Selasa, 29 Maret 2016

Menteri Pertahanan Mengaku Jadi Target IS

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kanan) menyampaikan sambutan pada acara peluncuran Gebyar Aku Indonesia di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Kamis (17/3). (Suara Pembaruan)

M
enteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengungkapkan dirinya menjadi target serangan dari kelompok radikal Islamic Istate (IS). Pasalnya, Ryamizard gencar mengkampanyekan perlawanan terhadap IS dan mengajak masyarakat agar tidak bergabung pada organisasi teroris tersebut.

Saya dijadikan musuh ISIS, ya tidak apa-apa. Bunuh diri saja masuk neraka, apalagi membunuh orang itu lebih berat hukumannya. Dari mana masuk surga? Surga Kalijodo?!” kata Ryamizard usai mengikuti seminar tentang Bela Negara di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Selasa (29/3).

Ia mengaku itu baru sebatas mendapatkan informasi atas ancaman tersebut. Dia belum punya bukti nyata atas ancaman tersebut.

Dia mengaku heran, ada umat Islam yang terkena bujuk rayuan gabung IS dengan mengikuti latihan militer sampai berperang, namun malah kembali ke Indonesia. Dengan bungkus melakukan jihad, ada umat yang percaya akan mendapat surga ketika mati dalam perang.

Meski menolak kehadiran IS, Ryamizard menolak bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin Arab Saudi. Menurutnya, sistem politik yang menganut asas bebas aktif membuat Indonesia tidak bisa bergabung dengan koalisi itu.

Bulan lalu saya dari Arab, Saya sampaikan ke Raja dan Menhan Arab, kami tidak bisa gabung koalisi militer. Undang-undang kami tidak bisa,” ujar Ryamizard.

Dia menyampaikan kepada pemimpin Arab Saudi, Indonesia bisa bergabung untuk sama-sama memerangi gerakan Islam radikal, seperti IS. Itu lantaran ancaman IS sudah dalam tahap membahayakan kedaulatan negara. Apalagi, di Indonesia juga ada banyak pengikut IS dengan bergabung ke Suriah untuk berperang.

Sekitar 200.000 saja ada anggota IS, dunia ini sudah goyang. Kalau 1 persen saja (penduduk Indonesia) berarti dua juta menjadi radikal, dunia ini kiamat,” tutur mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu.

Sebagaimana diketahui, Arab Saudi belum lama ini menginisiasi pembentukan koalisi militer yang terdiri 34 negara mayoritas penduduknya Muslim guna melawan terorisme. Pengumuman itu dilakukan Menteri Pertahanan (Menhan) Arab Saudi Mohammed bin Salman. Namun, aliansi itu tidak diikuti negara penduduk mayoritas Syiah, seperti Iran, Irak, dan Suriah.

  Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.