Jenazah Rais Karna tergeletak di perempatan Jalan MH Thamrin saat baku tembak terjadi, Kamis (14/1/2016). ☆
Dor! Suara pistol milik pelaku teror menyalak untuk kesekian kalinya di bilangan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Warga yang tadinya berkerumun, sejurus kemudian berpencar begitu mengetahui ada pelaku yang membabi buta menembakkan pistolnya.
Di antara kerumunan tersebut, ada seorang pria berpakaian--baju dan celana--serba hitam yang tumbang terjatuh di atas aspal panas.
Darah segar mengucur dari pelipis mata sebelah kiri pria tersebut.
Dia terkena timah panas yang ditembakkan oleh salah seorang pelaku teror.
Selama lebih dari 15 menit, tubuh ceking pria tersebut terbaring kaku di persimpangan dekat pos polisi lalu lintas Sarinah.
Tangannya bertelungkup di atas dada. Dia sudah tak sadarkan diri.
Tak ada yang berani mengangkatnya, tak ada yang berani mengevakuasi.
Jangankan warga, polisi pun tidak ada yang berani menyingkirkan tubuh pria tersebut.
Maklum, saat itu si pelaku teror tengah membabi buta melepaskan tembakan.
Pria itu adalah Rais Karna, office boy Bangkok Bank.
Saat itu, Rais berada di antara kerumunan warga setelah ledakan terjadi di pos polisi MH Thamrin.
Mati batang otak
Sempat dilarikan ke rumah sakit, Rais pun mengembuskan napas terakhirnya Sabtu (16/1/2016) malam, pukul 21.30 WIB.
"Betul. Korban penembakan terduga teroris di Sarinah atas nama Rais Karna meninggal dunia tadi malam pukul 21.30 WIB," kata Kabiddokkes Polda Metro Jaya Kombes Musyafak kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (17/1/2016).
Menurut polisi, tembakan tersebut mengarah tepat ke kepala Rais.
"Peluru itu masuk dari kepala kiri dan bersarang di kepala bagian belakang," ungkap Musyafak.
Sore harinya, saat dibawa ke RS Abdi Waluyo, Rais langsung dioperasi.
Setelah selesai, kondisi Rais tak berubah dan masih koma.
"Saat itu kondisinya mati batang otak (MBO) hingga akhirnya korban meninggal dunia tadi malam," ujar Musyafak.
Office boy terbaik
Di mata rekan kerjanya, ayah dua anak tersebut dikenal oleh rekan-rekannya sebagai pekerja keras dan cekatan.
Karenanya Rais menjadi office boy (OB) terbaik dari belasan office boy yang bekerja di Kantor Bangkok Bank, yang lokasinya bersebelahan dengan Starbucks Cafe.
Hal itu dikatakan Muhamad Rozi, rekan kerja Rais di Bangkok Bank, saat menghadiri pemakaman Rais di TPU Pabuaran, Bojonggede, Bogor tak jauh dari rumah Rais, Minggu (17/12016).
Rozi menuturkan karena menjadi OB terbaik, Rais belum lama ini diangkat jabatannya menjadi kurir.
"Sekitar 3 bulanan jabatannya naik dari OB jadi kurir. Rais sudah sekitar 5 tahunan kerja di Bangkok Bank. Dari OB sekarang naik jadi kurir," kata Rozi yang bekerja sebagai driver di Bangkok Bank.
Menurut Rozi, sejak mengenal Rais, anak kedua dari 4 bersaudara itu dikenal ramah dan supel. Ia juga dikenal sangat cekatan saat bekerja.
"Kalau kerja dia serius dan nggak setengah hati. Makanya sangat pantas jabatanya naik," ujat Rozi.
Ia mengatakan saat aksi teror Sarinah terjadi, dirinya dan Rais sedang menonton dan melihat 3 korban tewas di Pospol di depan Sarinah.
"Kami nonton sama warga lainnya. Tapi gak lama dari belakang ada yang nembak dan warga berhamburan. Gak lama saya lihat Rais sudah tergeletak di jalan. Kepalanya kena tembak," kata Rozi.
