Selasa, 19 Januari 2016

★ Kapal Perang 10514 Buatan PT. PAL

Perkuat ‘Striking Force’ TNI ALPKR 10514 KRI REM 331

Dua unit kapal perang jenis PKR (Kapal Perusak Rudal) Light Fregate Class 10514 yang dibangun oleh galangan kapal dalam negeri PT PAL Surabaya, tidak lama lagi akan memperkuat jajaran TNI AL untuk mengemban tugasnya mengawal dan menegakkan kedaulatan negara di perairan yurisdiksi nasional Indonesia.

Kapal PKR 10514 dibangun PT PAL Surabaya bekerja sama dengan perusahan galangan kapal Belanda Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS). First Steel Cutting kapal PKR-1 telah dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2014, dan kapal PKR-2 pada tanggal 16 Juli 2014 lalu. Pembangunan kedua kapal perang tersebut merupakan bagian dari program Transfer of Technology (ToT) dengan DSNS yang memerlukan waktu pembuatan selama 49 bulan.

Sesuai master plan, PKR-1 akan di-launching pada hari Senin ini, 18 Januari 2016 oleh Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu didampingi Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, S.E., M.A.P. Selanjutnya kapal PKR-1 akan diserahkan kepada TNI AL pada Januari 2017, sedangkan untuk kapal PKR-2 pada bulan Oktober 2017.

 Stealth Technology

PKR 10514 dengan panjang 105 meter dan lebar 14 meter, juga didesain memiliki kemampuan “siluman” (stealth technology) atau tak dapat terdeteksi oleh radar. Selain itu, keduanya akan dilengkapi sensor udara yang tercanggih saat ini sehingga mampu mendeteksi sasaran di udara lebih dari 200 kilometer. Selain sistem sensor yang dimiliki, kapal PKR dilengkapi dengan sistem peralatan komunikasi modern yang mampu berkomunikasi dengan berbagai unsur lainnya seperti kapal permukaan, kapal selam dan pesawat udara baik komunikasi voice maupun data secara terbuka maupun crypto.

Dilengkapi sistem pendorong yang mampu berlayar dengan kecepatan 28 knot bila menggunakan 2 unit diesel engine propulsion dan kecepatan 15 knot jika menggunakan 2 unit electric motor propulsion. Dengan menggunakan pendorongan elektrik, kapal ini akan menghemat bahan bakar karena secara otomatis kapal bergerak dengan menggunakan tenaga listrik.

Kelebihan lain kedua kapal ini adalah persenjataannya yang sangat modern yang terintregrasi dalam sistem Sensor Weapon Control (Sewaco) yang canggih, antara lain persenjataan meriam kaliber 76 mm dan Millenium Gun 35 mm, peluncur rudal anti serangan udara dan anti kapal permukaan, serta peluncur torpedo.

Kedua PKR Jenis Light Fregate Class 10514 akan bergabung dalam armada kapal tempur pemukul (striking Force) dalam armada tempur, yang mempunyai fungsi asasi mampu hadir di segala mandala operasi dan segala cuaca, dapat mengimbangi dan mengungguli kemampuan tempur Angkatan Laut Negara lain serta mampu melaksanakan fungsi tambahan yakni melaksanakan peperangan 3D (3 dimensi) yaitu, peperangan anti udara, anti kapal permukaan dan anti kapal selam. Dalam pelaksanaan tugasnya, PKR mampu dioperasikan di medan pertahanan utama dan di daerah-daerah perlawanan serta tugas tambahan dalam penanggulangan bencana di laut (SAR).

Bagi TNI AL, keel laying hari ini menandakan makna kebijakan pembangunan kekuatan yang diarahkan pada perwujudan kekuatan TNI AL menuju Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF), yaitu struktur kekuatan yang disusun berdasarkan kemampuan yang diperlukan (capability design). Sehingga ke depan untuk peningkatan kemampuan sistem persenjataan, TNI AL akan terus melibatkan industri dalam negeri yang ada dalam pengadaan alutsista.

Berdasarkan informasi dari Dispenal, kapal PKR produksi PT PAL Indonesia ini akan diberi nama dua nama pahlawan nasional Indonesia. Untuk kapal PKR-1 akan diberi nama Raden Eddy Martadinata (REM), sedangkan kapal PKR-2 akan bernama I Gusti Ngurah Rai (GNR). Kedua nama pahlawan nasional tersebut sebelumnya pernah pula digunakan pada kapal perang TNI AL yang telah di-disposed. [AN]
 

  JMOL  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.