Minggu, 11 Desember 2016

[Dunia] Keruk Area Sengketa Laut China Selatan

China Bisa Marah https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCZwOq-3GtDQLFjlk8x98WNg6L0znMR9pJaYops289z8TF07RmVURBz_ogYXgwTjtMeT5OC6vKscJPWILt-t25dsjcZNIQM4_DafI9YC0iy96-2uNBhU6vV9RbrS_uDh2Jm6U9zHohmo4/s1600/KOMODO+-+GM.gifKawasan kepulauan yang jadi sengketa di Laut China Selatan. [REUTERS]

Vietnam dilaporkan diam-diam melakukan pengerukan di area terumbu karang yang disengketakan di Laut China Selatan. Tindakan Vietnam ini berpotensi memicu kemarahan China yang jadi pengklaim utama kawasan itu.

Citra satelit menunjukkan kegiatan pengerukan dilakukan oleh Vietnam di Ladd Reef di Kepulauan Spratly. Kawasan terumbu karang itu juga diklaim oleh Taiwan.

Citra satelit tersebut disediakan oleh perusahaan satelit yang berbasis di Amerika Serikat, Planet Labs, pada tanggal 30 November 2016. Menurut cita satelit, kapal-kapal juga berada di lokasi terumbu karang yang dikeruk Vietnam.

Vietnam belum mengkonfirmasi data citra satelit perusahaan AS itu, sehingga belum diketahui tujuan dari proyek pengerukan situs terumbu karang di Kepualauan Spratly. Meski demikian, pengerukan area terumbu karang seperti yang terjadi di masa lalu telah menyebabkan pekerjaan konstruksi yang lebih luas di kawasan terumbu karang lainnya.

Kami bisa melihat bahwa di lingkungan ini, ada ketidakpercayaan strategis Vietnam. Mereka dengan cepat meningkatkan pertahanannya,” kata Trevor Hollingsbee, seorang pensiunan angkatan laut yang menjadi analis intelijen Kementerian Pertahanan Inggris, kepada Reuters, Jumat (9/12/2016).

Mereka melakukan segala sesuatu yang mereka bisa untuk memperbaiki kelemahan apapun, dan bahwa pos di Ladd Reef memang terlihat rentan,” ujarnya.

Sebelumnya pada bulan Agustus, Vietnam telah melengkapi beberapa pulau di kawasan sengketa dengan peluncur roket artileri mobile, yang diklaim mampu menghantam China serta kapal-kapal yang melintasi perairan strategis di Laut China Selatan.

Greg Poling, seorang ahli Laut China Selatan di Washington Center for Strategic and International Studies mengatakan tidak jelas seberapa jauh kegiatan Hanoi di terumbu karang tersebut. Dia percaya bahwa kegiatan itu sebagai upaya Hanoi untuk meningkatkan akses bagi kapal dan perahu nelayan mereka, bukan bertujuan merenovasi pulau untuk dijadikan pangkalan militer.

Vietnam tahu, (mereka) itu tidak dapat bersaing dengan China, tetapi tidak ingin meningkatkan kemampuannya untuk mengawasi mereka (China),” ujar Poling kepada Reuters. (mas)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.