Rabu, 29 Juni 2016

KRI Bima Suci Tiba Tahun Depan


Perbandingan Antara KRI Dewaruci dengan Bima Suci

TNI Angkatan Laut akan segera memiliki kapal latih tiang tinggi (tall ship) penerus sang legenda KRI Dewaruci. Hal ini akan terwujud 2017 dengan kedatangan sang pengganti.

Sebagaimana diketahui, KRI Dewaruci telah lebih dari enam dasawarsa mendarma-baktikan segenap kemampuannya dalam membidani lahirnya para perwira handal TNI Angkatan Laut.

The Legend Dewaruci yang merupakan kapal latih taruna AAL akan menyerahkan kepercayaan dalam mencetak para pemimpin masa depan bangsa kepada generasi selanjutnya. Kepercayaan tersebut jatuh kepada sang pengganti yang rencananya akan bernama KRI Bima Suci,” kata Kadispenal Laksamana Edi Sucipto melalui siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (28/6/2016).

Lebih lanjut Edi mengatakan pemotongan perdana baja (steel cutting) sebagai tanda dimulainya pembangunan KRI Bimasuci berlangsung medio November 2015 di Galangan Contruccion Navales Freire Shipyard, Kota Vigo, Spanyol.

Bima Suci adalah kapal layar kelas Barque, yaitu kapal layar yang memiliki dua tiang dengan layar persegi. Kapal layar tiang tinggi ini memiliki panjang 110 meter dan lebar 13,5 meter melebihi KRI Dewaruci yang hanya memiliki panjang 58 meter dan lebar 8 meter. Dengan ketinggian mencapai 50 meter, KRI Bima Suci jauh lebih menjulang daripada KRI Dewaruci yang memiliki ketinggian 35 meter,” tukasnya.

Perbandingan Antara KRI Dewaruci dengan Bima Suci

Kadispenal Laksamana Edi Sucipto menjelaskan keunggulan kapal latih tiang tinggi (tall ship) KRI Bimasuci sebagai penerus sang legenda KRI Dewaruci milik TNI Angkatan Laut.

Jumlah layar 26 buah (KRI Bimasuci), sedangkan KRI Dewaruci 16 buah. Jika di KRI Dewaruci tidak terdapat ruang kelas, maka KRI Bimasuci menyediakan ruang kelas secara khusus sebagai tempat belajar para taruna AAL saat berlatih dalam operasi Kartika Jala Krida. Ruang kelas yang tersedia mampu memuat 100 orang taruna,” ujar Edi melalui siaran pers yang diterima Okezone, Selasa (28/6/2016).

Lebih lanjut Edi menjelaskan KRI Dewasuci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi, sementara KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam sebuah ballroom berukuran 11 x 10,5 meter persegi. “Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat sebab KRI Bimasuci menyiapkan perangkat multimedia,” katanya.

KRI Bimasuci sendiri mampu menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot jika menggunakan daya dorong mesin dan 15 knot jika menggunakan layar. Sementara itu untuk tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi ini pun dilengkapi dengan 5 dek, 7 kompartemen, dan 48 blok.

Medio Januari lalu atau tepatnya 27 Januari 2016 KRI Bimasuci memasuki tahap peletakan lunas (keel laying). Dalam sambutannya, Direktur Galangan Guillermo Freire Garcia menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya untuk membuat kapal layar latih.

Sebuah kepercayaan, sekaligus tantangan bagi kami, karena kami tahu bahwa pendahulu kapal ini, yakni KRI Dewaruci telah menjadi kapal yang terkenal dan menjadi legenda dunia”, kata Guillermo dalam bahasa Indonesia yang lancar.

Keel laying merupakan bagian dari empat tradisi yang melekat pada setiap pembangunan kapal angkatan Laut. Urutan lengkapnya adalah peletakan Lunas (keel laying), peluncuran (launching), peresmian kapal (commissioning) dan purnatugas (decommissioning).

Pihak galangan rencananya akan meluncurkan kapal layar tiang tinggi tersebut ke laut pada pada akhir September 2016. Pada Januari hingga Mei 2017 kapal layar itu akan menjalani tahap harbour trial dan sea trial.
 

  okezone  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.