Kamis, 22 September 2016

[Dunia] Rusia Bantah Serang Konvoi Bantuan PBB

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2016/09/21/41/1140996/rusia-bantah-serang-konvoi-bantuan-pbb-M8H.jpgSeorang bocah Suriah mengamati bangkai truk bantuan kemanusiaan PBB yang hangus terbakar akibat serangan udara. Insert: Maria Zakharova. (Sindonews/Ian)

Juru bicara kementerian luar negeri Rusia membantah tudingan jika Moskow adalah pelaku penyerangan konvoi bantuan PBB. Tudingan itu dilontarkan seorang pejabat Amerika Serikat (AS).

Maria Zakharova mengatakan bahwa pemerintah AS tidak memiliki fakta-fakta yang mendukung tuduhan tersebut dan menambahkan: "Kami tidak ada hubungannya dengan situasi ini," seperti dikutip dari Reuters, Rabu (21/9/2016).

Jet-jet tempur, yang diduga jet tempur milik tentara Rusia atau Suriah, dilaporkan telah melakukan serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB di Suriah. Konvoi bantuan itu diserang ketika hendak memasuki Aleppo.

Terkait hal tersebut, Wakil Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes menyebut Rusia bertanggung jawab atas serangan udara terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB di Suriah.

"Kami berpendapat pemerintah Rusia yang bertanggung jawab atas serangan udara di wilayah tersebut, mengingat bahwa komitmen mereka berdasarkan perjanjian penghentian permusuhan adalah menghentikan operasi udara di mana bantuan kemanusiaan disalurkan," kata Rhodes.

 Rusia Murka 
Disalahkan AS Atas Serangan Konvoi PBB, Rusia MurkaTruk bantuan kemanusiaan PBB hancur terkena serangan udara. (Reuters)

Rusia mengaku marah besar dengan tudingan yang disampaikan oleh Amerika Serikat (AS). Washington menuding Moskow sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan konvoi bantuan kemanusiaan PBB di Aleppo, Suriah.

Moskow menuturkan, pernyataan yang dilontarkan AS tersebut adalah sesuatu yang tidak berdasar. Mereka juga mengatakan, pernyataan itu hanyalah pengalih isu, dan upaya AS untuk melindungi kelompok-kelompok radikal di Suriah.

"Kami memperhatikan dengan penuh kemarahan terhadap upaya untuk melindungi bandit dan teroris, dan menyalahkah Rusia atas serangan tersebut," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Manila Times pada Rabu (21/9).

"Tuduhan yang tidak berdasar dan terburu-buru tampak dirancang untuk mengalihkan perhatian dunia dari kesalahan aneh yang dibuat oleh pilot koalisi," sambungnya, merujuk pada serangan terhadap pasukan Suriah oleh koalisi pimpinan AS.

Sebelumnya, wakil Penasehat Keamanan Nasional Gedung Putih Ben Rhodes menyatakan, Rusia bertanggung jawab atas serangan udara terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB di Suriah. Rhodes menyebut insiden itu sebagai tragedi kemanusiaan terbesar.

"Kami berpendapat pemerintah Rusia yang bertanggung jawab atas serangan udara di wilayah tersebut, mengingat bahwa komitmen mereka berdasarkan perjanjian penghentian permusuhan adalah menghentikan operasi udara, di mana bantuan kemanusiaan disalurkan," kata Rhodes.

 Palang Merah Tunda Kirim Bantuan ke Suriah 
Paska Serangan, Palang Merah Tunda Kirim Bantuan ke SuriahICRC mengatakan, pihaknya akan menghentikan untuk sementara waktu pengiriman bantuan ke empat kota di Suriah. (Istimewa)

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan, pihaknya akan menghentikan untuk sementara waktu pengiriman bantuan ke empat kota di Suriah. Penghentian pengiriman ini terjadi setelah adanya serangan terhadap konvoi kemanusiaan PBB, yang bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Suriah di Aleppo.

"Hal ini sangat mengkhawatirkan. Kami melihat kembalinya kekerasan, intensifikasi pertempuran di banyak lokasi," kata Robert Mardini, Direktur ICRC untuk Timur Tengah dan Afrika Utara.

"Kami punya sesuatu yang direncanakan untuk empat kota (di Suriah), tapi untuk saat ini hal itu kami tahan dulu, untuk menilai kembali kondisi keamanan," sambungnya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (20/9).

Dia juga mengatakan, salah satu korban dalam serangan di Allepo adalah kepala Palang Merah/Bulan Sabit Merah Suriah, Omar Barakat. Hal ini, lanjut Mardini, membuat ICRC dan Bulan Sabit Merah shok, dan memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan untuk sementara waktu.

"Omar terluka parah dan tim penyelamat tidak bisa menggapainya selama kurang lebih dua jam. Ketika dievakuasi, ia tidak bisa bertahan akibat luka-luka yang dideritanya," ungkap Mardini.

Di kesempatan yang sama, ia juga mengatakan, pada saat konvoi di Aleppo di serang, ada satu konvoi lainnya yang sedang bergerak menuju Homs. Untungnya, papar Mardini, konvoi yang membawa ribuan ton bantuan itu bisa sampai dengan selamat ke Homs.

"Tim itu akan menginap semalam karena pertempuran yang terjadi di sekitar Homs. Sulit untuk membaca situasi dalam beberapa jam mendatang karena Anda memiliki campuran intensifikasi pertempuran dan politisasi bantuan kemanusiaan. Ini adalah waktu yang krusial untuk memutus hubungan kerja kemanusiaan dari politik," pungkasnya.

 Lavrov Tegaskan Rusia Tak Serang Konvoi PBB 
Lavrov Tegaskan Rusia Tak Serang Konvoi PBBMenteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kembali menegaskan, bahwa Rusia ataupun Suriah bukanlah pihak yang melakukan serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB di dekat Aleppo. (Reuters)

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov kembali menegaskan, bahwa Rusia ataupun Suriah bukanlah pihak yang melakukan serangan terhadap konvoi bantuan kemanusiaan PBB di dekat Aleppo. Lavorv menyebut, saat serangan terjadi, jet tempur Rusia dan Suriah tidak beroperasi di wilayah tersebut.

Lavrov mengatakan, militer Rusia telah memberikan penjelasan secara rinci mengenai kegiatan mereka saat serangan itu terjadi. Untuk Suriah, lanjut Lavrov, Angakatan Udara Suriah untuk sementara waktu tidak melakukan operasi.

"Militer kami telah membuat laporan yang menjelaskan pesawat kami tidak beroperasi di sana. Para pilot Suriah juga sedang tidak melakukan penerbangan ketika serangan terhadap konvoi yang terjadi selama jam malam," kata Lavrov.

"Angkatan Udara Suriah tidak terbang saat itu, mereka tidak memiliki kemungkinan seperti itu, dan serangan terjadi pada saat ketika kargo bantuan kemanusiaan sedang dibongkar di Aleppo timur," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Rabu (21/9).

Pernyataan Lavrov ini sendiri merupakan bantahan terbaru atas tudingan yang disampaikan oleh Amerika Serikat (AS). AS percaya bahwa serangan itu dilancarakan oleh jet tempur Rusia dan juga Suriah. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.