Rabu, 15 Juni 2016

TNI AL Gelar Latihan Tempur

di Laut NatunaSatgas Natuna [TNI AL]

Setidaknya enam Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dan satu pesawat udara milik TNI AL diturunkan ke sekitar perairan Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau. KRI dan pesawat udara yang berada di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) TNI AL itu tengah melaksanakan Latihan Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III/L-3 Terpadu 2016.

Latihan tersebut digelar di perairan Selat Lampah dan Laut Natuna. Latihan yang digelar dari 9-20 Juni ini dipimpin oleh Komandan Gugus Keamanan Laut Koarmabar (Danguskamlaarmabar), Laksamana Pertama TNI, Muhammad Ali, sebagai Dansatgas Glagaspur Tingkat III/L-3 Terpadu.

Kepala Dinas Penerangan Koarmabar (Kadispenarmabar), Mayor Laut TNI, Budi Amin mengungkapkan, Koarmaba menurunkan setidaknya enam KRI dan satu pesawat udara. Unsur-unsur tersebut antara lain, KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376, KRI Sutanto-337, KRI Imam Bonjol-388, KRI Teuku Umar-385, KRI Todak-631, KRI Balikpapan-901, dan Pesawat Udara P-861.

Latihan ini, lanjut Budi, bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme prajurit Koarmabar. Selain itu, latihan itu berguna untuk mengukur kesiapan dan kemampuan tempur unsur-unsur Koarmabar yang sesuai fungsinya.

''Agar unsur-unsur tersebut dapat melaksanakan tugas utamanya dan dapat meningkatkan kerja sama taktis antar unsur-unsur Koarmabar dalam melaksanakan aksi tempur laut,'' kata Budi di Jakarta, Selasa (14/6).

Budi menjelaskan, latihan ini akan dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap persiapan di pangakalan, berupa Latihan Pos Komando (Latposko), kemudian diikuti dengan tahap Manuver Lapangan (Manlap), dan tahap pengakhiran. Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, dengan Latihan Glagaspur Tingkat III/L3, unsur-unsur KRI di jajaran Koarmabar diharapkan mampu menghadapi berbagai kemungkinan ancaman, terutama yang terjadi di wilayah barat Indonesia.

''Diharapkan unsur-unsur KRI di jajaran Koarmabar mampu untuk menghadapi berbagai kemungkinan ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan dan keamanan, dan kredibilitas negara, terutama di wilayah perairan. Selain itu, KRI diharapkan bisa secara tanggap menghadapi situasi-situasi yang timbul dalam pelaksanaan operasi,'' kata Kadispenarmabar.

  ★ Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.