182 buatan Boeing CO. Harga F-35 yang dibanderol AS untuk Kanada antara US$ 80 (Rp 1 triliun) hingga US$ 100 juta (Rp 1,3 triliun) per unit yang akan mulai dikirim pada 2017.
Selama 15 tahun pengembangan, F-35 mengalami banyak kendala, kebanyakan karena kerusakan pada piranti keras dan lunak. Namun jika dinyatakan siap tempur, pesawat ini akan jadi senjata udara yang termahal dalam sejarah militer dunia.
F-35 digadang memiliki kemampuan pesawat siluman, mengacaukan radar, kecepatan supersonik, dan teknologi sensor yang luar biasa canggih. Namun banyak kritik yang mengatakan pengembangan pesawat ini terlalu memakan banyak biaya karena tidak juga rampung.
Jika Trudeau benar-benar akan menarik diri dari program itu, berarti Kanada akan kehilangan US$ 150 juta yang telah dikeluarkan dan Lockheed Martin akan kehilangan pesanan puluhan pesawat. Selain itu, Trudeau juga harus mencari pengganti CF-18s yang lainnya.
Situs berita Fortune menuliskan beberapa pesawat pesaing ketat F-35 yang mungkin akan dipilih Trudeau. Di antaranya adalah jet mesin ganda Rafale buatan perusahaan Perancis Dassault Aviation, jet mesin tunggal Gripen buatan perusahaan Swedia Saab Group, Eurofighter Typhoon, atau bahkan F/A-18 Super Hornet buatan Boeing yang merupakan versi lebih modern dari CF-18s.
"Termurah yang bisa mereka beli adalah Gripen, tapi sejujurnya, pemenang dengan peluang terbesar adalah Super Hornet. Jet ini (Super Hornet) cocok dengan armada yang ada, biayanya lebih ringan dan bermesin tunggal yang biasanya dipilih oleh Kanada," kata Richard Aboulafia, wakil presiden lembaga analisa pertahanan dan antariksa, Teal Group. (stu)
Serangan Udara Rusia Disebut Hantam Rumah Sakit di SuriahSerangan udara Rusia di Suriah dikabarkan menghantam sembilan rumah sakit (Macedoniaonline) ●
Sembilan serangan udara yang dilancarkan oleh Rusia dikabarkan menghantam rumah sakit atau klinik lapangan yang beroperasi di tengah-tengah konflik yang terjadi di Suriah.
Syrian-American Medical Society, yang mengoperasikan beberapa fasilitas kesehatan di Suriah mengatakan, serangan mematikan yang dilakukan oleh Rusia pada awal pekan ini telah menghantam rumah sakit.
"Serangan ini menambah jumlah rumah sakit yang terkena serangan udara Rusia, dimana sebelumnya berjumlah 8 buah, serta 313 serangan terhadap fasilitas medis sejak awal konflik," bunyi pernyataan kelompok tersebut seperti disadur dari laman Al Arabiya, Jumat (23/10/2015).
Dalam laporannya, lembaga tersebut juga mengatakan, beberapa fasilitas telah terkena serangan pemboman yang dilakukan oleh Rusia. Diantara fasilitas yang terkena serangan itu termasuk di provinsi pesisir Mediterania, Latakia, dan provinsi Hama pada 2 Oktober lalu dan di provinsi barat laut Idlib pada Selasa lalu.
Serangan terbaru menewaskan dua tenaga medis dan setidaknya 10 warga sipil, serta melukai 28 warga sipil lainnya.
Rusia Sewot Serangan Udaranya Disebut Hantam RS di Suriah Rusia bantah jika serangan udaranya menghantam rumah sakit (Ministry of Defense of the Russian Federation) ●
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia membantah laporan media Barat yang menuduh serangan udara Rusia telah menghantam rumah sakit lapangan yang ada di barat laut Suriah dan menewaskan 13 orang. Laporan tersebut didasarkan pada sumber yang berasal dari Observatorium HAM untuk Suriah yang berbasis di London, Inggris.
"Ada laporan media massa yang menyatakan bahwa pesawat Rusia membom sebuah rumah sakit lapangan yang ada di Idlib, barat laut Suriah dan dilaporkan menewaskan 13 orang. Saya tidak bisa mengatakan bahwa laporan ini ditulis oleh wartawan, tetapi hanya berdasarkan prasangka mereka," tegas Jubir Kemenlu Rusia, Maria Zakharova seperti disitir dari laman Russia Today, Jumat (23/10/2015).