Dor! Suara pistol milik pelaku teror menyalak untuk kesekian kalinya di bilangan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016).
Warga yang tadinya berkerumun, sejurus kemudian berpencar begitu mengetahui ada pelaku yang membabi buta menembakkan pistolnya.
Di antara kerumunan tersebut, ada seorang pria berpakaian--baju dan celana--serba hitam yang tumbang terjatuh di atas aspal panas.
Darah segar mengucur dari pelipis mata sebelah kiri pria tersebut.
Dia terkena timah panas yang ditembakkan oleh salah seorang pelaku teror.
Selama lebih dari 15 menit, tubuh ceking pria tersebut terbaring kaku di persimpangan dekat pos polisi lalu lintas Sarinah.
Tangannya bertelungkup di atas dada. Dia sudah tak sadarkan diri.
Tak ada yang berani mengangkatnya, tak ada yang berani mengevakuasi.
Jangankan warga, polisi pun tidak ada yang berani menyingkirkan tubuh pria tersebut.
Maklum, saat itu si pelaku teror tengah membabi buta melepaskan tembakan.
Pria itu adalah Rais Karna, office boy Bangkok Bank.
Saat itu, Rais berada di antara kerumunan warga setelah ledakan terjadi di pos polisi MH Thamrin.
Mati batang otak
Sempat dilarikan ke rumah sakit, Rais pun mengembuskan napas terakhirnya Sabtu (16/1/2016) malam, pukul 21.30 WIB.
"Betul. Korban penembakan terduga teroris di Sarinah atas nama Rais Karna meninggal dunia tadi malam pukul 21.30 WIB," kata Kabiddokkes Polda Metro Jaya Kombes Musyafak kepada Kompas.com di Jakarta, Minggu (17/1/2016).
Menurut polisi, tembakan tersebut mengarah tepat ke kepala Rais.
"Peluru itu masuk dari kepala kiri dan bersarang di kepala bagian belakang," ungkap Musyafak.
Sore harinya, saat dibawa ke RS Abdi Waluyo, Rais langsung dioperasi.
Setelah selesai, kondisi Rais tak berubah dan masih koma.
"Saat itu kondisinya mati batang otak (MBO) hingga akhirnya korban meninggal dunia tadi malam," ujar Musyafak.
Office boy terbaik
Di mata rekan kerjanya, ayah dua anak tersebut dikenal oleh rekan-rekannya sebagai pekerja keras dan cekatan.
Karenanya Rais menjadi office boy (OB) terbaik dari belasan office boy yang bekerja di Kantor Bangkok Bank, yang lokasinya bersebelahan dengan Starbucks Cafe.
Hal itu dikatakan Muhamad Rozi, rekan kerja Rais di Bangkok Bank, saat menghadiri pemakaman Rais di TPU Pabuaran, Bojonggede, Bogor tak jauh dari rumah Rais, Minggu (17/12016).
Rozi menuturkan karena menjadi OB terbaik, Rais belum lama ini diangkat jabatannya menjadi kurir.
"Sekitar 3 bulanan jabatannya naik dari OB jadi kurir. Rais sudah sekitar 5 tahunan kerja di Bangkok Bank. Dari OB sekarang naik jadi kurir," kata Rozi yang bekerja sebagai driver di Bangkok Bank.
Menurut Rozi, sejak mengenal Rais, anak kedua dari 4 bersaudara itu dikenal ramah dan supel. Ia juga dikenal sangat cekatan saat bekerja.
"Kalau kerja dia serius dan nggak setengah hati. Makanya sangat pantas jabatanya naik," ujat Rozi.
Ia mengatakan saat aksi teror Sarinah terjadi, dirinya dan Rais sedang menonton dan melihat 3 korban tewas di Pospol di depan Sarinah.
"Kami nonton sama warga lainnya. Tapi gak lama dari belakang ada yang nembak dan warga berhamburan. Gak lama saya lihat Rais sudah tergeletak di jalan. Kepalanya kena tembak," kata Rozi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.