Selasa, 05 April 2016

[Dunia] Pecahan Soviet Bentrok

Kontak Senjata di Wilayah Bekas Uni Soviet, 30 Tewas https://img.okezone.com/content/2016/04/03/18/1352545/kontak-senjata-di-wilayah-bekas-uni-soviet-30-tewas-SXMph8P2r8.jpgPeta yang memperlihatkan wilayah Nagorno-Karabakh (Adst.org)

Terjadi konflik baru akibat wilayah sengketa antara dua negara pecahan Uni Soviet yaitu Azerbaijan dan Armenia. Akibat kontak senjata kedua negara, setidaknya 30 tentara dari kedua belah pihak meregang nyawa.

Sebagaimana dilansir dari NHK, Minggu (3/4/2016) juru bicara militer Azerbaijan mengatakan pasukannya terlibat kontak senjata dengan militer Armenia pada Sabtu 2 April 2016 di wilayah Nagorno-Karabakh yang berlokasi di barat Azerbaijan.

Juru bicara tersebut juga memaparkan bahwa helikopter tempur Azerbaijan ditembak jatuh, selain itu 12 personel militer Azerbaijan tewas. Sedangkan, dari pihak Armenia, Presiden Serzh Sarkisian mengatakan 18 tentara Armenia tewas dan 35 terluka akibat baku tembak di wilayah sengketa tersebut.

Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menjalit hubungan erat dengan kedua negara, mendesak untuk Azerbaijan-Armenia untuk menghentikan kontak senjata.

Wilayah Nagorno-Karabakh memang menjadi wilayah sengketa dari kedua negara pasca runtuhnya Uni Soviet. Warga etnis Armenia yang menjadi warga mayoritas di wilayah tersebut semenjak dulu menginginkan kemerdekaan.

Karena ini bukan pertama kalinya kontak senjata antara Armenia-Azerbaijan di wilayah tersebut, karena sebelum gencatan senjata yang disepakati kedua negara pada 1994, setidaknya 20 ribu orang telah kehilangan nyawanya.

Dilaporkan, kontak senjata pada Sabtu tersebut adalah yang pertama semenjak 2014, ketika 50 tentara dari kedua negara meregang nyawa akibat kontak senjata. (emj)

 Ratusan Artileri Hancurkan Tiga Tank 
Artileri Armenia (Foto: Reuters)Artileri Armenia (Foto: Reuters)

Gencatan senjata (sejak 1994) antara dua negara pecahan Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan pecah dan keduanya mulai saling bentrok sejak 2 April lalu. Kawasan Nagorno-Karabakh kembali diperebutkan dua negara bertetangga tersebut.

Minggu, 3 April 2016 kemarin, Azerbaijan mengklaim bahwa serangan mereka dengan telak menghancurkan 10 tank Armenia. Hari ini, Senin (4/4/2016) pagi waktu setempat, serangan balasan Armenia dilancarkan melalui 121 tembakan artileri.

Pihak Armenia menembakkan artileri berat menggunakan meriam 60 milimeter (mm), 82 mm dan 120 mm. Sepanjang 24 jam terakhir, gencatan senjata sudah dilanggar 121 kali,” sebut juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Azerbaijan, Vagif Dargahli.

Situasi masih di bawah kendali pasukan bersenjata Azerbaijan. Sementara Angkatan Darat Azerbaijan mengontrol wilayah yang sejak Sabtu lalu sudah kami bebaskan,” sambungnya, dikutip Sputnik, Senin (4/4/2016).

Sementara di pihak lawan, juru bicara Kemenhan Armenia, Artsrun Ovannisyan lewat laman Facebook Kemenhan Armenia mengklaim, bahwa serangan mereka turut menghancurkan tiga tank Azerbaijan. “Selama pertempuran di pagi hari, tiga tank musuh dihancurkan,” timpal Ovannisyan.

 Dewan Eropa & OKI Prihatin 
Pasukan Armenia diklaim sudah menduduki Nagorno-Karabakh (Foto: AFP)Pasukan Armenia diklaim sudah menduduki Nagorno-Karabakh (Foto: AFP)

Bentrokan dua negara pecahan Uni Soviet, Armenia dan Azerbaijan pecah lantaran berebut kawasan Nagorno-Karabakh (lagi), beberapa waktu lalu. Kawasan itu kini diklaim sudah berada di tangan Armenia.

Kawasan ini sedianya berada di dalam wilayah kedaulatan Azerbaijan, namun lebih banyak dihuni warga Armenia. Konflik perebutan wilayah ini sempat diselingi gencatan senjata sejak 1994, namun berulang kali terjadi pelanggaran gencatan senjata.

Terakhir, 2 April lalu merupakan puncak dari ketegangan kedua negara. Pada beberapa sumber disebutkan, belasan tentara dan beberapa warga sipil dari kedua belah pihak tewas akibat bentrokan bersenjata di kawasan tersebut.

Hal ini turut jadi sorotan dan mengundang keprihatinan dunia. Dewan Eropa lewat Presiden Majelis Parlementer Dewan Eropa, Pedro Agramunt, berharap penyelesaian konflik dengan cara damai, serta tuntutan penarikan mundur pasukan Armenia dari Nagorno-Karabakh.

Kami mengimbau penarikan mundur semua pasukan Armenia dari wilayah Azerbaijan yang diduduki, edmi menyesuaikan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB),” tutur Agramunt, dilansir Azer News, Senin (4/4/2016).

Saya sangat khawatir terhadap beberapa laporan terkait kekerasan di Nagorno-Karabakh dan sangat prihatin dengan jatuhnya sejumlah korban kemarin. Saya mengimbau kedua pihak menghormati gencatan senjata dan bersedia bernegosiasi demi resolusi damai,” tambahnya.

Hal senada juga disampaikan Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (Sekjen OKI), Iyad bi Amin Madani, terkait konflik berdarah Nagorno-Karabakh. “Saya sangat mencemaskan memburuknya konflik Nagorno-Karabakh,” timpal Madani. (raw)

  okezone  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.