Zakharova pun mempertanyakan validitas dari laporan Observatorium HAM untuk Suriah, mengingat lembaga tersebut berada di Inggris dan tidak memiliki akses langsung ke Suriah.
Dia juga mengatakan, peran Rusia dalam konflik di Suriah ditujukan untuk melindungi warga sipil. Sedangkan kelompok teroris terus mendapatkan bantuan dari orang lain dan peralatan dari luar negeri yang cenderung berbahaya.
"Fakta-fakta ini menimbulkan pertanyaan mengenai apakah pihak yang terlibat dalam konflik di Suriah benar-benar tertarik dalam penyelesaian damai dan bagaimana tujuan ini didamaikan dengan dukungan keuangan dan teknis untuk kelompok-kelompok bersenjata anti pemerintah, termasuk mereka yang langsung bekerja sama dengan teroris," tutur Zakharova.
Sebelumnya dikabarkan, serangan udara Rusia menghantam sejumlah rumah sakit. Syrian-American Medical Society telah menghantam sejumlah rumah sakit dan klinik lapangan. Serangan terbaru di provinsi barat laut Idlib pada Selasa lalu menewaskan dua tenaga medis dan setidaknya 10 warga sipil serta melukai 28 warga sipil lainnya.
Putar Haluan, Yordania Gabung dengan Koalisi Rusia Menlu Rusia, Sergei Lavro, dan Menlu Yordania, Nasser Judeh, saat bertemu di Moskow pada bulan Desember tahun 2013 lalu (Russia Today) ●
Yordania, salah satu anggota koalisi Amerika Serikat (AS) dalam memerangi ISIS di Suriah, memutuskan untuk memutar haluan dan bergabung dengan koalisi bentukan Rusia.
Keputusan Yordania bergabung dengan koalisi bentukan Rusia itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
"Rusia dan Yordania sepakat untuk menciptakan pusat koordinasi di Amman, yang nantinya akan digunakan oleh kedua negara untuk berbagi informasi tentang operasi kontra terorisme," begitu kata Lavrov seperti dikutip dari laman Russia Today, Jumat (23/10/2015).
Dikatakan oleh Lavrov, Yordania akan memainkan bagian yang positif dalam menemukan solusi politik dalam konflik di Suriah melalui negosiasi antara Damaskus dan pasukan oposisi. Peran inilah yang diinginkan oleh pihak Rusia.
"Berdasarkan perjanjian antara Yang Mulia Raja Abdullah II dan Presiden Rusia Vladimir Putin, militer dari kedua negara telah sepakat untuk mengkoordinasikan segala tindakan yang akan dilakukan, termasuk misi pesawat militer di atas wilayah Suriah," kata Lavrov.
Sedangkan rekannya Menteri Luar Negeri Yordania, Nasser Judeh, akan berfungsi sebagai komunikator bagi militer kedua negara. Dalam kesempatan itu, Lavrov juga menyerukan perlunya peningkatan upaya untuk mengalahkan ISIS dan kelompok militan lainnya di Suriah, serta memulai transisi politik.
"Ini akan memerlukan negosiasi skala penuh antara pemerintah Suriah dan seluruh spektrum oposisi, baik di dalam dan luar negeri, dengan dukungan aktif dari negara lain. Rusia akan mengambil bagian dalam menciptakan kondisi untuk tercapainya proses tersebut," kata Lavrov sembari menambahkan, Yordania mungkin memainkan peran yang positif dalam proses tersebut. (ian)
PDRM dilengkapkan aset tempur baharu RM535.7jKenderaan tempur 4x4 IAG Jaws (Malaysian Defence)
Kementerian Dalam Negeri hari ini menandatangani lapan kontrak perolehan dan sewaan berjumlah lebih RM315.9 juta dalam usaha kerajaan mempertingkatkan lagi aspek keselamatan negara.
Kontrak tersebut termasuklah pembelian dua buah helikopter moden jenis Agusta Westland AW139 serta lapan kenderaan tempur berperisai 4x4 jenis IAG Jaws untuk kegunaan Polis Diraja Malaysia (PDRM).
