Kamis, 09 Juni 2016

[Dunia] Sanksi Barat Buat Rusia Kembangkan Industri Militernya

Akibat sanksi Barat, Rusia harus terus mendorong kemampuan industri dalam negerinya, termasuk industri militer. Kini, Rusia tengah berupaya untuk mengembangkan dan memodernisasi industri militernya — tanpa bergantung pada produksi luar negeri — dengan meningkatkan investasi hingga miliaran rubel demi mendongkrak sektor ini. Hal ini diyakini pakar sebagai strategi Rusia untuk memajukan industri militernya sendiri. Pemerintah hendak meningkatkan produktivitas industri 1,8 kali lipat untuk kembali ke level prakrisis pada 2014. [Yevgeny Kurskov/TASS]

P
akar Rusia yakin bahwa tambahan alokasi dana 35 miliar rubel (sekitar tujuh triliun rupiah) bagi Pengembangan Program Industri Pertahanan, tak berarti Rusia memasuki perlombaan senjata baru. Dana tambahan ini sebagian besar akan digunakan untuk mengompensasi industri atas kerugian akibat sanksi anti-Rusia dan kebutuhan untuk memproduksi komponen baru mereka.

Pemerintah hendak meningkatkan produktivitas industri 1,8 kali lipat untuk kembali ke level prakrisis pada 2014. Sumber daya tersebut juga akan digunakan untuk meningkatkan saham produksi inovasi tahunan dari 34,4 persen pada 2016 menjadi 39,6 persen pada 2020. Gaji pegawai industri juga akan ditingkatkan 1,8 kali lipat.

 Mengapa Uang Dialokasikan untuk Pertahanan? 

Menurut pakar militer dari kantor berita TASS Viktor Litovkin, krisis dan sanksi anti-Rusia membuat Rusia perlu memodernisasi industri pertahanannya.

Akibat sanksi, mitra asing Rusia tak lagi bisa memasok sejumlah komponen bagi teknologi pertahanannya. Sebelumnya, kami menerima mesin kapal dan helikopter dari pabrik Ukraina, tapi kini kami harus memproduksi semuanya sendiri,” terang Litovkin.

Menurutnya, alokasi dana program persenjataan yang bernilai lebih dari tiga triliun rubel (sekitar 610 triliun rupiah) untuk periode 2010 – 2020 perlu ditingkatkan mengingat situasi yang terjadi saat ini.

Rusia perlu membeli peralatan tambahan dan merekrut pakar baru untuk memproduksi elemen baru. Semua ini membutuhkan investasi,” terang Litovkin.

Pemimpin Redaksi National Defense Igor Korotchenko menyebutkan bahwa Rusia mengalokasikan dana yang dibutuhkan dan mumpuni untuk industri pertahanannya.

Kami tak tertarik untuk memulai perlombaan senjata baru dan tak akan jatuh pada jebakan tersebut,” tegas Korotchenko.

 Sanksi Barat Terhadap Rusia 

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa sekutunya telah memberlakukan beberapa putaran sanksi yang menargetkan sektor-sektor kunci ekonomi Rusia, serta sejumlah individu dan entitas, atas reunifikasi Krimea dengan Rusia dan dugaan campur tangan Moskow dalam konflik antara Kiev dengan milisi kemerdekaan di timur Ukraina.

Rusia telah berulang kali membantah tuduhan tersebut, seraya memperingatkan bahwa sanksi-sanksi Barat bersifat kontraproduktif. Dalam menanggapi tindakan pembatasan sepihak tersebut, Rusia pun telah memberlakukan embargo makanan pada beberapa produk yang berasal di negara-negara pemberi sanksi.

Putaran terakhir hukuman Barat terhadap Rusia diperpanjang di antara anggota Uni Eropa sebelum batas waktu berakhirnya sanksi pada 31 Juli tahun ini.

  RBTH  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.