Sabtu, 13 Agustus 2016

Panglima TNI Dorong Inovasi Di Bidang Kemiliteran

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlfY04jc1vCK9g0urix39LVAT5MVD4fD8XDG5oRuhX2bWxiiw55bXryUWx-zfO8Ge-KyGJC_hLXdmpn_HbxOKbKqeM-cR-5PYdb9vHQ9ovIjyi5NSxXaCGSBGAyTCR6MjsawKsIzrFnty-/s1600/2016-08-12-20-43-20_KRI+REM+331+%2540pandu.jpgPKR 10514, KRI 331 REM [pandu]

T
entara Nasional Indonesia (TNI) memerlukan inovasi-inovasi di bidang kemiliteran. Hal tersebut diperlukan agar dapat membantu tugas pokok TNI dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari segala ancaman.

Demikian disampaikan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo ketika menjadi pembicara kunci di depan 168 orang peneliti pada acara Workshop Konsorsium Riset Hankam di Ruang Senat Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Kamis (11/8).

Menurut Panglima, saat ini TNI memerlukan kapal selam. Karena Indonesia merupakan negara kepulauan dan juga memerlukan kapal-kapal dengan daya rusaknya lebih besar dengan kecepatannya lebih tinggi serta penggunaan alat komunikasi dengan teknologi satelit.

"Ini tantangan bagi para peneliti, inovasi-inovasi seperti inilah yang diperlukan saat ini,” tegas Panglima TNI.

Dalam menghadapi tantangan dan ancaman bangsa Indonesia ke depan, Panglima TNI mengatakan TNI tidak akan mampu melaksanakan tugas pokoknya sendirian tanpa bekerja sama dengan semua komponen bangsa.

Kita harus bersatu untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dengan memanfaatkan modal geografi untuk menjadi negara agraris, negara maritim dan negara industri,” tegas Jenderal Gatot.

Sebagai contoh dengan adanya kapal-kapal kecil milik rakyat dan nelayan, bila dibutuhkan bisa dipersenjatai dengan senjata roket yang portable dan praktis dengan jarak tembak pendek sampai dengan sedang, dimana kapal nelayan bersama personel TNI yang dipersenjatai tersebut dapat memanfaatkan unsur geografi laut Indonesia dengan menjadikan pulau-pulau kecil sebagai tempat persembunyian dan perlindungan.

"Nelayan ini juga akan didampingi oleh angkatan laut. Di sinilah yang dibutuhkan tenaga para teknorat untuk bisa menciptakan senjata misil portable. Yang jarak tembak senjata misil tersebut mencapai 15 km, apabila dalam emergency nanti kapal-kapal tersebut akan didampingi kapal Angkatan Laut dengan senjata misil portable 2 orang,” ujarnya.

Hadir pula sebagai pembicara yakni utama antara lain Dirjen Potensi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Pothan) Timbul Siahaan, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan (Risbang) Muhammad Dimyati dan Dirjen Penguatan Inovasi Dikti Jumain Appe. (fri/jpnn)

  JPNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.