Dua surat setuju terima (LoA) penyelenggaraan pesawat 350 King Air milik PDRM bernilai RM82.7 juta dan percetakan kertas saman trafik oleh Percetakan Nasional Malaysia Berhad (PNMB) bernilai RM20.9 juta turut dipersetujui menjadikan jumlah keseluruhan perjanjian adalah RM535.7 juta.
Selain itu, satu memorandum persefahaman (MoU) antara syarikat pertahanan Jerman, EMT Penzburg dengan syarikat tempatan, Drei Sohne Technologies Sdn. Bhd. (DST) bagi menghasilkan pesawat tanpa pemandu (UAV) Malaysia juga ditandatangani.
Kesemua perjanjian perolehan dan sewaan itu disaksikan Timbalan Perdana Menteri, Datuk Seri Dr. Ahmad Zahid Hamidi yang juga Menteri Dalam Negeri sempena Persidangan dan Pameran Khas Polis Asia (GPEC) 2015.Jaws APC dikembangkan dari platform kendaraan sipil chassis Toyota Land Cruiser 200 (Army Recognition)
Dalam majlis itu, Kementerian Dalam Negeri diwakili Ketua Setiausahanya, Datuk Seri Alwi Ibrahim.
Dua helikopter AW139 yang akan dioperasikan Unit Udara PDRM itu dibekalkan Galaxy Helicopters (M) Sdn. Bhd., manakala lapan kenderaan tempur IAG Jaws yang dipercayai akan digunakan di Kawasan Keselamatan Khas Pantai Timur Sabah (Esscom) dibekalkan Global Komited Sdn. Bhd.
Yang turut tersenarai dalam kontrak perolehan itu ialah pembekalan alat pemantauan elektronik (EMD) oleh Ujud Sentosa Sdn. Bhd. bagi kegunaan ke atas tahanan Akta Kesalahan Keselamatan (Langkah-langkah Khas) 2012 (SOSMA) dan Akta Pencegahan Jenayah (POCA).
Tidak terkecuali ialah pembelian raifal tempur Colt M4 dengan peluru berkaliber 5.56 milimeter yang dihasilkan syarikat pertahanan tempatan, SME Ordanance Sdn. Bhd. bagi kegunaan anggota polis.
Bagi kontrak sewaan pula, kementerian itu menandatangani perjanjian dengan syarikat penerbangan Malaysia Airlines Berhad (MAB) dan AirAsia Berhad (AirAsia) untuk operasi-operasi khas.
★ Utusan
Untuk evakuasi korban asap KRI dr. Soeharso-990. [DOK.Dispenal]
TNI Angkatan Laut telah menyiapkan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) yakni Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990 dan KRI Banda Aceh-593. Kedua KRI ini akan dijadikan tempat evakuasi bagi korban asap terutama anak-anak dan balita di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang selama ini masih terjadi bencana korban asap.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI M. Zainudin, S.H., M.M., Jumat (23/10), di Markasa Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur seperti dilansir dalam siaran pers diterima JPNN.com.
“Kami akan menyediakan kapal ini sebagai tempat tinggal sementara, khususnya anak-anak dan balita. Setidaknya sampai kondisi udara membaik,” katanya.
Evakuasi dengan kapal perang itu dilakukan apabila indeks standar pencemaran udara (ISPU) di daerah terdampak kabut asap sudah mengkhawatirkan sehingga upaya lain tak dapat ditempuh.
Ia menjelaskan keputusan pengerahan kapal perang jenis LPD ini merupakan kebijakan Pemerintah yang telah disampaikan oleh Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dalam rangka penanganan bencana kabut asap.
“Pemerintah akan fokus terhadap evakuasi warga, terutama para anak dan balita. Kemungkinan, untuk sementara waktu, para anak dan balita akan ditempatkan di kapal perang selama beberapa hari agar terhindar dari kabut asap yang semakin pekat,” kata Kadispenal.
Sebagai tempat evakuasi, KRI Banda Aceh-593 dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta akan ditempatkan di Palembang dan KRI dr. Suharso-990 dari jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Satban Koarmatim) akan ditempatkan di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.
