Kamis, 13 Oktober 2016

[Dunia] Deteksi Misil Musuh, Militer Bisa Manfaatkan Menara Seluler

Perancang Rusia telah menciptakan sistem kendali udara Rubezh. Sistem ini mampu mendeteksi objek terbang di area elektromagnetik menara-menara seluler yang ditempatkan di seluruh daratan Rusia. https://cdn.rbth.com/936x624/2x2/1298x865/all/2016/10/07/radio_relay_antenna_rian_00937825_b.jpgSeorang teknikus tengah memasang antena radio untuk jaringan komunikasi seluler pada sebuah menara di Desa Babykino. [Yakov Andreev / RIA Novosti] 

Perancang Rusia telah menciptakan sistem kendali udara Rubezh, yang secara signifikan memperluas kapabilitas pertahanan misil dan udara Rusia.

Pengembangan terbaru anak perusahaan Rostec ini dapat mendeteksi objek terbang di area elektromagnetik menara-menara seluler, yang ditempatkan di seluruh daratan Rusia.

Pihak perancang meyakinkan bahwa jaringan GSM dapat membantu militer mendeteksi jumlah objek yang sulit dilihat di radar — mulai dari misil musuh bersayap, pesawat tanpa awak, dan pesawat kecil.

 Prinsip Kerja Rubezh 

Jaringan seluler membentuk area elektromagnetik melalui pertukaran sinyal antara menara seluler, transmiter, dan pengulang (repeater) secara berkesinambungan.

Ketika objek logam masuk area ini, stasiun penerima akan segera mendeteksi perubahan di area, dan berkat Rubezh, dapa mengirim koordinat objek ke ‘markas’.

Pengembangan para ilmuwan ini dapat menetapkan kelas objek (misalnya misil, pesawat, helikopter, dan lain-lain) dan kemudian komandan di pusat komando dan kendali untuk sistem pertahanan udara Pasukan Kedirgantaraan Rusia akan memutuskan langkah apa yang perlu diambil.

Di Rusia, terdapat lebih dari 250 ribu menara seluler, dan jumlahnya terus bertambah tiap tahun. Menurut pihak pengembang, ini juga akan membantu terciptanya wilayah yang bebas intervensi, yang akan beroperasi 24 jam sehari pada frekuensi yang berbeda, serta mengirim data secara otomatis pada pasukan antipesawat.

Perancang teknologi ini memastikan bahwa Rubezh tak hanya bisa dipasang di stasiun GSM, tapi juga langsung di pos kendali sistem pertahanan udara, tanpa beban biaya bagi operator seluler.

 Bisa Memperkuat Pertahanan Negara? 

Menurut Leonid Konik, kepala editor Comnews, ini adalah proyek yang berisiko tinggi karena beberapa alasan.

Pertama, radius jangkauan stasiun GSM berkisar hanya antara tiga hingga 30 kilometer, tergantung jangkauan dan kepadatan area.

Kedua, operator seluler mengorientasikan stasiun mereka berdasarkan sektor pemancar, dan penerbangan pesawat musuh atau misil tak perlu dilakukan di cakupan menara.

Namun, hal yang utama ialah jaringan perangkat seluler dibuat sepenuhnya di luar negeri. Sehingga, menurut Konik, bahkan diskusi teoritis mengenai penggunaannya untuk pertahanan negara akan sia-sia.

  RBTH  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.