Minggu, 11 Desember 2016

Kisah Panglima TNI

Menyew boat pariwisata untuk intip kekuatan lainhttp://detikglobalnews.com/wp-content/uploads/2016/11/Panglima-TNI-Jendral-Gatot-Nurmantiyo-bersama-Petinggi-Angkatan-Darat-naik-Tank-M-113-menuju-Pulau-Pendek.jpgPanglima TNI bersama KSAD numpang M113 Amfibi di Natuna [detikglobalnews] ★

P
anglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebutkan, posisi Indonesia saat ini dalam kondisi perspektif ancaman. Dalam perspektif itu, Indonesia diposisikan dalam kepungan negara barat seperti Amerika Serikat dan negara-negara tetangga sendiri.

Saat ini, posisi yang perlu diwaspadai, kata dia, adalah keberadaan Masela di Maluku Tenggara. Posisi Masela diketahui tidak jauh dari Timor Leste dan mengarah ke Darwin, Australia.

"Dekat Darwin ada 1.500 marinir Amerika di sana. Akan ditingkatkan menjadi 2.500, tentunya kita bertanya, kenapa ke situ, emangnya pesiar," kata Gatot di acara Indonesianisme Summit di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu 10 Desember 2016.

Sementara itu, Australia sedang membangun pangkalan pendaratan di sekitar wilayah yang sama. Gatot mengaku setelah mendapat informasi itu, dirinya langsung mengecek ke lapangan.

Gatot bertolak ke Darwin dan mencoba melihat ke dekat lokasi menggunakan boat sewaan.

"Ke sana saya pura-pura kunjungan ke Darwin, satu setengah jam saya menyewa boat pariwisata. Saya melihat dua sudah jadi. Padahal Australia adalah negara kontinental, untuk apa marinir," ujarnya.

 Tidak ada sahabat dalam kompetisi global. Ujungnya kepentingan mereka yang diutamakan

Ia mengingatkan lagi mengenai lepasnya Timor Timur yang kini menjadi Timor Leste.

"Kita tidak tahu bahwa sebenarnya yang diperebutkan di Timor Leste adalah Greater Sunrise, di Laut Timor yang kaya akan energi itulah yang diperebutkan," kata Gatot.

Panglima TNI mengingatkan agar jangan sampai Masela ini lepas seperti kasus Timor Leste. "Blok Masela pun kalau tidak waspada seperti ini," tuturnya.

Ancaman lain adalah konflik Laut China Selatan (LCS). Ia mencontohkan, tiga kapal nelayan China yang ditangkap Armabar TNI AL, semuanya dikawal kapal coast guard negara itu.

"Berarti Tiongkok mengakui itu adalah pantainya, maka nelayan dikawal oleh penjaga pantai," katanya.

Belum lagi, Gatot menyayangkan ngototnya China dan Presiden Xin Jinping untuk menolak keputusan arbitrase yang memenangkan gugatan Filipina atas bagian di LCS tersebut.

Sementara itu, dari negara-negara tetangga, Gatot menyoroti adanya latihan militer bersama negara-negera persemakmuran Inggris beberapa waktu lalu, yakni Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura.

"Kita pernah punya masalah sama mereka semuanya. Kemarin mereka sudah menjadi pakta pertahanan dengan mengadakan latihan bersama, melibatkan tiga ribu personel, 71 pesawat, 11 kapal," ujar Gatot.

Gatot merasa tidak sreg dengan langkah tersebut dan memprotes aksi tersebut.

"Jadi, wilayah Indonesia sudah dikepung oleh orang atau negara-negara yang punya kepentingan. Tidak ada sahabat dalam kompetisi global. Diplomasi ya diplomasi, tapi ujungnya kepentingan mereka yang diutamakan," katanya.

  VIVAnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.