“Fokus utama penanganan kemanusian adalah evakuasi terhadap anak-anak kecil dan balita yang berada di daerah-daerah terdampak kabut asap. Teknis evakuasi akan dikoordinasikan dengan pihak Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan,” tandas Laksma TNI M. Zainudin.
Selain kapal perang, TNI AL juga telah mengerahkan pasukan Korps Marinir untuk melakukan pemadaman titik-titik api di hutan yang terbakar.
“Sampai saat ini pasukan Marinir masih berada di lokasi kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, bahu-membahu bersama TNI AD, TNI AU, Basarnas, BNPB, serta masyarakat lainnya,” katanya.(fri/jpnn)
★ jpnn
The close defence relations between India and Indonesia have been growing steadily with regular joint activities and exchanges of personnel between the Armed Forces of the two countries. Under the broad ambit of this Strategic Partnership, Indonesian Navy and the Indian Navy have been carrying out coordinated patrolling twice a year since 2002 near the International Maritime Boundary Line to keep this vital part of the Indian Ocean region safe and secure for commercial shipping and international trade.
The aim of the co-ordinated exercise is to enhance mutual understanding and inter-operability between the navies, prosecute vessels engaged in unlawful activities like illegal fishing, drug trafficking, gun running and smuggling.
The 26th edition of India-Indonesia Coordinated Patrol (CORPAT) was conducted from 3rd Oct to -19th Oct 2015. The Indonesian Navy was represented by an anti submarine corvette, KRI Teuku Umar 385 and a Maritime Patrol aircraft CN 235 whilst INS Saryu and one IN Dornier represented the Indian Navy. INS Saryu and IN Dornier had visited the port of Belawan, Indonesia from 30th Sep to 3rd Oct 15 to participate in the Opening Ceremony. Vice Admiral Pradeep Kumar Chatterjee PVSM, AVSM, NM, Commander-in-Chief Andaman and Nicobar Command witnessed the Opening Ceremony accompanied by Commodore Deepak Kumar Naval Component Commander. The opening ceremony was followed by three phases of patrolling by both the navies.
The maiden Bilateral Exercise between the Indian and Indonesian navies was conducted from 17 - 18 Oct 2015. The exercises included SAR Operation, Tactical Exercise, VBSS Drills, Surface Firing, Aircraft and Helicopter Operation.
The exercise culminated with a closing ceremony held at Port Blair from 19 to 22 Oct 15 under the aegis of the Commander in Chief, Andaman and Nicobar Command. A high level Indonesian delegation headed by Rear Admiral Achmad Taufiqoerrochman M., S.E, Commander-in-Chief, Western Fleet Command visited the Andaman and Nicobar Command for the closing ceremony.
★ andamanchronicle
Perundingan pembelian pesawat amfibi baru dimulai antara pihak Indonesia yang diwakili KBRI di Tokyo dengan pihak Jepang, Jumat (23/10/2015) Infografis US2 Shin Maywa [defence.pk]
Indonesia akan membeli pesawat amphibi dari Jepang dalam waktu dekat. Perundingan baru dimulai antara pihak Indonesia yang diwakili KBRI di Tokyo dengan pihak Jepang.
"Presiden kita sudah menandatangani kesepakatan jual beli ini dengan pihak Jepang lewat MOU Pertahanan Indonesia-Jepang dan kini kita sedang bicarakan soal teknisnya," papar Ben Perkasa Wakil Duta Besar Indonesia di KBRI Tokyo khusus kepada Tribunnews.com pagi ini Jumat (23/10/2015).
Amphibi US-2 yang akan dibeli Indonesia itu masih dalam proses pembicaraan khususnya dengan pembuatnya, Shin Maywa perusahaan Jepang.
"Itu multi function bisa untuk SAR, pemadam kebakaran, patroli pengawasan di pulau terpencil, penanganan cepat kecelakaan di laut, dropping logistik sampai terjunkan pasukan TNI di berbagai lokasi," papar Tawakal Syaifulhaq, mantan atase pertahanan KBRI Tokyo yang hari ini serah terima dengan pejabat yang baru Ian Fuady.
Mesin amphibi tersebut butuh take off dan landing hanya butuh jarak 350 meter di laut, "Bisa berjalan pada ketinggian ombak 3 meter. Sangat baik sekali khususnya bagi Indonesia yang memiliki banyak pulau bagi pertahanan dalam negeri Indonesia," tambahnya.
