Jumat, 11 Maret 2016

[Dunia] Iran Uji Coba Rudal Dua Hari Berturut-turut

AS Ancam Bertindak Tegas Rudal Iran disimpan di ruang bawah tanah (REUTERS/sepahnews.com/Handout via Reuters)

Iran memicu kekhawatiran Amerika Serikat dengan melakukan uji coba rudal balistik beberapa hari terakhir. Wakil Presiden Joe Biden menyatakan AS akan mengambil tindakan tegas terhadap Iran jika uji coba rudal balistik itu terkonfirmasi.

"Saya ingin menegaskan, karena saya tahu orang-orang banyak meragukan, jika faktanya mereka melanggar kesepakatan (nuklir), kami akan bertindak," ucap Biden di sela-sela kunjungannya di Israel dan Palestina, seperti dilansir AFP, Kamis (10/3/2016).

"Seluruh aktivitas konvensional mereka di luar kesepakatan, jelas masih di luar kesepakatan, kami akan dan berusaha menindak tegas di mana pun kami menemukannya (pelanggaran)," imbuhnya.

Pekan ini, militer Iran melakukan uji coba rudal balistik dua hari berturut-turut. Pada Selasa (8/2), Garda Revolusioner Iran meluncurkan beberapa rudal balistik yang diklaim sebagai uji coba untuk menunjukkan kekuatan pertahanan.

Sehari setelahnya atau pada Rabu (9/3), Garda Revolusioner Iran meluncurkan dua rudal balistik jenis Qadr dari wilayah Iran bagian utara. Iran mengklaim rudal balistik miliknya itu meluncur sejauh 1.400 kilometer dan mampu mencapai wilayah Israel.

Uji coba rudal Iran itu jelas-jelas menantang sanksi baru AS terhadap perusahaan dan individu terkait program rudal balistik Iran, yang dijatuhkan pada Januari lalu. AS memperingatkan uji coba rudal itu akan memicu reaksi keras dari Dewan Keamanan PBB.

Di sisi lain, uji coba rudal dilihat sebagai cara bagi militer Iran untuk menunjukkan bahwa kesepakatan nuklir yang tercapai pada Juli tahun lalu dan mulai diterapkan Januari tahun ini, sama sekali tidak berdampak pada rencana mereka mengembangkan rudal. Kesepakatan nuklir Iran memang tidak mengatur pembatasan pada program rudal negara tersebut. (nvc/ita)

 Iran Klaim Rudal Balistiknya Mampu Menjangkau Israel 
Iran Klaim Rudal Balistiknya Mampu Menjangkau IsraelREUTERS/farsnews.com/Handout via Reuters

Militer Iran mengklaim rudal balistik yang diluncurkan dalam uji coba mampu menjangkau wilayah Israel. Peluncuran dua rudal balistik ini digelar di tengah pemberlakuan sanksi baru Amerika Serikat terhadap program rudal Iran.

Dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters, Rabu (9/3/2016), Korps Garda Revolusioner Islam Irak (IRGC) mengklaim dua rudal Qadr yang diluncurkan dari wilayah Iran bagian utara pada Rabu (9/3) waktu setempat, berhasil mengenai target yang berjarak 1.400 kilometer. Diketahui juga bahwa titik terluar Iran berjarak sekitar 1.000 kilometer dari wilayah Yerusalem dan Tel Aviv, Israel.

"Alasan kami mendesain rudal kami dengan jangkauan 2 ribu kilometer ialah agar mampu mengenai musuh kami, rezim Zionis, dari jarak aman," ucap salah satu Komandan IRGC, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeeh seperti dikutip kantor berita ISNA.

Disebutkan juga oleh IRGC bahwa aktivitas uji coba rudal ini merupakan bagian dari latihan militer. "Untuk menunjukkan kemampuan pertahanan Iran dan... kemampuan menghadapi setiap ancaman," sebut IRGC.

Belum ada tanggapan dari otoritas Israel terkait peluncuran rudal Iran ini dan klaim IRGC tersebut. Israel sendiri kini tengah menjamu Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk membahas isu-isu kawasan.

Uji coba rudal balistik Iran pada Rabu (9/3) tersebut merupakan yang kedua kali digelar dalam dua hari terakhir. Pada Selasa (8/3), Iran juga menggelar uji coba sejumlah rudal balistik miliknya dari bangunan bawah tanah di wilayah Iran.

Di sisi lain, uji coba rudal balistik Iran itu jelas menantang sanksi baru AS. Pada Januari lalu, AS menjatuhkan sanksi baru terhadap perusahaan dan individu terkait program rudal Iran, terkait peluncuran rudal Emad dengan jangkauan medium pada Oktober 2015 lalu.

Untuk uji coba rudal kali ini, AS menyebut Iran akan memancing reaksi keras dari Dewan Keamanan (DK) PBB. Karena jelas uji coba rudal ini melanggar resolusi DK PBB yang melarang Iran untuk mengembangkan rudal yang didesain khusus untuk membawa hulu ledak nuklir. (nvc/asp)

 Iran Tegaskan Program Rudal Balistik Tak Akan Dihentikan 
REUTERS/farsnews.com/Handout via Reuters

Di tengah peringatan keras Amerika Serikat (AS), Iran menegaskan program rudal balistik mereka tidak akan dihentikan. Iran bahkan mengklaim memiliki sejumlah rudal yang siap ditembakkan.

"Program rudal Iran tidak akan dihentikan dalam situasi apapun ... IRGC (Korps Garda Revolusioner Iran) tidak pernah menerima resolusi Dewan Keamanan PBB soal program rudal Iran ... kami selalu siap mempertahankan negara ini dari penindas manapun. Iran tidak akan menjadi seperti Yaman, Irak atau Suriah," tegas komandan senior IRGC Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh kepada televisi nasional Iran dan dilansir Reuters, Kamis (10/3/2016).

IRGC melakukan uji coba sejumlah rudal balistik pada Selasa (8/3) dan Rabu (9/3). Uji coba rudal itu dianggap sebagai tantangan terhadap resolusi PBB dan kesepakatan nuklir Iran yang tercapai pertengahan tahun lalu.

Dalam kesepakatan itu, Iran bersedia membatasi program nuklirnya dan sebagai gantinya, sanksi ekonomi dari dunia internasional terhadap Iran dicabut. Pejabat Iran menyatakan uji coba rudal itu tidak melanggar kesepakatan nuklir.

"Program rudal Iran dan uji coba rudal yang dilakukan beberapa hari terakhir saat latihan militer tidak melanggar komitmen nuklir dan kesepakatan nuklir yang dicapai dengan enam negara (AS, Inggris, Rusia, Prancis, China dan Jerman)," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Hossein Jaberi-Ansari.

IRGC menyatakan uji coba rudal balistik pekan ini merupakan bagian dari latihan militer, yang bertujuan memamerkan kekuatan pertahanan Iran dan kemampuan negara tersebut dalam menghadapi ancaman.

"Rudal-rudal itu ditembakkan dari wilayah Iran bagian utara dan mengenai target di sebelah tenggara negara ini. Beberapa rudal membawa 24 hulu ledak dan satu ton TNT," sebut Hajizadeh.

Secara terpisah, Wakil Presiden AS Joe Biden menyatakan akan bertindak tegas terhadap Iran, terkait uji coba rudal itu. Sedangkan juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyebut Menteri Luar Negeri (Menlu) John Kerry telah membahas isu ini dengan Menlu Iran Mohammad Javad Zarif. (nvc/ita)

  ★ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.