Minggu, 13 November 2016

Perkembangan Rudal Petir

Wahana udara rekayasa anak negeri akan diubah menjadi Target Drone https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj53ifNcgXkz2TRulmIYMnpqmRuFyKT_tTkn1_iC8thyphenhyphenhFVbsZel9K77lrKzgEIqnvRPH7HhhClYCfmOTFl5djoyQk-e0VieEkUsQYtMDTRylyjGbjxanZL3rTyxbrd0O7FFmtNe29jnf-R/s1600/petir-direvisi-dari-rudal-jelajah-ke-target-drone_0470.jpgRudal Petir yang akan menjadi Target Drone [Indomiliter]

Rudal Petir yang di rancang menjadi rudal jelajah merupakan karya anak bangsa mewujudkan rudal nasional. Rudal dengan kecepatan subsonic mampu menghajar sasaran di permukaan sejauh 60 km. Selain menjadi bukti inovasi dan kemandirian industri pertahanan nasional, desain Petir sudah mengadopsi mesin turbin.

Menurut berita informasi militer Indomiliter, perancang rudal petir akan mengarahkan rudal karyanya menjadi target drone. Rudal Petir tetap ditampilkan oleh PT Sari Bahari dalam ajang Indo Defence 2016. Berubah menjadi target drone kini Petir dalam proses penjajakan untuk digunakan oleh satuan TNI.

Dalam operasionalnya, karena tidak dilengkapi fasilitas roda, Petir dilontarkan lewat platform peluncur. Sementara untuk mendaratkannnya menggunakan jaring. Petir dirancang sebagai rudal permukaan ke permukaan berkemampuan balistik. Dengan program yang ditanam rudal petir dapat di seting untuk menuju ke target sasaran vital tertentu yang tidak bergerak. Dengan titik kerendahan terbang berada pada ketinggian 20 meter, Petir mampu melintasi kontur sehingga meminimalkan untuk terbaca oleh radar dan menghindari frekuensi yang berubah-ubah, serta mereduksi risiko di jamming.

Perangkat GCS (Ground Control Station) drone Petir.Perangkat GCS (Ground Control Station) drone Petir. [indomiliter]

Poin keunggulan Petir diantaranya mengadopsi sejumlah teknologi mutakhir untuk pengindraan sasaran. Diantaranya sudah mengadopsi multiple 3D point, ini lebih maju daripada rudal yang menggunakan seeker, konsekuensinya Petir nanti dibenamkan prosesor tingkat tinggi untuk memproses data sasaran tembak. Petir menggunakan engine standar dengan kecepatan 260 kilometer per jam. Teknisi sedang merancang engine sendiri yang diharapkan mampu mendongkrak kecepatan Petir menjadi 500 km per jam.

Sejak 2014, tiga prototipe Petir menjalani serangkaian uji coba. Yang terakhir, pengujian terbang dilakukan di Pameungpeuk, Jawa Barat. Selama percobaan, Petir belum diisi hulu ledak karena hanya menguji aspek aerodinamika. Petir diklaim cocok dengan kebutuhan militer Indonesia. Selama ini rudal dengan jarak jelajah 45–60 km belum terisi. Dengan jarak jangkau yang lebih pendek, tentunya diharapkan rudal yang sepenuhnya dirancang Putra Indonesia dapat ditawarkan dengan harga lebih murah ketimbang rudal-rudal besutan Luar Negeri.

 Spesifikasi Petir V-101 

★ Panjang: 1.850 mm
★ Bentang sayap: 1.550 mm
★ Berat tanpa hulu ledak: 20 kg
Air frame set: carbon reinforced composite
Propulsion system set: turbine engine thrust
★ Berat hulu ledak: 10 kg
★ Jarak jangkau pada uji perdana: 45 km
★ Kecepatan uji tahap kedua: 260 km per jam
★ Sistem elektronik: PID controller, 3D waypoint autopilot, GPS navigation, complete with 6 DoF sensors, dan 3 axis magnetometers. [indomiliter]

  Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.