Kamis, 29 Desember 2016

Perihal Peluncur Roket dari Tiongkok

Dibeli Korp Marinir https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0pPP_nzKCw4w-tMejd5uev3wly82T6mIq05Yal2pyK8_4h-DUN61y33XteLaejlq2XjM79g-lcXAZjbdXUHbxF0-gizZz84iXFaKz6oMcwuYBH51QuhykEkAXrVsbLU4J0v4ePkZ26gE/s1600/Type_90B_122mm_MLRS_Multiple_Launch_Rocket_System_Norinco_China_chinese_defense_industry_006.jpgMLRS Type 90B [World Defence News]

Dalam satu langkah diversifikasi sumber alutsista yang sudah menjadi kebiasaan di dalam TNI, Jane’s melaporkan bahwa Korps Marinir TNI AL membeli sejumlah sistem artileri berbasis roket kaliber 122mm dari Tiongkok. Pembelian ini merupakan realisasi dari kontrak pengadaan yang ditandatangani tahun 2015.

Sistem artileri yang dibeli Type 90B MLRS (Multiple Launch Rocket System), yang berbasis truk 6×6 flatbed. Dengan pengadaan Type 90B, Korps Marinir TNI AL tercatat mengoperasikan tiga sistem MLRS yang berbeda, yaitu RM70 Grad dan RM70 Vampir eks Ceko, dan terakhir Type 90B. Seperti apakah Type 90B ini?

Sistem MLRS yang satu ini dibuat oleh Norinco pada 2004, dan merupakan penyempurnaan dari Type 90A yang dirilis pada dekade 1990an. Type 90 mewakili evolusi panjang sistem MLRS Tiongkok yang juga diawali dari BM-21 Grad. Platform truk pengusung Type 90B adalah truk buatan China Beifang-Benchi (eks North-Benz) 2629 yang ditenagai mesin buatan Jerman Deutz 1015 dengan turbocharger berdaya 480hp dipadu sistem transmisi ZF dengan sembilan gigi maju dan satu mundur. Jarak tempuhnya mampu mencapai 800 km dengan sekali isi penuh tangki solarnya. Awaknya duduk di cabin depan yang sekaligus sebagai kendali peluncuran.

Type 90B menggunakan sistem pengoperasian dan pengarah otomatis untuk peluncur roketnya, dipandu komputer dan sistem penentu arah roket yang ditampilkan pada layar display, termasuk sudut penembakan, azimuth, posisi arah kotak peluncur relatif terhadap kendaraan, dan dan kemiringan kendaraan. Sistem kendali penembakan sudah didukung dengan penentuan koordinat melalui GPS (Global Positioning System) sehingga meningkatkan akurasi dan perkenaan.

[​IMG]Tabung peluncur yang terpasang di flatbed di belakang terdiri dari empat baris roket dengan sepuluh tabung per baris, atau total 40 roket bisa disiapkan untuk ditembakkan. Sudut dongak tabung roket ini bisa diatur mulai 0o untuk kondisi perjalanan sampai 55o dengan azimuth dari -102o sampai +102o. Untuk perlindungan dari cuaca, sistem tirai terpal bisa dioperasikan otomatis untuk menyelubungi tabung peluncur sampai ke belakang, dan ditarik ke depan saat roket hendak ditembakkan. Type 90B juga dilengkapi dengan dua pasak hidrolik di bagian belakang bawah flatbed yang dapat diturunkan untuk menjejak tanah dan menyediakan kestabilan untuk menahan hentakan pada saat peluncuran.

Jika dihitung, hanya butuh waktu 7 menit terhitung dari truk berhenti untuk mempersiapkan, mengoperasikan, sampai menembakkan roket-roket 120mm yang dibawa Type 90B. Penembakan dapat dilakukan secara tunggal, satu-persatu atau penembakan secara salvo dengan jeda 0,5 detik antar roket untuk meninggalkan tabungnya. Pengisian ulang dapat dilakukan melalui sistem pengisian otomatis yang dapat dilakukan dalam waktu 3 menit oleh kendaraan pengisi. Untuk hululedak, Type 90B kompatibel dengan segala roket 122mm, tentunya termasuk R-han yang tengah dikembangkan oleh Pindad.

Jika dioperasikan lengkap, satu batalion MLRS Type 90B akan terdiri dari satu ran komando 4×4 North Benz 1929, tiga kendaraan pengintai depan berbasis ranpur WM551A 6×6, satu ran meteorologi, satu ran bengkel lapangan, satu ran bengkel elektronik, dan satu baterai. Jane’s melaporkan bahwa Korps Marinir TNI AL hanya menerima empat unit Type 90B, dan saat ini sedang melakukan uji terima melalui uji tembak di Jawa Timur.

Author: Aryo Nugroho

 ♖ Angkasa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.