Rabu, 06 Januari 2016

Mengenal meriam 130mm Rusia

Salah satu senjata utama dari Destroyer kelas Sovremenny seperti Bystriy adalah dua kubah meriam AK-130-MR-184 yang masing-masing mengusung meriam ganda 130mm.Inilah salah satu senjata anti permukaan terkuat yang terpasang di atas kapal. Padanannya adalah meriam 127mm Mk45 atau meriam 127mm Compatto.

Meriam ini dikembangkan sesuai dengan tuntutan AL Rusia di awal 1970an yang meminta meriam baru untuk menggantikan meriam lama yang daya tembaknya rendah. Spesifikasi yang diminta Rusia pada awalnya mensyaratkan agar sistem senjata baru ini mampu melontarkan setidaknya 60 kali tembakan per menitnya.

Untuk mencapai performa yang diinginkan, PO Arsenal yang ditugasi mengembangkan meriam mengembangkan purwarupa berkode A-217 yang mengadopsi sistem meriam artileri D-46, namun kecepatan tembaknya tidak sesuai harapan. Sebagai kompromi, akhirnya diperkenalkan sistem laras ganda sehingga kecepatan tembak per menitnya mampu mencapai 65 kali. Sistem meriam ganda ini diberi kode pabrikan ZIF-94. AK-130-MR-184 disematkan ketika meriam ini masuk ke dalam jajaran aktif.
Uniknya, kubah AK-130 sendiri sudah mengaplikasikan sistem tanpa awak, dan dilengkapi dengan sistem pengisian otomatis. Laras meriamnya didinginkan dengan jaket berisi air untuk mengimbangi kecepatan tembaknya yang luar biasa. Magasen berisi 150-180 peluru disimpan dalam karusel di bawah dek. Destroyer kelas Sovremenny sendiri mampu membawa 500 peluru total untuk memberi makan meriamnya.

Dengan jarak jangkau yang sangat mumpuni bahkan di luar jangkauan mata telanjang, maka meriam AK-130 membutuhkan sistem pemandu yang memadai. Oleh karena itu, dipasanglah MP-184 Fire Control Radar System yang terdiri dari sistem radar 2 band, LLTV (Low Light Television), Laser Designator, Moving Target Detector, dan ESM System.

Untuk radar Kite Screech yang memandu AK-130 dapat dipergoki terpasang dalam bentuk parabola kecil berdiameter 2m di atas anjungan. Kite Screech beroperasi dalam I dan K-band (8-10GHz dan 20-40GHz). Kemampuan deteksinya mencapai 11-22km. MP-184 sendiri mampu mengintegrasikan seluruh radar yang terpasang di atas kapal, mengukur baringan dan kecepatan sasaran darat, laut, dan udara, dan juga menyediakan koreksi atas hasil penembakan.
Paduan antara kecepatan tembak, munisi yang digunakan, dan jarak jangkauan, AK-130 memberikan fleksibilitas untuk pertempuran kapal vs kapal atau dukungan tembakan ke daratan (naval gunfire support).

Dengan konfigurasi dua kubah seperti pada Bystriy, teoritis kecepatan tembak gabungan mencapai 140 peluru per menit, yang sudah pasti dapat memberikan saturasi yang dibutuhkan untuk mendukung pendaratan amfibi. TNI AL jelas butuh meriam raksasa macam ini, mengingat mayoritas kapal perangnya hanya mengusung meriam 76mm super rapid yang jelas tak akan maksimal untuk tembakan ke darat.

 SPEK AK-130 

Kaliber : 130mm.
Kecepatan lesat : 850 m/detik.
Kecepatan tembak : 20 – 35 peluru/ menit.
Jangkauan : 22-28km.
Elevasi : -10 s/d +80o.
Traversi : 180o.
Amunisi siap tembak : 180.
Bobot : 102 ton (system)/ 94 ton (dudukan)/ 8 ton (sistem kendali).
Panjang peluru : 1.537mm.
Kemampuan radar : target dengan permukaan refleksi minimal 1m2 pada jarak 40km.
Umur laras : 1.500 kali penembakan.

   ARC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.