Penawaran dari Shin Maywa telah dilakukan dan presentasi sudah dilakukan dengan harga sekitar 100 juta dolar AS per unit.
★ Tribunnews
Yonkav 12, Mempawah akan diisi dengan 53 tank ringan dan medium (MD)
Untuk meningkatkan pengamanan wilayah perbatasan di Kalimantan Barat, TNI Angkatan Darat akan membangun Markas Komando Batalyon Kavaleri (Mako Yonkav) 12 di Desa Peniti, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Komandan Pussen Kav Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Anang Dwitono, menuturkan nantinya batalyon ini akan di perkuat dengan 431 prajurit TNI AD yang terdiri Prada hingga Komandan Batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
"Untuk materiilnya akan ada 53 Unit kendaraan Tempur, yang diantaranya jenis medium tank," kata Anang, Jumat (23/10/2015).
Saat ini, batalyon khusus kendaraan tempur kavaleri tersebut masih dalam proses tahap persiapan dan perencanaan. Kebutuhan air yang akan menjadi sumber kehidupan para prajurit nantinya juga masih menjadi pertimbangan dalam proses pembangunan.
"Anggaran untuk membangun ini sekitar 200 miliar yang bersumber dari APBN, yakni hingga tahun 2019, namun nantinya 2017 kendaraan tempur tersebut secara bertahap dan berbagai jenis sudah berada di sini," kata Anang.
Status tanah yang akan menjadi lokasi pembangunan batalyon kavaleri tank tersebut merupakan hibah dari pemerintah.
"Masyarakat tidak ada yang komplain, justru keberadaan kita di sini berpengaruh ke masyarakat, terutama masalah perekonomian, selain daerah berkembang dan harga tanah naik, dan juga masalah keamanan, keberadaan kami diharapkan dan didukung oleh masyarakat sini. Kami sama-sama saling mendukunglah sesuai dengan slogan TNI 'Bersama Rakyat TNI Kuat'," tuturnya,
★ Kompas
Puluhan perwira AS dilaporkan mendadak kunjungi kapal induk China, Liaoning. (Reuters) ●
Puluhan perwira Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mendadak mengunjungi kapal induk China, Liaoning. Kunjungan itu terjadi ketika AS dan China sedang terlibat ketegangan terkait polemik klaim teritorial Laut China Selatan oleh Beijing.
Ketegangan kedua negara itu sempat memuncak ketika Washingtonn menyatakan ingin mengirim kapal perangnya ke dekat pulau buatan China di wlayah sengketa itu. Selain itu, kapal amfibi AS bersama pasukan Filipina juga melakukan latihan perang gabungan di dekat Laut China Selatan.
Laporan mendadak 27 perwira AS ke kapal induk China, Liaoning itu dilaporkan media China, Global Times, dalam editorialnya pada hari Rabu kemarin. Media yang berafiliasi dengan para pemimpin China dari Partai Komunis itu menulis bahwa China menyambut kedatangan 27 perwira AS.
“Tur adalah langkah yang baik yang menampilkan ketulusan China dengan AS di bidang militer,” tulis media China itu. ”Tetapi Beijing harus meningkatkan transparansi dalam hal kecepatan diri sendiri,” lanjut editorial media itu, seperti dikutip Sputnik, Kamis (22/10/2015).
Media Beijing lainnya, China Military Online, melaporkan para perwira AS yang berkunjung ke kapal induk Liaoning itu membahas berbagai isu termasuk latihan personel untuk strategi pembangunan kapal induk. Mereka juga melakukan perjamuan di kapal.
Kunjungan puluhan perwira AS itu sejatinya bukan hal aneh. Sebab, para perwira Angkatan Laut China juga pernah mengunjungi AS pada bulan Februari lalu. Kunjungan 27 perwira AS itu diduga sebagai kunjungan balasan. (mas)
Satu orang tentara AS tewas dalam operasi pembebasan sandera di Irak (IBtimes)
Seorang tentara Amerika Serikat dikabarkan tewas dalam sebuah operasi pembebasan terhadap puluhan sandera asal Kurdi di Irak, semalam. Hal ini diungkapkan oleh dua pejabat Amerika Serikat yang identitasnya minta dirahasiakan.
