Kamis, 03 Maret 2016

10.150 Prajurit TNI dan Polri Disiagakan

Amankan KTT OKI [Tempo]

Sebanyak 10.150 prajurit TNI dan Polri dilibatkan dalam pengamanan KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) Luar Biasa OKI (Organisasi Kerjasama Islam) ke-5 yang berlangsung di Jakarta Convention Center (JCC), 6-7 Maret 2016.

Pasukan itu terdiri atas 300 Koopspam, 500 Kosatgaspam, 3.600 Satgaspamwil, 2.200 Kodam Jaya, 700 BKO Kostrad, 500 dari BKO Kormar, 200 BKO Paskhas, dan 900 Satgas Hanud (700 Kohanudnas dan 200 BKO Paskhas).

Pasukan lain berasal dari 1.000 Satgas Laut, 1.200 Satgas Udara (650 Koopsau I, 350 Lanud Halim, 200 BKO Paskhas), 850 Satgas Passus TNI (Kopassus 550, BKO Kormar 200, BKO Paskhas 100), Satgas Kodam II/Swj 200 personel, Satgas Kodam III/Slw 600 personel, Cadangan Pusat (Standby Force) 1000 personel (Kostrad 500 dan Kormar 500). Sedangkan Satuan Tugas Pengamanan VIP Polri akan melibatkan 5.578 personel.

Hal itu disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo saat memimpin gelar pasukan operasi pengamanan KTT OKI di lapangan Monas, Jakarta, Selasa (1/3). Gatot didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna, dan Wakasal Laksdya TNI Arie Henrycus Sembiring M. Gatot bersama para Kepala Staf Angkatan melakukan peninjauan dan pengecekan terhadap peralatan dan Alutsista, mulai dari senjata perorangan, alat komunikasi, kendaraan tempur, Helikopter, dan Tank Anoa yang digunakan untuk pengamanan, Minggu depan.

Dalam amanatnya, Gatot meminta seluruh prajurit untuk pahami secara jelas tugas setiap satuan dan perorangan sebagaimana yang tertuang dalam rencana pengamanan. Kemudian kuasai daerah tugas yang menjadi tanggung jawab satuan masing-masing.

Bagi satuan yang berada di lingkaran luar perlu mewaspadai sektor-sektor yang berpotensi disalahgunakan untuk hal-hal yang tidak diinginkan. Sedangkan bagi satuan yang berada di lingkaran dalam, khususnya yang berada di lokasi kegiatan KTT Luar Biasa OKI, perlu dan harus untuk mempelajari dan memahami blueprint lokasi atau venue yang digunakan untuk KTT, baik bandara Soekarno-Hatta maupun tempat konferensi dan penginapan para delegasi, dan beberapa venue lainnya yang digunakan,” kata Gatot.

Dia juga meminta seluruh pasukan agar laksanakan koordinasi secara ketat, baik intern maupun antar komponen pengamanan, utamanya dengan unsur pengamanan dari negara lain secara intensif. Kemudian pelihara kewaspadaan dan kesiapsiagaan yang tinggi terhadap segala kemungkinan munculnya kerawanan dan atau ancaman, sejak, sebelum, selama, dan sesudah pelaksanaan pengamanan.

Jangan sekali-kali memberi toleransi dan kompromi sekecil apapun, terhadap setiap gelagat atau indikasi yang dapat mengundang kerawanan. Waspadai secara cermat serta siapkan langkah antisipasi atas segala kemungkinan penyusupan dari manapun datangnya, terutama indikasi terhadap aksi terorisme,” tegas Gatot.

  ♔ Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.