Sabtu, 09 April 2016

Hubungan Bilateral Indonesia dan Belarusia Semakin Meningkat

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Belarusia semakin meningkat sejak kunjungan Dubes Belarusia He. Mr. Vladimir Lopato Zagorsky kepada Menhan RI Ryamizard Ryacudu pada Agustus tahun 2015 lalu. Pertemuan dan pembicaraan bilateral antara kedua negara terus berlanjut dan menuju kearah yang lebih baik.

Hal tersebut diungkapkan Dubes Belarusia He. Mr. Vladimir Lopato Zagorsky kepada Menhan RI Ryamizard Ryacudu saat melakukan kunjungan ke kantor Kemhan Jakarta untuk yang kedua kalinya, Kamis (31/3).

Dubes Belarusia menyatakan bahwa fokus utama dari pertemuan ini adalah kerjasama teknologi militer. Kerjasama kedua negara yang telah berjalan selama ini diantaranya adalah overhaul pesawat Sukhoi 27. Secepatnya pesawat Sukhoi 27 akan diserahkan kepada Indonesia dengan menggunakan pesawat Antonov dalam waktu dekat.

Dalam kesempatan tersebut, Dubes Rusia atas nama pemerintah Rusia mengundang Menhan RI untuk mengunjungi Belarusia dalam waktu dekat ini. Dalam kunjungan tersebut diharapkan Menhan RI dapat bertemu dengan Presiden, Menhan dan Menteri Industri Pertahanan Belarusia.

Selain itu dalam kunjungan ke Belarusia nanti, Dubes Belarusia berharap Menhan RI dapat mengunjungi proyek-proyek militer, pangkalan militer, pangkalan industri pertahanan, akademi militer dan Puskodal (Kohanudnas) Belarusia.

Sehingga melalui kunjungan tersebut diharapkan ada prospek kerjasama latihan militer antara Indonesia dan Belarusia yang dapat meningkatkan kerjasama kedua negara di masa depan. (ERA/SPD)

  DMC  

Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional III akan Tambah Alutsista

Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Kosek Hanudnas) III berencana akan menambah alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

Alasannya, wilayah Kosek Hanudnas III kerap kali disusupi pesawat asing seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional (Pangkosek Hanudnas) III, Marsma TNI Jemi Tri Sonjaya mengatakan, penambahan alutsista sangat diperlukan.

Hal ini demi mendukung tugas TNI AU dalam hal menjaga kedaulatan udara.

"Alutsista sudah ada rencana (penambahan) dalam rencana strategisnya TNI. Itu (pesawat yang ada) akan diganti pesawat F5 yang ada di Madiun," kata Jemi, Sabtu (9/4/2016).

Ia mengatakan, pesawat F5 yang ada di Madiun merupakan pesawat tempur yang cukup canggih. Terlebih, pesawat tersebut memiliki kemampuan sergap yang multi rule.

"Pesawat tersebut bisa digunakan dalam kondisi apapun. Jadi, sudah ada rencananya," kata Jemi.

Terkait penambahan alutsista, Jemi belum bisa memastikannya. Sebab pengadaan alutsista itu harus terlebih dahulu dibahas di Mabes TNI AU. (ray/tribun-medan.com)
 

  Tribunnews  

PAL Indonesia Segera Luncurkan Infrastruktur Kapal Selam

PT PAL ditargetkan untuk dapat segera membuat kapal selam (DSME)

Perseroan Terbatas PAL Indonesia segera meluncurkan infrasrtuktur kapal selam pertama di wilayah Asia Tenggara, tepatnya pada September 2016 sebagai sarana pembuatan kapal selam secara mandiri bangsa Indonesia.

Direktur Desain dan Teknologi PT PAL Indonesia Saiful Anwar, Kamis, mengatakan keberadaan infrastruktur kapal selam bertujuan untuk memenuhi target pembuatan sebanyak 12 kapal selam yang dipesan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.

