Sabtu, 13 Februari 2016

Koarmatim Gelar Latpratugas Pengamanan Perbatasan Laut Indonesia-Philipina

Ilustrasi pendaratan amphibi TNI AL

Guna mencegah terjadinya pelanggaran tindak pidana di perairan wilayah laut perbatasan Indonesia-Philipina, Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) menggelar Latihan Pratugas Satgas (Latpratugas) Operasi (Ops) Pengamanan Terbatas (Pamtas).

(Latpratugas) Operasi (Ops) Pengamanan Terbatas (Pamtas)Tahun 2016 dibuka Pangarmatim,Laksamana Muda (Laksda) TNI Darwanto di gedung Mandalika Komando Latihan (Kolat) Koarmatim Surabaya. Kamis (11/2).

Latpratugas Ops Pamtas tahun ini mengambil tema “Satgas Ops Pamtas Koarmatim Melaksanakan Operasi Pamtas Wilayah Laut Indonesia-Philipina Guna Wujudkan Keamanan di Wilayah Laut Indonesia yang Berbatasan dengan Wilayah Laut Philipina Guna Mencegah dan Menindak Pelaku Tindakan Illegal Dalam Rangka Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Pangarmatim selaku Komandan Latihan (Danlat) Pratugas didampingi oleh Wadanlat Pratugas Kolonel Laut (P) Fadelanyang sehari-hari menjabat sebagai Komandan Satuan Kapal Bantu (Dansatban) Koarmatim akan melibatkan sebanyak 390 Prajurit Koarmatim serta 4 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Jajaran Koarmatim.

Latihan akan dilaksanakan selama 14 hari mulai 11- 25 Februari 2016 dengan daerah latihan di perairan Laut Jawa. Latihan akan dibagi menjadi 4 tahap diantaranya meliputi tahap I Perencanaan, tahap II Persiapan, Tahap III Pelaksanaan dan tahap IV Pengakhiran.

Dikatakan Pangarmatim, tujuan Latihan ini adalah menyiapkan dan membekali Satgas Ops Pamtas Koarmatim dalam menjaga wilayah antara Laut Indonesia-Philipina agar memiliki kemampuandan keterampilan secara terintegrasi dalam rangka tercapainyakesiagaan operasiguna menunjang pelaksanaaan tugas operasi berlangsung sesuai rencana,berhasil dan berdayaguna.

Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas dan beberapa wilayah laut tersebut ada 10 wilayah laut yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, salah satunya adalah perbatasan Indonesia-Philipina. Hal tersebut tentunya memberikan konsekuensi bahwa TNI Angkatan Laut harus mampu mengelola, memanfaatkan dan menjaga wilayah perairan dengan baik, mengingat daerah perbatasan merupakan pintu masuk suatu negara.

Pangarmatim lebih lanjut mengatakan latihan ini merupakan salah satu upaya TNI Angkatan Laut untuk meningkatkan pembinaan kemampuan dan pembinaan kekuatan guna menjaga kesiapan tempur Alutsista beserta pengawaknya, agar memiliki kesiapan yang optimal.

Sedangkan sasaran dalam latihan ini adalah tercapainya keterpaduan, Komando, Kendali dan Komunikasi dalam kerjasama taktis, memahami penerapan hukum humaniter internasional dan HAM serta terwujudnya profesionalisme prajurit baik perorangan maupun satuan operasional.

Adapun prosedur operasi tempur antara lain, perang anti kapal selam, perang anti kapal permukaan, perang anti Kapal Cepat Rudal (KCR) dan Kapal Cepat Torpedo (KCT), peperangan anti Udara, peperangan elektronika, bantuan tembakan kapal, Nubika dan Medical Evacuation.

Pangarmatim menekankan bahwa keberhasilan latihan ini akan sangat menentukan hasil operasi sesungguhnya yang akan dilaksanakan Koarmatim kedepan, dan berpesan kepada seluruh Prajurit yang terlibat dalam latihan untuk mengikuti latihan dengan serius dan penuh tanggung jawab, sehingga para Prajurit memiliki kesiapan yang memadai sebagai bekal dalam melaksanakan tugas operasi pengamanan perbatasan Indonesia-Philipina. (hjr)

  ★ Kominfo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.