Dalam operasi itu, menurut sumber tersebut, 70 sandera berhasil dibebaskan oleh pasukan AS. Operasi ini digelar pasukan AS bersama pasukan Kurdi dan pasukan Irak. Operasi itu berlangsung di Hawija, Provinsi Kirkuk, Irak utara, seperti dikutip dari laman CNN, Kamis (22/10/2015).
Operasi ini dilakukan lebih dari sebulan setelah pasukan keamanan Kurdi mengatakan kelompok ekstrimis ISIS menculik puluhan orang di dekat Hawija. Namun, belum diketahui secara jelas apakah operasi penyelamatan tersebut terkait dengan laporan tersebut.
Kurdi adalah kelompok etnik dengan wilayah otonom di Irak utara. Kurdi Peshmerga adalah kekuatan militer yang melindungi wilayah ini. Kelompok ini telah berjuang menghadapi ISIS yang menempati wilayah Irak dan Suriah untuk membangun apa yang mereka sebut sebagai Khilafah Islam. (ian)
Rusia Sambut Kunjungan Kejutan Assad, AS MeradangPresiden Suriah, Bashar al-Assad (kiri) lakukan kunjungan kejutan ke Moskow yang membuat AS meradang. (Sputnik) ☠
Pemerintah Amerika Serikat (AS) meradang dengan sikap Rusia yang menyambut kunjungan kejutan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Presiden Assad dalam kunjungan langkanya itu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolong Suriah.
Gedung Putih mengecam Rusia yang mereka anggap menyiapkan “karpet merah” untuk Assad di Moskow. ”Kami melihat sambutan karpet merah untuk Assad, yang telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri,” kata juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/10/2015).
“Itu bertentangan dengan tujuan Rusia yang menyakan akan menciptakan transisi politik di Suriah,” lanjut Schultz.
Departemen Luar Negeri AS, mengaku tidak terkejut dengan kunjungan pertama Assad ke luar negeri sejak awal perang sipil di Suriah itu. ”Ini tidak mengherankan bahwa Bashar al-Assad akan melakukan perjalanan ke Moskow, mengingat hubungan Suriah dengan Rusia, dan mengingat kegiatan militer baru-baru ini oleh Rusia di Suriah atas nama Bashar al-Assad,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby.
Dalam kunjungan langkanya ke Moskow, Assad disambut Presiden Putin. Dia mengucapkan terima kasih kepada Rusia untuk dukungan militer Kremlin dalam mempertahankan kedaulatan wilayah Suriah.
”Teroris akan menduduki wilayah yang jauh lebih besar jika tidak ada bantuan militer Rusia," kata Presiden Assad. ”Satu-satunya tujuan bagi kita semua adalah rakyat Suriah yang ingin melihat masa depan negara mereka,” lanjut Assad. (mas)
AS Cs Marah Besar Rusia Buat Langkah Mengerikan Peta konflik di Suriah antara koalisi AS, ISIS dan pro-Rusia. (Daily Mirror) ☠
Kunjungan kejutan Presiden Suriah Bashar Assad ke Moskow dinilai sebagai indikasi bahwa pemimpin Suriah itu jadi lebih percaya diri di panggung dunia karena dibela Rusia. Menurut para analis politik dan perang, kunjungan Assad itu telah membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di NATO marah besar.
”Kami melihat Rusia mengambil peran kepemimpinan di panggung internasional,” kata analis geopolitik Patrick Henningsen kepada Russia Today, semalam. Dia menekankan bahwa upaya Barat untuk mengalahkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah “menyeret tanpa hasil yang konklusif”.
“Rusia pada dasarnya ada di pihak bawah tanah yang telah berlangsung selama empat tahun,” kata Henningsen mengacu dukungan Kremlin untuk rezim Suriah sejak awal perang sipil di Suriah. ”Negara-negara seperti AS, Turki, Yordania dan sekutu NATO seperti Inggris dan Prancis telah mampu beroperasi dalam bayang-bayang. Rusia pada dasarnya menerobos dan menyalakan lampu,” ujarnya.
”Mereka sangat marah di Washington dan masih membuang amarah, dan mengatakan Rusia telah membuat langkah yang mengerikan,” imbuh Henningsen. Dia berpendapat bahwa AS sejatinya ingin sekali melihat Rusia sama seperti saat berada di Afghanistan yang mengalami kekalahan di masa lalu.