"Saat ini kami masih melakukan kerja sama dengan Korea Selatan untuk membuat tiga kapal selam terlebih dahulu dengan cara mendidik SDM Indonesia untuk belajar ke sana membuat kapal selam," ucap Saiful di Surabaya.

Dari tiga kapal selam yang dibuat di Korea Selatan, kata Saiful, satu kapal rencananya dirakit secara mandiri oleh anak bangsa, kemudian untuk kapal keempat dan seterusnya akan sepenuhnya dibuat secara mandiri.

"September 2016 gedung pembuatan kapal selam di PT PAL Indonesia akan jadi, kemudian disusul Desember 2016 sejumlah peralatan pembuatan kapal selam juga akan datang, bersamaan dengan komponen kapal selam yang dipesan dari Korea Selatan untuk dirakit di sini," ucapnya.

Terkait sumber daya manusia (SDM), Saiful menjelaskan untuk total yang akan menjalani pendidikan pembuatan kapal selam di Korea Selatan sebanyak 206 orang, dan saat ini yang sudah menjalani sebanyak 130 orang.

"Sekitar 130 orang sudah selesai, dan 30 orang saat ini kembali ke sana disusul beberapa orang lagi. Nantinya orang-orang tersebut akan membangun kapal selam secara mandiri di sini, karena telah memiliki infrastruktur," katanya.

Saiful berharap dengan adanya infrastruktur kapal selam dalam negeri, bangsa Indonesia bisa mengembangkan potensinya khususnya di bidang kemaritiman, sehingga ke depan bisa secara mandiri membuat kapal selam.

"Ilmu pembuatan kapal selam adalah tataran keilmuan tertinggi dalam bidang perkapalan, karena di sana ada cara mengatur keseimbangan bagaimana saat kapal tenggelam dan naik kembali," ucap Saiful.
 

  antara  

[Foto] HUT TNI AU ke 70

Mulai Formasi 70 hingga Aksi Pesawat "Jatuh"Salah satu penerjun saat HUT ke 70 TNI Angkatan Udara di Kompleks Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (9/4/2016).

Atraksi pesawat terbang menjadi salah satu momen memukau dalam rangkaian HUT ke-70 TNI Angkatan Udara, Sabtu (9/4/2016).

Dengan menggunakan pesawat latih Grob G-120 TP, tim penerbang dari Jupiter Aerobatik TNI membentuk formasi angka 70 di udara.

Atraksi itu membuat ratusan warga yang ikut menonton atraksi dari pusat acara, Taxy Way Echo, Kompleks Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, berdecak kagum.

Selain itu, ada pula atraksi loop dari pesawat GT-1 Woong Bee. Salah satu pesawat tersebut bermanuver tegak lurus ke atas hingga kecepatan nol, pilot kemudian mematikan mesin pesawat dan membiarkan badan pesawat jatuh.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv5kB7oEjY_P5spDrbYeIpEjreiHqBQq6KwzjivOhY2iKk7_VZAMd8yhs9WPe044w4_IDdoiII4ANkiPeQXJGyk_5brSW_WRZB4UtyMM-zQ4pRqcdVQdWGgjuGH7gZt4JLCxVMvOZiaO-L/s1600/483301_55942349a32c5cf3364c40cd6553601d+HUT+TNI+AU+70+def.pk.jpgKetika pesawat meluncur turun, sang pilot lalu menyalakan kembali mesin pesawat dan akhirnya kembali mengudara. "Gila, bikin deg-degan," ujar Ica Choiriah, salah seorang pengunjung.

Dalam acara itu, diperagakan pula aksi para penerjun payung dari Korps Pasukan Khas AU yang mensimulasikan pembebasan sandera serta parade defile dari seluruh unsur satuan di TNI AU.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan, seluruh atraksi, baik darat dan udara, merupakan atraksi operasi strategis.

"Kami menunjukkan apa yang dibutuhkan ke depan. Operasi strategis, di mana kami harus menyerang langsung sebelum pasukan lain masuk," ujar Agus.

Turut hadir dalam acara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti, Anggota DPR RI Efendi Simbolon dan Mahfud Shiddiq.

