Minggu, 03 Januari 2016

Dubes Rusia Tantang Media di Indonesia

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengkritik salah satu surat kabar di Indonesia yang dianggap telah menyebarkan berita fitnah sekaligus kampanye anti-Rusia di Indonesia. Demikian hal tersebut disampaikan sang dubes dalam sesi jumpa pers di atas kapal perang antipermukaan Rusia "Bystry" di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (28/12). Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin meyakini bahwa AU Rusia selalu memberikan data konkret bahwa mereka hanya menyerang objek teroris dan tidak pernah menyerang objek dan fasilitas sipil, apalagi warga sipil. [Fauzan Al-Rasyid]

"Koran ini menerbitkan berita fitnah dengan karikatur, bukan foto asli, dan ini sangat disayangkan. Mereka berusaha menyalahkan Rusia atas dugaan menyerang warga sipil di Suriah. Media ini tak mau Rusia melawan terorisme ISIS di Suriah," kata Galuzin sambil menunjukkan potongan artikel dari salah satu surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia yang terbit pada hari itu.

"Saya sarankan kepada koran ini, daripada menerbitkan karikatur bodoh dan memalukan semacam ini, publikasikanlah foto-foto nyata yang menggambarkan berbagai objek sipil yang telah dibom militer AS berkali-kali di Afganistan, Pakistan, Irak, dan sebagainya. Itulah kejahatan yang sebenarnya dari militer AS, dan itulah yang seharusnya dilaporkan media, bukannya menyebarkan berita bohong mengenai Rusia," kata Galuzin menegaskan.

Menurut Galuzin, media massa di dunia tahu bahwa Kementerian Pertahanan Rusia menggelar jumpa pers setiap harinya di Moskow. Di setiap sesi, juru bicara Kemenhan menjelaskan target apa saja yang disasar oleh AU Rusia di Suriah. "Dan apa yang dilakukan Rusia di Suriah adalah atas permintaan dari pemerintah yang sah. Seluruh target yang diserang AU Rusia dikonfirmasi dengan segala bukti berupa dokumen dan objective control data. Data ini memuat seluruh posisi dan lokasi teroris, kamp pelatihan mereka, tentara-tentara teroris, serta gudang senjata teroris," kata Galuzin.

Sang dubes meyakini bahwa AU Rusia selalu memberikan data konkret bahwa mereka hanya menyerang objek teroris dan tidak pernah menyerang objek dan fasilitas sipil, apalagi warga sipil. Menurutnya, hal ini juga dikonfirmasi oleh Panglima Tertinggi Pasukan Kedirgantaraan Rusia Kolonel Jenderal Viktor Bondarev selama wawancara dengan salah satu saluran televisi Rusia. Dalam wawancara tersebut, Bondarev mengatakan bahwa pilot-pilot Rusia tidak pernah menyerang objek sipil di Suriah.

"Tentu di antara target-target tersebut, ada pula truk-truk minyak yang mengantarkan minyak ilegal dari ISIS ke Turki untuk kemudian diekspor ke luar negeri. Minyak ini menjadi sumber dana aktivitas teroris ISIS, dan minyak ini disalurkan melalui wilayah Turki dengan bantuan Pemerintah Turki," katanya menambahkan.

 Beberapa Media di Indonesia Dukung Kampanye Anti-Rusia 

Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin menyayangkan publikasi sejumlah media di Indonesia yang dianggap turut menyebarkan kampanye anti-Rusia. Demikian hal tersebut disampaikan sang dubes dalam sesi jumpa pers di atas kapal perang antipermukaan Rusia "Bystry" di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (28/12).

"Sayangnya, beberapa media Indonesia telah bergabung dengan kampanye anti-Rusia. Media-media ini tidak mau Rusia melawan terorisme ISIS di Suriah," kata Galuzin sambil menunjukkan potongan artikel dari salah satu surat kabar berbahasa Inggris di Indonesia yang terbit pada hari itu. "Hari ini, surat kabar ini menerbitkan berita fitnah dengan karikatur, bukan foto asli, dan ini sangat disayangkan. Koran ini dan beberapa media massa lainnya berusaha menyalahkan Rusia atas dugaan menyerang warga sipil di Suriah."

Kepada para awak media, Galuzin meyakinkan bahwa apa yang diberitakan oleh media-media anti-Rusia sama sekali tidak merepresentasikan sumber tepercaya apa pun. "Itulah yang juga dilakukan organisasi Amnesty International lakukan. Inilah yang koran ini lakukan. Mereka menuduh bahwa Rusia menyerang warga sipi, tapi mereka tidak menyajikan bukti apa pun."

Sebelumnya pada Rabu (23/12) minggu lalu, organisasi internasional nonpemerintah Amnesty International (A.I.) menerbitkan laporan yang memaparkan mengenai serangan udara Rusia di provinsi Suriah Aleppo, Idlib, dan Homs. Secara keseluruhan, A.I. menganalisis bahwa dari 25 serangan yang dilancarkan Rusia telah menewaskan setidaknya 200 warga sipil dan belasan militan.

Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia menganggap bahwa laporan yang diterbitkan A.I. sama sekali tidak mewakili sesuatu yang spesifik, berdasarkan spekulasi, dan informasi palsu. Kemenhan Rusia menyatakan bahwa tidak jelas dari mana organisasi tersebut dapat mengetahui di mana letak sasaran militer, dan bagaimana mereka dapat memeriksanya. Kemenhan Rusia bantah laporan organisasi Amnesty International terkait operasi militer Rusia di Suriah.
 

  RBTH  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.