Hanya saja, operasi militer Rusia di Suriah kali ini sangat berbeda dibanding saat mereka beraksi di Afghanistan. ”Karena Rusia telah diundang oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis hukum di Damaskus,” kata Henningsen, mengacu pada permintaan resmi Presiden Assad.
Henningsen mengatakan bahwa jika Barat benar-benar serius menangani ancaman teroris, mereka akan bekerja dengan pemerintah Assad. Sebab, kekuatan darat mereka memiliki dasar intelijensi.
”Ini adalah apa yang Rusia lakukan. Negara ini baru saja pergi dan telah bekerja dengan pemain kunci yang mereka butuhkan untuk bekerja,” imbuh dia.
Henningsen menambahkan bahwa dengan 22.000 bom yang dijatuhkan koalisi AS terhadap basis ISIS dalam 13 bulan terakhir, seharusnya kelompok itu sudah lenyap.
Suriah Ingin Dipecah
Pakar Timur Tengah, Willy Van Damme, mengatakan bahwa AS dan sekutu Barat serta Arab-nya telah berada dalam kekacauan yang lengkap. Mereka, kata, Damme, kini saling berdebat satu sama lain.
“Beberapa dari mereka ingin membagi Suriah, sedangkan yang lain ingin menaklukkannya seperti Prancis, Turki yang ingin bagian dari Suriah utara dimasukkan dalam semacam Kekaisaran Ottoman dengan ‘Sultan’ (Recep Tayyip) Erdogan.”
Daniele Ganser, seorang peneliti perdamaian dan ahli NATO, mengatakan strategi Pentagon dalam perang melawan ISIS dan sekaligus mendukung militan yang melawan Assad sama sekali tidak bekerja.
“Pentagon selalu mengatakan, 'Kami tidak ingin menjatuhkan senjata ke ISIS,' dan mereka selalu mengatakan mereka tidak mendukung musuh radikal Assad. 'Kami mendukung musuh moderat Assad’,” kata Ganser menirukan klaim AS selama ini.
”Ini selalu menjadi perbedaan yang sangat sulit untuk, membuat kami paham, kami memiliki orang-orang di Irak yang berjuang di gadis depan bertahun-tahun lalu dan mengatakan, 'Ada senjata yang dijatuhkan oleh Inggris dan AS' dan senjata itu jatuh ke tangan ISIS," imbuh Ganser. (mas)
Rusia Nilai Sikap AS Soal Kunjungan Assad Berlebihan Rusia menilai sikap Amerika Serikat (AS) terkait kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Rusia telalu berlebihan. (Itar-tass) ☠
Rusia menilai sikap Amerika Serikat (AS) terkait kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Rusia telalu berlebihan. Negeri Beruang Merah itu benar-benar mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukan oleh AS.
"Kami hanya bisa menyesali bahwa Washington melihat dengan kecurigaan dan permusuhan upaya kami, yang dilakukan pada tingkat tertinggi dengan tujuan untuk menyelesaikan krisis, yang sebagian besar dari kebijakan dan kekeliruan AS di Timur Tengah," Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov saat melakukan kunjungan kerja ke Argentina, seperti dilansir Itar-tass pada Kamis (22/10).
Seperti diketahui, Gedung Putih mengecam Rusia yang mereka anggap menyiapkan “karpet merah” untuk Assad di Moskow. Menurut mereka, sikap Rusia yang menerima Assad itu bertentangan dengan tujuan Rusia yang akan menciptakan transisi politik di Suriah.
”Kami melihat sambutan karpet merah untuk Assad, yang telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Itu bertentangan dengan tujuan Rusia yang akan menciptakan transisi politik di Suriah," ujar juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz.
Terkait pernyataan Schultz tersebut, Ryabkov juga tidak luput untuk memberikan komentar. Menurutnya, dalam pembicaraan antara Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin, isu mengenai penyelesaikan konflik melalui jalur politik di Suriah menjadi pembahasan utama.
"Selama pembicaraan di Kremlin, penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur politik menjadi fokus perhatian. Percakapan terbuka antara Presiden Rusia dengan Presiden Suriah yang sah telah menjadi prioritas utama untuk mencari cara untuk solusi politik," ucapnya. (esn)