Berikut foto HUT TNI AU ke 70 dari berbagai media :

HUT TNI AU ke 70-3
HUT TNI AU ke 70-4

  Kompas  

Luas dan Lebatnya Hutan Tempat Pelarian Santoso

Di Poso[Erwin Dariyanto/detikcom]

Dusun Taman Jeka di Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir pernah menjadi basis dan tempat latihan militer kelompok Santoso. Dari Taman Jeka yang terletak di salah satu lereng Pegunungan Biru ini pelarian Santoso dan pengikutnya dimulai.

Akses menuju Taman Jeka tak mudah. Jalan setapak menuju dusun tersebut hanya bisa dilalui dengan motor trail atau mobil 4WD. Jalanan sangat curam, licin dan banyak batuan.

Lokasi hutan yang diduga pernah menjadi tempat latihan militer dan titik awal pelarian Santoso berada di bagian teratas Dusun Taman Jeka. Tepatnya sekitar 200 meter jarak pandang dari pusat dusun.

Untuk menuju titik itu harus dilalui dengan menuruni jurang sedalam 50 meter dengan panjang 20 meter, kemudian sungai Masani, perkebunan kakao lalu naik perbukitan.

"Jarak pandang 200 meter tapi kalau ditempuh dengan jalan kaki bisa 600 meter sampai 1 kilometer," kata seorang anggota Satgas Operasi Tinombala gabungan TNI-Polri saat berbincang dengan detikcom di Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (7/4/2016).

Sayang mulai Sungai Masani itu sudah ditetapkan sebagai Zona Merah. Warga sipil dilarang keras melewati zona merah tersebut karena sangat rawan dan tak ada yang bisa menjamin keselamatannya.

Bahkan warga Taman Jeka sendiri saat ini memilih tidak berkebun Kakao di atas Pegunungan Biru. Lokasi kebun kakao sebagian warga memang berada di lereng Pegunungan Biru yang berdampingan dengan hutan lindung.

Dari Dusun kelompok Santoso terus naik ke atas Pegunungan Biru. Kini mereka disebut sudah terkepung di daerah Napu.

Sebagai gambaran, Pegunungan Biru ini terdiri dari beberapa lapisan gunung tidak aktif. Gunung-gunung tersebut berderet dari Poso, Tentena, sampai Napu di Palu. Bahkan bentangan Pegunungan Biru tersebut sampai di perbatasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.

Pada Jumat (8/4/2016) kemarin, detikcom mencoba menyusuri jalanan di pinggiran hutan sepanjang Dusun Masani sampai Napu. Jalan yang membelah Pegunungan Biru ini menjadi satu-satunya akses Poso menuju Napu.

Tentu Santoso dan kelompoknya tak akan melewati jalur ini untuk pelariannya. Mereka berada di dalam hutan lebat yang saat ini sudah dikepung Tim Satgas Tinombala TNI-Polri.

[Erwin Dariyanto]

Akses jalan dari Poso menuju Napu sejak 6 bulan lalu sudah beraspal bagus. Kendaraan roda empat maupun roda dua sudah bisa melintas.

Dari Taman Jeka rute yang harus dilalui adalah Poso Pesisir Selatan. Di sini tepatnya di Desa Tangkura ada satu Pos Sekat pertama Tinombala TNI-Polri. Semua orang yang melintas baik menuju atau dari Napu akan diperiksa.

Setiap warga yang melintas akan ditanya kartu identitas serta maksud dan tujuan mereka.

Di atas jam 10 malam warga dilarang melintas ke dari Poso ke Napu. Mereka disarankan menginap dulu di Tangkura. Hal ini dikarenakan jalur sepajang Poso ke Napu sangat rawan di malam hari.

[Erwin Dariyanto/detikcom]

Pos sekat ini salah satunya berfungsi untuk menghentikan pasokan logistik dari para simpatisan kepada kelompok Santoso.

