Selasa, 13 September 2016

[Teror] Tiga Nelayan Malaysia Diduga Diculik Abu Sayyaf

Di Perairan Sabah http://assets.kompas.com/data/photo/2016/05/13/1300397wni-3780x390.jpgIlustrasi Empat anak buah kapal warga negara Indonesia tiba di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (13/5/2016). Mereka sempat disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Tiga awak sebuak kapal nelayan Malaysia diculik di perairan tempat kelompok militan Abu Sayyaf biasa melakukan penculikan.

Insiden itu diyakini terjadi pada Sabtu (10/9/2016) malam di lepas pantai Pulau Pom Pom yang merupakan lokasi wisata bahari terkenal di negara bagian Sabah, Malaysia.

"Kapal itu berbendera Malaysia," kata Wan Abdul Bari Abdul Khalid, kepala Komando Keamanan Sabah, Minggu (11/9/2016), tanpa merinci kewarganegaraan ketiga orang itu.

Khalid juga tak memberikan tanggapan soal dugaan kelompok militan Abu Sayyaf sebagai pelaku penculikan tersebut.

Pada Mei lalu, Abu Sayyaf membebaskan 14 pelaut Indonesia setelah diculik selama beberapa waktu. Insiden ini kemudian memicu kerja sama antara Malaysia, Indonesa dan Filipina untuk melakukan patroli bersama.

Pada Juli, kepolisian Malaysia mengatakan, lima warga negeri itu yang menjadi kru sebuah kapal tunda diculik Abu Sayyaf di perairan Sabah.

Abu Sayyaf adalah sebuah kelompok sempalan beranggotakan beberapa ratus orang militan. Kelompok yang dibentuk pada 1990-an dengan bantuan Al Qaeda ini, diyakini sudah meraup banyak uang dari hasil uang tebusan penculikan.

Meski para pemimpin Abu Sayyaf menyatakan sumpah setia kepada ISIS, para analis menyimpulkan tujuan utama kelompok ini adalah mencari uang lewat penculikan bukan untuk mendirikan sebuah negara Islam.

Pada April dan Juni lalu, Abu Sayyaf memenggal dua warga negara Kanada setelah permintaan uang tebusan tidak dipenuhi. Dan tahun lalu, seorang warga Malaysia juga dipenggal dengan alasan yang sama.

Saat ini, militer Malaysia di Sabah sedang dalam kondisi waspada mencari para militan dari Filipina selatan yang melarikan diri setelah Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan tentaranya untuk meningkatkan serangan terhadap militan Islam.

  Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.