Senin, 05 September 2016

[Dunia] Polandia Rilis Tank PT-16

Belajar dari Jerman MBT PT-16

W
alaupun AD Polandia secara resmi sudah berpaling ke Jerman untuk memenuhi kebutuhan korps lapis bajanya dengan membeli Leopard 2A4/ 2PL, industri senjata dalam negerinya tidak lantas mati begitu saja. Seperti kita ketahui, Polandia yang mewarisi industri persenjataan eks Uni Soviet menjadi satu dari sedikit industri senjata negara eks Pakta Warsawa yang berhasil keluar dari krisis pecahnya Uni Soviet. Produk mereka sukses menembus dunia internasional seperti PT-91M Pendekar yang dibeli oleh Malaysia.

Nah, setelah mendapatkan transfer teknologi dari Rheinmetall dan IBD Deisenroth, pabrikan Bumar Labedy minggu ini menunjukkan purwarupa MBT (Main Battle Tank) yang diberi kode PT-16. Tidak muluk-muluk, PT-16 tetap mengambil basis dari PT-91 Twardy, yang pada gilirannya tentu saja didasarkan pada T-72, MBT Rusia yang paling sukses sak jagat.

Namun begitu, ada satu pembeda utama yang tampak pada PT-16. Tidak seperti generasi MBT yang lahir dari Blok Timur yang kental menggunakan sistem proteksi berupa balok reaktif ERA yang mengandalkan bahan peledak untuk menangkis proyektil yang datang, PT-16 justru mengandalkan sistem proteksi pasif berupa penambahan pelat komposit, yang kemungkinan menggunakan solusi AMAP (Advanced Modular Armor Protection) dari IBD Deisenroth.

Bumar Labedy memang menjadi mitra lokal Transfer Teknologi dari Jerman dan membuat paket armor untuk Leopard 2PL. Nah, penambahan pelat komposit itu dapat ditemui pada seluruh bagian, mulai dari glacis, bagian atas yang menaungi rantai penggerak, sampai dengan bagian depan dan atas kubah. Bagian sisi juga ditambahi skirt yang membentang dari sisi atas hingga bawah. Hilang sudah ciri khas kubah T-72 dengan rongga depan membusung bulat, digantikan bentuk kaku pelat AMAP.

http://defence-blog.com/wp-content/uploads/2016/08/2016-08-27-33.pngKubah pada PT-16 ini juga menyimpan sejumlah fitur baru. Sebagai contoh, untuk meriam PT-16 sudah ikut pakem Barat dengan menggunakan meriam 120mm Smoothbore yang dipasok oleh pabrikan Huta Stalowa Wola (HSW) menggantikan meriam 125mm 2A46 Rapira. Meriam 120mm yang sudah ikut standar NATO ini mampu melontarkan munisi Rheinmetall DM63 APFSDS dan DM11 HE yang merupakan munisi pintar terbaru standar AD Jerman dan Korp Marinir AS. Meriamnya nampak memiliki bore evacuator yang cukup besar, dan dipasangi MRS (Muzzle Reference System) di dekat mulut laras untuk koreksi ketepatan penembakan. Sistem pasokan pelurunya menggunakan autoloader yang disiapkan pada bagian bustle.

Untuk alat bidik, terlihat sistem bidik untuk juru tembak menggunakan optik bidik yang sudah distabilisasi, berbentuk bujursangkar. Dimensinya nampak lebih besar dari produk Thales Catherine yang sudah digunakan sebagai solusi pada T-72 dan T-90 milik India. Sementara itu untuk komandan terdapat sistem optik panoramik berbentuk silinder yang terpasang pada bagian tengah-belakang, lagi-lagi tidak disebutkan merknya.

http://www.malaysiandefence.com/wp-content/uploads/2016/09/IMG_0005.jpg?82e709Untuk proteksi terhadap ancaman infantri atau helikopter, disediakan satu RCWS (Remote Controlled Weapon System) dengan senapan mesin 7,62mm. Sistem proteksi lain yang nampak adalah alat pendeteksi laser (laser warning system) untuk mendeteksi bidikan sistem pemandu rudal anti tank dan mampu secara otomatis melepaskan granat asap untuk tabir perlindungan.

Nah, untuk mengantisipasi penambahan sekian ton lapisan perlindungan dan fitur-fitur baru lainnya, PT-16 dilengkapi pula dengan mesin baru berdaya 1.000hp yang dibuat oleh Serbia. Walaupun tidak disebut speknya, ada kemungkinan mesin yang digunakan adalah varian dari V-46-TK1 dengan turbocharger dan sudah mengadopsi sistem empat langkah dengan injeksi. Mesin ini mentenagai MBT M84 dan M90 buatan Yugoslavia.

Nah, di penghujung tulisan ini, kemunculan PT-16 sebenarnya menunjukkan dua hal yang menarik. Yang pertama, transfer teknologi yang baik ternyata mampu menghidupi industri dalam negeri Polandia yang memang punya produk-produk jempolan seperti KTO Rosomak dan prototipe PL-01 Anders. Yang kedua, asa rupanya belum habis untuk keturunan dari keluarga besar MBT T-72. Walaupun penulis ragu apakah akan ada pasar untuk MBT baru seperti PT-16, tetapi Bumar Labedy bisa saja menawarkan PT-16 sebagai kit modifikasi untuk T-72 yang populasinya masih mencapai ribuan di seluruh dunia.

Author: Aryo Nugroho

  Angkasa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.