Senin, 18 Januari 2016

3 Heli Serbu dan 312 Prajurit di Berau

Ilustrasi Helikopter Serbu TNI AD [Tribunnews]

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Jumat (15/1) kemarin, mengecek kesiapan persiapan fasilitas militer Skuadron 13/Serbu, di Berau, Kalimantan Timur. Secara bertahap, TNI bakal menempatkan heli serbu, untuk memperkuat kawasan perbatasan di Kalimantan Utara, dengan negara tetangga.

Jenis heli yang akan ditempatkan di Skuadron 13/Serbu itu diantaranya Fennec, Bolcow hingga Bell-412, dengan perkuatan personel sebanyak 312 prajurit TNI AD.

Ini bertahap akan kita penuhi, tidak bisa sekaligus. Yang jelas, akan kita perkuat personel, dan juga alutsista di skuadron ini,” kata Mulyono, kepada wartawan, di Tanjung Redeb.

Dalam evaluasi sementara ini, Mulyono menilai kesiapan fasilitas rencana Skuadron 13/Serbu di Berau, sudah sangat bagus. Mulyono memastikan komitmen TNI AD, untuk melengkapi dengan sejumlah fasilitas penunjangnya. “Kita tetap konsisten untuk memenuhi fasilitas di daerah dalam upaya menjaga keamanan di perbatasan,” ujar dia.

Dijelaskan Mulyono, rangkaian kegiatan dia di Kalimantan Utara dan di Kalimantan Timur, untuk mengecek lebih dekat kesiapan personelnya. Sebelumnya, Mulyono telah melakukan pengecekan yang sama ke kota Tarakan dan Nunukan di Kalimantan Utara.

Kunjungan kita ini merupakan kunjungan kerja untuk melihat kesiapan personel dan fasilitas di wilayah perbatasan. Sebelumnya, saya juga melihat pangkalan drone (pesawat mini tanpa awak) di Nunukan. Itu juga menjadi lokasi kita untuk melakukan pemantauan daerah-daerah blankspot. Dalam artian, belum ada pengamanan yang kuat. Kalau di Berau ini, dalam rangka gelar kekuatan militer,” jelas Mulyono.

Dalam kunjungannya ke Berau, Mulyon mendarat di Tanjung Redeb menggunakan dua heli jenis Bell-412 nonor 5166 dan 5179. Dia diterima langsung Dirbincab Puspenerbad Kolonel Pnb Agus Siswanto, didampingi Komandan Kodim 0912/TRD Letkol Inf Ahmad Hadi Al Jufri di Skuadron 13/Serbu.

 Dua Jenis Drone Akan Beroperasi di Kabupaten Nunukan 

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono mengatakan, ada dua jenis drone yang akan dioperasikan untuk mengawasi perbatasan Republik Indonesia-Malaysia di Kabupaten Nunukan.

Satu jenis UAV fix-winged sedangkan satunya Rotary-wing jenis multi-rotor.

Jumlahnya nanti,” ujarnya, Kamis (14/1/2016) saat berada di Kabupaten Nunukan.

Untuk mengoperasikan drone dimaksud, akan digunakan dua pangkalan masing-masing berada di Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik dan Kecamatan Siemanggaris.

Kan lapangan sudah selesai, tinggal bagaimana operasional yang harus kita rancang,” ujarnya.

Dia belum bisa memastikan, kapan drone itu mulai beroperasi di wilayah udara Kabupaten Nunukan.

Realisasi kita rencanakan nanti,” ujarnya.

Dia mengatakan, pengoperasian drone di perbatasan ini untuk menindaklanjuti perintah Presiden Republik Indonesia.

Saat berkunjung ke Kabupaten Nunukan pada akhir 2014, Presiden Joko Widodo memastikan akan menempatkan pesawat tanpa awak, drone di Kabupaten Nunukan.

Dorne dimaksud akan mengawasi perbatasan Republik Indonesia-Malaysia terutama di titik-titik blank.

Jokowi menekankan, penggunaan drone sangat penting untuk mengawasi kawasan perbatasan yang begitu luas.

Karena apapun negara seluas ini, kalau kita awasi langsung dengan patroli, mau butuh berapa ribu kapal kita? Dengan pesawatpun seluas ini,” ujarnya.

Meskipun memastikan menggunakan drone untuk mengawasi perbatasan, pengerahan TNI dan Polri di kawasan perbatasan dianggap masih sangat perlu.

Yah perlu dong. Tetapi perlu, tetapi sekali lagi kalau dengan drone menjadi lebih efisien. Karena mana yang dilanggar? Mana yang kapal, yang sudah masuk akan kelihatan di situ,” ujarnya.

KSAD mengatakan, kunjungannya ke Kabupaten Nunukan ini juga untuk menindaklanjuti kebijakan pemerintah maupun Panglima TNI yang memperioritaskan pembangunan di daerah perbatasan.

Itu Panglima TNI sudah menggariskan, kita harus mengevaluasi dan memperkuat kembali pos-pos perbatasan agar lebih efektif di dalam tugas-tugas TNI,” katanya.

Sebagai KSAD, dia ingin mengetahui langsung kondisi di perbatasan Republik Indonesia-Malaysia.

Karena di sini juga ada peleton- peleton yang menjadi pembinaan saya. Saya juga pingin tahu seperti apa kegiatan mereka? Apa kesulitan mereka?” ujarnya.

Dengan mengetahui persoalan yang dihadapi para prajurit di lapangan, selaku KSAD dia juga bisa mengambil kebijakan untuk mengembangkan satuan-satuan di perbatasan negara. (*)
 

  Koran Kaltim | Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.