Selasa, 19 Juli 2016

TNI AL Siagakan Kekuatan untuk Bebaskan WNI yang Disandera di Filipina

Latihan TNI bebaskan sandera [prokal]

Kepala Staf TNI Angakatan Laut Laksamana Ade Supandi mengatakan, ia telah memerintahkan seluruh personel TNI AL untuk melakukan persiapan terkait upaya pembebasan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Hal tersebut dilakukan dalam merespons instruksi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo beberapa waktu lalu di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

"Untuk kegiatan pembebasan sandera itu nanti di-manage Panglima TNI. Saya hanya diberikan kewenangan untuk menyiapkan kebutuhan kekuatan untuk pelaksanaan tugas TNI," ujar Ade, saat ditemui di Markas Komando Koarmabar, Gunung Sahari, Jakarta Pusat, Selasa (19/7/2016).

Ia mengatakan, saat ini personel TNI AL sudah siaga jika sewaktu-waktu ada perintah untuk melakukan operasi pembebasan sandera.

Selain itu, kata Ade, alat utama sistem pertahanan (alutsista) milik TNI AL juga sudah disiagakan.

"Kami sudah menyiapkan personel, alutsista, dan armadanya. Tinggal menunggu komando dari Panglima TNI," kata Ade.

 Perintah Panglima TNI

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta prajuritnya bersiap untuk membebaskan warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf di Filipina.

"Kepada prajurit TNI, saya perintahkan untuk selalu siap menghadapi segala kemungkinan, apabila TNI dilibatkan dalam upaya pembebasan sandera," ujar Gatot dalam amanat upacara bendera di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (18/7/2016).

TNI akan menerjunkan prajuritnya untuk membebaskan sandera jika Pemerintah Filipina memutuskan militer negara asing boleh masuk ke wilayahnya.

Gatot menegaskan, penyanderaan WNI tidak dapat ditoleransi. Sebab, penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf di perairan perbatasan Filipina dan Indonesia bukan hanya sekali atau dua kali terjadi.

Total, sudah empat kali WNI disandera oleh kelompok Abu Sayyaf.

Terakhir, tiga WNI disandera kelompok Abu Sayyaf ketika melewati perairan kawasan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu Sabah, Negara Bagian Malaysia.

Mereka adalah ABK pukat tunda LD/114/5S milik Chia Tong Lim berbendera Malaysia. Sebelum penyanderaan tiga WNI, tujuh anak buah kapal (ABK) WNI lebih dulu disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Sulu, Filipina Selatan.

Penyanderaan itu terjadi pada Senin (20/6/2016). Selain membajak kapal, penyandera meminta tebusan sebesar Rp 60 miliar.

Dengan demikian, total 10 WNI masih disandera. Sebelumnya, 10 WNI ABK kapal tunda Brahma 12 disandera kelompok Abu Sayyaf dan dibebaskan pada awal Mei 2016.

Selain itu, empat ABK kapal tunda Henry juga disandera kelompok yang sama.

Keempatnya dibebaskan pada pertengahan Mei 2016.
 

  Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.