Jumat, 04 November 2016

Menhan RI dan Fiji Bahas Pertahanan dan Terorisme

Delegasi dari Fiji kunjungi BNPT

Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu bertemu Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Republik Kepulauan Fiji Ratu Inoke Kubuabola untuk membahas penguatan kerja sama bidang pertahanan dan memerangi terorisme.

"Saya sudah bicara dengan Menteri Pertahanan Fiji, yang penting ada satu, meningkatkan pertahanan kedua negara dengan memulai MoU, mudah-mudahan Maret tahun depan, dengan demikian kita bisa melaksanakan yang konkret tentang latihan," kata Ryamizard di Kantor Kementerian Pertahanan Jakarta usai pertemuan bilateral dengan perwakilan Fiji.

Ryamizard mengatakan pembahasan selanjutnya mengenai terorisme, di mana kedua negara sepakat bekerja sama mengantisipasi teroris ISIS.

"Kita sudah sampaikan ya, kita semua saudara, diharapkan tidak ada lagi perang antara negara yang bersaudara dan negara tetangga. Musuh kita bersama adalah ISIS, itu yang menjadi musuh bersama, itu yang kita perangi bersama," tuturnya.

Selain ancaman terorisme, Ryamizard mengatakan, setiap negara juga menghadapi ancaman bencana alam, pencurian sumber daya alam, wabah penyakit, masalah siber dan narkoba.

Indonesia dan Fiji juga membahas upaya mendorong terciptanya perdamaian di dalam wilayah, kawasan bahkan dunia.

"Fiji sudah pernah ke Sentul, melihat baik sekali, dia juga akan membangun juga hal yang sama di Fiji dan kita diminta bantuan untuk masalah perdamaian ini," katanya tentang pusat latihan pasukan perdamaian Peace and Security Center di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Republik Kepulauan Fiji Ratu Inoke Kubuabola mengatakan kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pertahanan.

"Hari ini kami telah sepakat dengan Menteri (Menhan RI) untuk menindaklanjuti kerja sama pertahanan. Dan memiliki nota kesepahaman terkait kerjasama pertahanan antara Fiji dan Indonesia yang rencananya akan ditandatangani pada triwulan pertama 2017," kata dia.

Penandatanganan nota kesepahaman itu akan membawa kerja sama kedua negara naik ke level yang lebih tinggi.

"Kami berterima kasih kepada Indonesia untuk kesempatan yang diberikan kepada kami untuk menyelenggarakan pelatihan intensif bagi petugas polisi dan tentara," ujarnya.

Dia juga menyebut penguatan kerja sama pendidikan yang memungkinkan siswa Fiji belajar di Indonesia.

 Bahas pertukaran intelijen

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Republik Kepulauan Fiji Ratu Inoke Kubuabola membahas kerja sama pertukaran intelijen.

"(Kami bahas) masalah pertukaran intelijen dan masalah pendidikan," kata Menhan Ryamizard, Jakarta, Jumat.

Dalam pertemuan bilateral itu,kedua pihak juga membahas tentang kerja sama pertahanan seperti pelatihan.

Menhan RI menawarkan alat utama sistem persenjataan (alusista) buatan Indoesia kepada Menhan Fiji.

"Kemudian alutsista tadi saya tawarkan kalau dia berkenan banyak negara lain sudah beli silahkan saja, jadi berkenaan dengan latihan-latihan itu kerja sama," tuturnya.

Menhan mengatakan alusista yang ditawarkan seperti senjata dan kapal.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Republik Kepulauan Fiji Ratu Inoke Kubuabola mengatakan kedua pihak berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama pertahanan.

"Hari ini kami telah sepakat dengan Menteri (Menhan RI) untuk menindaklanjuti kerja sama pertahanan. Dan memiliki nota kesepahaman terkait kerja sama pertahanan antara Fiji dan Indonesia yang rencananya akan ditandatangani pada triwulan pertama 2017," tuturnya.

 Kunjungi BNPT bicarakan penanggulangan terorisme

Menteri Pertahanan dan Keamanan Nasional Fiji Ratu Inoke Kabuabola beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke kantor Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di kompleks Indonesia Peace and Security Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis.

"Mereka datang ke BNPT untuk mendapatkan gambaran bagaimana kita selama ini melakukan pencegahan dan penanggulangan terorisme. Pemerintah Fiji ingin belajar kepada kita mengenai counter terrorism," ujar Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius seperti dikutip dalam siaran pers.

Menurut dia, pemerintah Fiji juga ingin mengetahui fasilitas dan langkah-langkah yang sudah dikerjakan BNPT dalam rangka penanggulangan terorisme selama ini.

"Respons Menhan Fiji terhadap BNPT sangat luar biasa. Karena masalah terorisme ini sudah menjadi masalah global sehingga mereka merasa perlu untuk belajar ke kita," ujar mantan Kabareskrim Polri ini.

Menurut Kepala BNPT, pemerintah Fiji selanjutnya akan menjalin kerja sama dengan BNPT dalam bidang pelatihan penanggulangan terorisme.

Dalam pertemuan tersebut Deputi III Bidang Kerjasama Internasional BNPT Irjen Pol Petrus R Golose menjelaskan bahwa aksi pencegahan terorisme harus berjalan beriringan dengan hak asasi manusia.

"Sampai saat ini, aksi yang kita jalankan tidak pernah melanggar hak asasi manusia. Isu-isu berkaitan hal ini memang menjadi perhatian masyarakat dan sebisa mungkin kita memperhatikan poin-poin hak asasi manusia dalam melakukan aksi penanggulangan," katanya.

Mantan Wakadensus 88/Antiteror Polda Metro Jaya dan Wakil Direktur II/Ekonomi Khusus Bareskrim Polri ini menjelaskan bahwa BNPT selalu mendukung program-program terkait hak asasi manusia dan sudah meneken nota kesepahaman (Memorandum of Understanding - MoU) dengan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Selain itu, dalam penangkapan teroris selama ini kami juga selalu mengacu kepada criminal justice system. Setelah proses penangkapan, dilanjutkan dengan proses pelaporan kemudian interogasi dan sebagainya," ujarnya.

Dalam kujungannya ke BNPT tersebut, Menhankam Fiji didampingi Dubes Fiji untuk Indonesia Ratu Seremaia Tuinausori Cavulati, Dubes RI untuk Fiji Gary Rachman Maksmun Jusuf, Atase Pertahanan RI untuk Fiji & PNG Kolonel Inf Anggara Sitompul, dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Fiji Kolonel Litea Seruiratu.

Sementara Kepala BNPT dalam kesempatan tersebut didampingi oleh Sekretaris Utama (Sestama) Mayjen TNI R Gautama Wiranegara, Deputi II Bidang Penindakan, Penegakan Hukum, dan Pembinaan Kemampuan Irjen Pol Arief Dharmawan, Deputi III Bidang Kerjasama Internasional Petrus R Golose.
 

  Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.