Rabu, 13 Januari 2016

[Dunia] "Prajurit Hantu" Sulitkan Afghanistan dalam Hadapi Taliban

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjAadtEY1cmyLNsMl22U3ud7X65402vquaZkXVzH-hubF2a5eDS_R7P419GttpAwNyD2v168bhZ7X6ExSkAjL1pQ57CiKXmaQf-GyyzSG1rVCFh7-UzQm0jDhoZJTv0QEHMCrKCr1sTwcd/s1600/2058574_20160112010832SSX+supermarine.jpgPasukan Afghanistan berjaga di lokasi pelatihan Kamp Qarha, Kabul. (Reuters)

K
eberadaan “prajurit hantu” di dalam tubuh militer Afghanistan membuat negara itu kesulitan dalam menghadapi ancaman kelompok militan Taliban. Demikian dilaporkan oleh kantor berita Associated Press.

Yang dimaksud dengan prajurit hantu tentu saja bukan roh tentara yang telah mati dan bergentayangan, melainkan sebutan untuk pasukan yang tidak ada di lapangan, namun terdaftar dalam dokumen. Hal ini menyebabkan perkiraan kekuatan pasukan Afghanistan di atas kertas berbeda jauh dengan fakta yang ada di lapangan.

Di sebuah pos pemeriksaan di mana seharusnya ada 20 tentara, hanya ada delapan atau sepuluh orang,” demikian kata Ketua Dewan Provinsional Helmand, Karim Atal sebagaimana dilansir dari Associated Press, Selasa (12/1/2016).

Hal itu terjadi karena beberapa orang mendapatkan gaji tapi tidak melakukan pekerjaan mereka, karena mereka memiliki hubungan dengan tokoh penting, seperti panglima perang setempat,” jelasnya.

Dalam beberapa kasus lainnya, tentara dan polisi yang telah meninggal masih terdaftar sebagai anggota aktif. Gaji mereka pada akhirnya masuk ke dalam kantong pejabat senior militer dan kepolisian Afghanistan. Menurut Atal, sekira 40 persen dari anggota pasukan Afghanistan yang terdaftar sebenarnya tidak ada.

Pendapat serupa disampaikan mantan Wakil Kepala Polisi Helmand Pacha Gul Bakhtiar yang mengatakan bahwa jumlah personel polisi di provinsi itu jauh lebih sedikit dari angka 31 ribu orang yang tercatat.

Saat kami mengatakan kami memiliki 100 orang tentara, pada kenyataannya hanya ada 30 atau 40 orang. Ini berpotensi menyebabkan kehancuran besar saat musuh menyerang,” kata politikus Afghanistan Ghulam Hussain. Ironisnya, menurut Ghulam, Pemerintah Afghanistan tampak tidak peduli akan masalah ini.

Masalah serupa juga dihadapi oleh Irak pada 2014, yang membayar puluhan juta dolar untuk menggaji para prajurit hantu.

Pasukan keamanan Afghanistan merupakan kekuatan yang sepenuhnya didanai oleh komunitas internasional dan menghabiskan sekira USD 5 miliar per tahunnya. Sebagian besar dari dana itu datang dari Amerika Serikat (AS).

Semua tahu kami menghadapi pertempuran ini bersama para prajurit hantu dan itu alasan mengapa kami tidak memiliki pasukan yang cukup,” kata salah seorang prajurit bernama Mohammad Islam.

Taliban juga mengetahui hal ini, Saat mereka menyerang kami, dan kami tidak mampu mempertahankan diri, pejabat-pejabat tinggi mempertanyakan mengapa.” (dka)

  ★ Okezone  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.