Jumat, 26 Agustus 2016

[Dunia] Tentara Filipina Tewaskan 6 Militan Abu Sayyaf

Dalam PertempuranPenemuan markas Abu Sayyaf di bawah tanah [CNN]

Pasukan Filipina menewaskan enam anggota kelompok militan Abu Sayyaf dalam pertempuran yang terjadi hari ini. Korban tewas termasuk seorang militan yang terlibat dalam penculikan dua warga Kanada yang telah dipenggal.

Juru bicara militer Filipina menyatakan, tentara-tentara Filipina terlibat pertempuran dengan sekitar 100 anggota kelompok Abu Sayyaf. Pertempuran terjadi seiring pasukan Filipina melakukan perintah Presiden Rodrigo Duterte untuk menghancurkan Abu Sayyaf.

Sebelumnya pada April dan Juni lalu, kelompok Abu Sayyaf memenggal dua turis Kanada setelah uang tebusan yang mereka minta tidak diberikan. Kedua turis Kanada itu termasuk di antara empat orang yang diculik Abu Sayyaf dari pulau resor Samal, Filipina selatan pada September 2015 lalu.

"Kami telah menemukan jasad keenam militan itu. Salah satu dari mereka adalah pemimpin unit kelompok Abu Sayyaf yang terlibat dalam penculikan di Samal," kata juru bicara militer wilayah setempat Mayor Filemon Tan seperti dikutip kantor berita AFP, Jumat (26/8/2016).

Dikatakan Tan, 17 tentara terluka dalam baku tembak tersebut saat militer tengah melacak para sandera, termasuk seorang warga Norwegia yang diculik bersama kedua warga Kanada di Samal tersebut.

Sebelumnya, Presiden Filipina Rodrigo Duterte memerintahkan militer segera menghancurkan kelompok Abu Sayyaf. Seruan ini disampaikan usai kelompok itu dilaporkan memenggal seorang warga Filipina yang mereka sandera.

"Bunuh musuh-musuh negara," tegas Duterte kepada personel militer Filipina sebelum mengirimkan mereka ke Sulu untuk memerangi Abu Sayyaf, seperti dilansir media lokal, The Philippine Star, Jumat (26/8/2016).

Angkatan Bersenjata Filipina telah memerintahkan pengerahan dan pengiriman tentara tambahan ke Sulu dan Basilan, dalam operasi memburu Abu Sayyaf. Duterte pun melakukan kunjungan mendadak pada Rabu (24/8) malam, untuk memberi dukungan moral kepada tentara yang akan bertugas.

Dalam pernyataannya, Duterte mengaku dirinya marah besar saat tahu satu sandera asal Filipina dipenggal Abu Sayyaf. Sandera yang dipenggal itu bernama Patrick Almodovar, yang berusia 18 tahun dan berasal dari Jolo, Sulu. Almodovar yang juga diketahui sebagai anak laki-laki dari seorang juru ketik pengadilan setempat ini, diculik Abu Sayyaf sejak 16 Juli lalu, di luar rumahnya. (ita/ita)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.