Selasa, 06 Desember 2016

Pesawat Dan Helikopter Rusia di Minati Indonesia

Kunjungan Dubes ke pabrik pesawat amfibi Rusia Pesawat terbang amfibi Beriev Be- 200 ES produksi perusahaan dirgantara Rusia, Beriev. Dengan kapasitas moderat, yaitu 12 ton air, Beriev Be-200 pernah disewa Indonesia untuk memadamkan kebakaran hutan. Di pasar pesawat terbang amfibi multi fungsi, dia tidak sendirian karena ada Canadair BL-215 dan ShinMaywa US-2 buatan Jepang yang jauh lebih bertenaga dengan kapasitas jauh lebih tinggi. (beriev.com)

Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Wahid Supriyadi, datang ke pabrik pesawat terbang Beriev di Rostov on Don, Rusia. Pabrikan pesawat terbang inilah yang juga membuat pesawat terbang amfibi Beriev Be-200.

Di Rostov on Don juga terdapat pabrikan helikopter Mil, yang beberapa produknya dipergunakan militer dan kalangan sipil Indonesia, di antaranya Mil Mi-17MP dan Mil-35 Hind. Adalah Mil juga yang membuat helikopter terbesar di dunia saat ini, yaitu Mil Mi-26 dengan kapasitas angkut di kisaran 20 ton.

Rostov on Don terletak lebih dari 1.000 kilometer selatan Moskow, dan saat bersua dengan Gubernur Provinsi Rostov, Vasiliy Golubev, Supriyadi menyatakan Indonesia membuka peluang membeli Beriev Be-200 dan helikopter berat Mil Mi-26.

Keterangan yang diterima ANTARA dari Kedutaan Besar Indonesia di Moskow, Selasa, menyatakan, Beriev Be-200 --yang pernah disewa putus beberapa kali oleh pemerintah-- terbukti ampuh menangani kebakaran hutan maupun aktivitas SAR di Indonesia.

Sedangkan helikopter Mil Mi-26, baik versi sipil atau militer, yang mampu mengangkut sekitar 80 orang atau kargo hingga 20 ton, dinilai sangat penting bagi mobilitas pasukan maupun sebagai alat angkut di wilayah terpencil di Indonesia.

http://static1.businessinsider.com/image/5374f0df6bb3f73f5c360e25-1200-1715/ap090416034735.jpgHelikopter Mi 26 [Bussines insider]

Selain komoditas pertahanan itu, dia juga menyatakan ketertarikan Indonesia membeli gandum yang merupakan salah satu primadona ekspor provinsi Rostov. Indonesia memerlukan 7.000.000 ton terigu saban tahun.

Sebaliknya, Supriyadin juga mengundang investor Rusia dan pengusaha Rostov berpartisipasi dalam pembangunan proyek infrastruktur di Indonesia sebagaimana dilakukan beberapa investor lain Rusia. Juga ditawarkan berbagai produk ekspor utama Indonesia, di antaranya komoditas CPO dan turunannya, ikan laut, teh, kopi, karet, tekstil, buah tropis, dan sebagainya.

Sebagai balasan, Golubev sepakat meningkatkan kerjasama ekonomi kedua negara selain menggiatkan kerjasama di bidang lain termasuk pendidikan, ilmu pengetahuan, budaya dan pariwisata.

Sesuai statistik setempat, neraca perdagangan Provinsi Rostov dengan Indonesia dalam sembilan bulan 2016 mencapai 4,5 juta dolar AS, meliputi ekspor 2,29 juta dolar AS dan impor 2,23 juta dolar AS. Dibanding periode yang sama tahun 2015, nilai neraca ini meningkat lima persen.

Selama di kota Rostov on Don, Supriyadi juga bertemu Ketua Kamar Dagang dan Industri Provinsi Rostov, Nikolai Prysyazhnyuk, yang antara lain membahas kemungkinan partisipasi KADIN Rostov dalam pameran Trade Export Indonesia di Jakarta pada 2017 dan temu bisnis pada Festival Indonesia ke-2 di Moskow awal Agustus 2017.

  Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.