Sabtu, 10 Desember 2016

Kisah Penemuan Kru Helikopter TNI AD

Sempat Berteriak Adakah yang Selamat di BawahPilot Lettu Cpn Yohanes Syahputra (tengah) [Tribun] ★

H
elikopter TNI jenis Bell 412-EP dengan nomor penerbangan HA-5166 yang sempat hilang kontak, pda 24 November 2016 lalu ditemukan beberapa hari kemudian dengan kondisi hancur di antara Desa Long Sulit dan Desa Nansarang, Kecamatan Mentarang Ulu, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).

Seorang awak Heli Bell tersebut yakni Lettu Cpn Abdi Darnain ditemukan dalam keadaan selamat dan hingga saat ini masih dalam perawatan.

Sementara tiga awak lainnya, yakni Lettu Cpn Ginas Sasmita Aji, Sertu Bayu Sadeli Putra dan Praka Suyanto ditemukan tewas.

Satu orang awak yakni, Lettu Cpn Yohanes Syahputra masih dalam pencarian oleh tim kewilayahan setelah Posko pencarian di Makolanud Tarakan, dibubarkan.

Kamis (8/12/2016) di media sosial dan grup messenger ramai beredar foto yang diduga Lettu Cpn Yohanes Syahputra bersama dengan tiga pria.

http://www.newsth.com/ruptik/wp-content/uploads/2016/12/Lettu-Cpn-Yohanes-Syahputra.jpgUnggahan tersebut menulis keterangan foto, "Salah satu pilot heli yang jatuh di long berang telah ditemukan A.n. pilot Yohanis Saputra, posisi sekarang di long sulit...."

Dalam foto, sosok yang diduga Lettu Yohanes mengenakan kaos dan celana pendek duduk di kursi plastik warna putih dan tiga pria berdiri di sekitarnya.

Selanjutnya, dari penuturan Sekretaris Desa Long Sulit, Kusnadi yang ditemui Tribunkaltim di Malinau menjelaskan, ia telah mendapatkan laporan dari salah satu warga desanya.

"Memang benar Kapten Yohanes ditemukan warga. Yang pertama kali menemukan adalah Doni Bernadus," katanya.

Doni menemukan Yohanes di sebuah pondok tempat beristirahat di ladang milik Kepala Desa Long Sulit.

"Tadi sekitar pukul 12.00, Doni Bernadus akan ke ladang. Sampai di ladang milik Kepala Desa, dia melihat ada orang. Saat didatangi, pria ini mengaku Kapten Yohanes," kata Kusnadi.

Kepala Desa Long Sulit, Wiliam Bias adalah adik dari Kusnadi.

Saat ditemukan Doni, Yohanes terlihat masih mengenakan seragam hijaunya.

"Ia masih pakai seragam lengkap. Hanya bagian celananya saja robek-robek. Tidak ada tas. Hanya bawa badan saja. Badannya kelihatan bagus saja, nggak ada lecet. Terlihat ada luka lecet bekas gigitan serangga," kata Kusnadi menirukan cerita warganya.

Doni kemudian membawa Yohanes ke Desa Long Sulit. Dengan menggunakan ketinting, dari ladang menuju Desa Long Sulit hanya dua menit saja.

Di Desa Long Sulit, Yohanes dibawa ke rumah salah satu warga, Panus, karena pada saat itu, Kepala dan Sekretaris Desa Long Sulit tengah berada di Malinau.

Di rumah Panus inilah, Yohanes baru dapat berbicara. Setelah diberi makan, Yohanes sempat menceritakan ikhwal jatuhnya helikopternya.

"Ketika heli jatuh ia sempat teriak adakah yang selamat di bawah? Ia memang mendengar ada jawaban. Namun, ia tidak mengetahui siapa karena selanjutnya ia pingsan," kata Kusnadi.

Menurut yang diceritakan Yohanes kepada warga, sebenarnya Yohanes sudah ada di pondok tersebut sejak sehari sebelumnya.

 Bertahan Hidup Hanya Makan Gula 

Selama di pondok itu ia hanya makan gula yang kebetulan ada di pondok itu. Ia bertahan semalam dengan makan gula.

Kamis (8/12/2016) sore, Kodim mengirimkan tiga unit mobil untuk mengevakuasi Yohanes.

"Sebenarnya warga yang menyelamatkan Yohanes sudah hendak membawa ke Malinau. Namun, Yohanes masih trauma sehingga tidak mau naik kendaraan," kata Kusnadi. (^)

  Tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.