Minggu, 10 Juli 2016

ISIS Ubah Strategi Teror Indonesia


Badan Intelejen Negara menilai kelompok militan ISIS mulai mengubah strategi teror mereka dengan menyerang langsung negara yang menjadi target. (Dok. bin.go.id)

Badan Intelejen Negara menilai kelompok militan negara Islam dan Suriah (ISIS) mulai mengubah strategi teror mereka dengan menyerang langsung negara yang menjadi target.

"Serangan bisa dilakukan oleh simpatisan yang mereka kirim langsung atau melalui warga di negara tersebut yang menjadi simpatisan mereka," kata Kepala BIN Sutiyoso di Stasiun Tugu Yogyakarta, Minggu (10/7), seperti dilansir dari Antara.

Menurut dia, perubahan strategi teror dilakukan karena kelompok tersebut mulai mengalami banyak kekalahan di Irak dan Suriah, termasuk banyak pemimpin di kelompok tersebut yang meninggal dunia.

Bahkan, lanjut dia, kekalahan tersebut berujung direbutnya kembali sekitar 30 persen wilayah yang sempat diduduki oleh ISIS.

Khusus di Indonesia, serangan teror berupa bom bunuh diri di Mapolresta Solo sehari sebelum Idul Fitri merupakan bagian dari serangan yang diduga dilakukan ISIS.

Oleh karena itu, Sutiyoso kembali menekankan pentingnya revisi Undang-Undang Terorisme dan meminta masyarakat untuk waspada terhadap kondisi lingkungan di sekitarnya.

"UU Terorisme perlu segera direvisi. Selain itu, masyarakat perlu menjadi mata dan telinga untuk membantu aparat menjaga lingkungannya," ujarnya.

Jika ada orang dengan gerak-gerik mencurigakan dan ganjil, Sutiyoso meminta agar masyarakat segera bertindak cepat dengan melaporkan hal tersebut kepada aparat berwajib sehingga bisa langsung dilakukan penanganan dan antisipasi.

Sebelumnya, menurut Staf Ahli Staf Ahli Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Wawan Purwanto, adanya ancaman teror saat Ramadan sudah diduga sebelumnya. Kelompok pelaku pengeboman di Solo terkait dengan kelompok teror yang ditangkap di Surabaya beberapa waktu.

"Kelompok ini yang bergabung di ISIS, yang berbaiat kepada mereka," kata Wawan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/7).

Dalam penangkapan di Surabaya beberapa waktu lalu, diketahui ada rencana serangan saat Ramadan hingga Idul Fitri. Sasarannya adalah petugas kepolisian yang selama ini gencar memerangi teror. Namun tidak diketahui detail sasaran teror saat itu.

Sebuah video propaganda ISIS yang beredar secara daring pun mengumumkan deklarasi perang terhadap Indonesia dan Malaysia. Video yang diluncurkan di tengah serangkaian serangan bom global beberapa pekan ini, turut menampilkan tentara anak dan remaja yang mengangkat senjata.

Diberitakan Straits Times pada Selasa (5/7), video tersebut menampilkan seorang pria dewasa yang memikul senjata dikelilingi oleh tentara anak. Seorang tentara remaja berdiri tak jauh dari kelompok itu dan terlihat memeluk senapan serbu AK-47. Sang militan juga menyinggung pihak berwenang dari nusantara, khususnya Malaysia dan Indonesia.

"Ketahuilah, kami bukan lagi warga Anda, dan kami telah membebaskan diri dari Anda," ujarnya, sembari kamera berpindah menyorot seorang militan berjanggut di sebelahnya yang tengah memegang paspor Malaysia.

Sang militan itu juga menyerukan pemerintah dan pemimpin yang tidak mengikuti prinsip Islam untuk lengser dan memberikan jalan bagi supremasi Islam.

"Dengan izin-Nya dan bantuan-Nya, kami akan datang kepada Anda dengan kekuatan militer yang tidak dapat diatasi," ucapnya.
 

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.