Kamis, 25 Agustus 2016

Skadron Helikopter 13 Akhirnya Diresmikan

Nantinya Akan Diperkuat dengan 32 Helikopter TNI menggelar 1 unit helikopeter Bell 412, Mi 17 dan pesawat Cassa 21 dalam acara peresmian operasional Skadron Helikopter di Tanjung Redeb, Berau, Kamis (25/8/2016).

Setelah dibangun sejak 2014 lalu, Skadron Helikopter 13 akhirnya diresmikan Panglima Kodam VI Mulawarman, Mayjen TNI Johny L Tobing, Kamis (25/8/2016).

Peresmian operasional Skadron Helikopter ini juga dihadiri jajaran TNI mulai dari Korem Aji Suryanatakesuma, Kodim Tanjung Redeb, Yon Armed, Kapolres Berau, Bupati dan Wakil Bupati Berau bersama jajarannya.

Dalam upacara peresmian tersebut, TNI juga menggelar 1 unit helikopeter Bell 412, Mi 17 dan pesawat Cassa 21.

Ditemui usai meresmikan Skadron Helikopter 13, Mayjen TNI Johny L Tobing mengatakan pembentukan satuan Skadron Pusat Penerbangan Angkatan Darat (Pus Penerbad) ini merupakan bagian strategis Angkatan Darat sejak tahun 2010 sampai 2019.

Jadi (pembentukan Skadron) ini telah melalui berbagai kajian yang matang, kami bentuk Skadron untuk menambah kekuatan militer untuk tujuan perang maupun mendukung operasi TNI lainnya, terutama di wilayah perbatasan,” ungkapnya.

Terpisah, Komandan Skadron Helikopeter 13, Letkol Slamet Riyadi mengatakan, untuk sementara ini hanya ada satu unit helikopter Bell 412 untuk mendukung logistik di Skadron 13.

Secara umum, satu skadron memiliki 32 unit helikopter dan akan dipenuhi secara bertahap.

Penambahan helikopter ini akan dilakukan secara bertahap, tahun 2017 nanti juga akan ada pengadaan baru, jumlahnya juga masih belum diketahui, tergantung situasi karena Panglima TNI yang akan menentukan berapa kekuatan yang dibutuhkan,” jelasnya.

Rencananya, ada tiga jenis helikopter yang beroperasi di skadron ini, diantaranya Bell 412, Fennec dan Bolco.

 Tunggu Perintah Panglima TNI 
IMG-20160824-WA0015.jpgPerakitan helikopter Fennec TNI AD [anas_nurhafidz@def.pk]

Hingga kini kasus penyanderaan Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Cahrles 00 yang disandera oleh kelompok Abu Sayaff di Filipina masih belum ada titik temu. Sementara pihak keluarga korban masih harap-harap cemas.

Untuk mengantisipasi kasus-kasus penyanderaan itu terulang kembali, TNI pun memperkuat postur pertahanan, terutama di wilayah-wilayah perbatasan. Termasuk Kabupaten Berau yang berbatasan perairan dengan Malaysia dan Filipina.

Salah satu upaya memperkuat pertahanan di perbatasan adalah dengan menempatkan skuadron helikopter di Kecamatan Teluk Bayur, Kabupaten Berau.

TNI rencananya akan menepatkan beberapa unit helikopter tempur untuk mengamankan wilayah dan warga negaranya.

Meski begitu, Panglima Kodam VI/Mulawarman, Mayjen Johny L Tobing, mengatakan, pihaknya belum mendapat perintah dari Panglima TNI untuk melakukan kegiatan patroli dan upaya pembebasan sandera di wilayah perbatasan melalui udara.

Operasi penyanderaan bukan tugas saya, itu merupakan kewenangan Panglima TNI. Kalau diperintahkan, saya siap melaksanakan. Tapi sampai saat ini saya belum diperintahkan untuk melakukan pembebasan sandera, termasuk untuk kegiatan patroli gabungan,” tegasnya, Kamis (25/8/2016). (*)

  ♞ Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.