Sabtu, 09 Januari 2016

[Foto] Kalong Flight

Pesawat Angkut Militer C295 Kalong Flight merupakan squadron pesawat C295 milik TNI AU.

Pesawat ini di beli TNI AU untuk menggantikan armada F27 Fokker yang telah uzur.

Untuk memperkuar Skadron Udara 2, TNI AU akan mendapat 9 pesawat C-295M, sesuai dengan kontrak pembelian antara Kementerian Pertahanan RI dan PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk memperkuat alutsista di jajarannya. [@Jeff_Prananda]


Sebagai pesawat angkut sedang, C-295M mampu membawa cargo seberat 9 ton, sementara bila difungsikan untuk mendukung pergeseran pasukan, dapat dimuati hingga 71 pasukan. Sedangkan bila diberi tugas menghantarkan pasukan payung (lintas udara), pesawat ini dapat membawa 49 pasukan berikut seorang jumpmaster. [@Jeff_Prananda]
Photo from jeff_prananda

Elephant Walk. Pesawat C-295 merupakan kandidat pengganti beberapa angkut taktis lainnya. seperti de Havilland Kanada DHC-5 Buffalo (Canadian Forces), de Havilland DHC-Kanada 4 Caribou (Australia) dan Fokker F-27 (TNI-AU). Kelebihan dari pesawat buatan Spanyol ini adalah karena mempunyai pintu belakang /ram door seperti C-130 Hercules. [@Jeff_Prananda]
Photo from jeff_prananda

Airborne. Pesawat C-295 buatan Spanyol ini mempunyai tiga varian.

✈ Pertama C-295M (versi transport militer, kapasitas untuk angkut 71 pasukan, 49 pasukan payung/para, 27 tandu, lima 2,24 × 2,74 m (88 × 108 cm) palet atau tiga kendaraan ringan.

✈ Kedua, versi C-295MPA/Persuader (versi patroli maritim/anti kapal selam).

✈ Ketiga versi C-295 AEW&C (Prototype airborne early warning and control version with 360 degree radar dome). [@Jeff_Prananda]


C295 Squadron 2. Pesawat ini juga mampu terbang sampai ketinggian 9.100 meter dengan kecepatan jelajah maksimum 260 knot (480 km/jam), serta dapat diterbangkan dan dikendalikan dengan aman pada kecepatan rendah sampai dengan 110 knots (203 km/jam). Dengan menggunakan 2 Mesin Turboprop Pratt & Whitney Canada (PW 127G) pesawat ini mampu melaksanakan lepas landas dan melaksanakan pendaratan pada landasan yang pendek (STOL/Short Take Off & Landing) yaitu dengan panjang landasan hanya 670 meter, tentunya dengan kondisi muatan tertentu. Sebagai penyempurnaan dari CN-235, roda pendarat, terutama roda di bagian depan telah diperkuat, sehingga C-295 dapat lebih kokoh untuk mendarat dan lepas landas di permukaan tanah/rumput. [@Jeff_Prananda]
Photo from jeff_prananda

Face To Face. Meski pesawat CN 295 masih dirakit di Spanyol, namun untuk proses pengecatan dan penyelesaian akan di lakukan PT DI di Indonesia. Begitu juga dengan pesawat ketiga dan keempat yang akan dilakukan pengecatan dan penyelesaian di Indonesia.

Untuk pesawat kelima dan keenam, dan ketujuh, sudah mulai dikustomisasi di Indonesia. Sedangkan pesawat ke depan dan kesembilan sepenuhnya dirakit dan diproduksi oleh PT DI di Indonesia di Bandung. Selain armada C-295M, Skadron Udara 2 sejak era 90-an juga telah diperkuat dengan enam pesawat CN-235. [@Jeff_Prananda]

Photo from jeff_prananda

Together We Can. Negara-negara pengguna C-295. Spanyol/Spanish Air Force (13 pesawat), Alzajair (Patmar dan transport), Brazil/Brazilian Air Force (12 pesawat), Chili/Chilean Navy (3 C-295 MPA), Kolumbia/Columbian Air Force (4 pesawat), Republik Ceko/Czech Air Force memesan 4 C-295M, Mesir/Egypt Air Force memesan 3 pesawat untuk transport taktis dan logistik. Finlandia (Finnish Air Force) mengoperasikan 2 C-295M dan memesan satu C-295M, Ghana/Ghana Air Force memesan 2 C-295, Yordania/Royal Yordan Air Force memesan 2 pesawat. Meksiko (Mexican Navy mengoperasikan 4 C-295, Mexican Air Force mengoperasikan 10 buah), Polandia (Polish Air Force mempunyai 12 pesawat, accident satu sisa 11 pesawat). Portugal (Portuguese Air Force mengoperasikan 12 C-295), Indonesia (TNI AU mengoperasikan 9 pesawat CN-295 pada 2012 sampai semester kedua 2014. [@Jeff_Prananda]

  Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.