Usai dari Pos Sekat Tangkura perjalanan kemudian dilanjutkan. Sepanjang kanan dan kiri jalan adalah perkebunan kakao. Sementara di atas perkebunan kakao tersebut adalah hutan lindung yang lebat.

Sekitar 25 kilometer dari Tangkura ada pos sekat ke dua yakni di Desa Sangilore. Kembali setiap warga yang melintas diperiksa.

Dari Sangilore, hutan di kanan dan kiri jalan lebih lebat lagi. Jurang dan tebing pun lebih curam. Jarang warga ataupun kendaraan yang melintas. Di sejumlah titik ada tebing atau jurang yang longsor.

Kurang lebih 30 kilometer dari Sangilore, ada Pos Sekat Hai. Pos ini berada terpencil di sebuah lembah yang dikelilingi hutan lebat. Masih banyak babi hutan dan monyet yang 'main' ke Pos Sekat Hai.

"Babi hutan ada. Bahkan monyet sering main ke sungai tempat kami mandi," kata seorang petugas pos sekat.

Tak ada aliran listrik di Pos Sekat Hai. Petugas mengandalkan genset yang dinyalakan dari pukul 18 sampai 22.00. Ada juga panel surya untuk sekadar menyalakan laptop di siang hari.

Hanya ada tiga keluarga di Pos Hai ini. Sementara petugas pos sekat ada 20 orang.

Usai dari Pos Sekat Hai, jalanan sudah mulai 'bersahabat'. Tak semua kanan dan kiri jalan berupa hutan lebat. Sepuluh kilometer dari Pos Hai, ada hamparan padang ilalang yang luas.

Hamparan padang ilalang yang tumbuh di atas tanah gundukan membentuk perbukitan, persis seperti Bukit Teletubies. Sejenak rasa was-was akan lebatnya hutan tempat persembunyian Santoso hilang.

Namun kewaspadaan tak boleh hilang. Karena di belakang 'Bukit Teletubies' itu adalah hutan lebat.

Masih ada dua pos sekat lagi sampai menuju Pos Watu Tau di Napu, Palu. Total jarak yang kami tempuh dari Poso sampai Napu kurang lebih 125 kilometer.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriady mengatakan luas dan lebatnya hutan itulah yang menjadi salah satu kendala Satgas Tinombala dalam memburu Santoso. Saat ini Satgas yang beranggotakan pasukan elite TNI-Polri itu terus mengejar kelompok Santoso.

"Sampai hari ini Santoso masih terus kita kejar. Kita lakukan pengepungan. Tanda-tanda di dalam ada, tapi belum dapat," kata Rudy di Mapolres Poso, Kamis (7/4/2016) lalu. (erd/dnu)
 

  detik  

Menhan RI Tinjau Pembangunan Pesawat Tempur T-50 Produksi KAI Korea Selatan

Kujungan dinas Menhan di Korea Selatan

Disela-sela kunjungan kerja ke Korea Selatan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meninjau fasilitas Korea Aerospace Industries (KAI) Korea Selatan dan melihat perkembangan pembangunan pesawat tempur T-50 Golden Eagle yang telah dipesan Indonesia.

Saat tiba di fasilitas KAI, Sachon, Korea Selatan, Kamis (24/3) Menhan RI di terima oleh Presiden Direktur KAI Ha. Sung Yong. Dalam kunjungannya Menhan RI mengharapkan untuk pelaksanaan pembangunan pesawat tempur T 50 Golden Eagle tidak ada masalah. Saya rasa Korea Selatan akan memberikan kontribusi sehingga semua proses akan berjalan lancar.

Saat itu juga Menhan Ryamizard mengatakan Indonesia telah bersahabat dengan negara Korea Selatan. Bentuk persahabatan ini dibuktikan dengan alih teknologi. Mungkin nanti juga untuk pengadaan radarnya perlu dikoordinasikan lagi.

Menhan mengatakan, seperti yang kita ketahui teknologi semakin hari semakin canggih. Bila awalnya dibatasi nanti kita akan ketinggalan untuk kedepannya. Menhan mengetahui bahwa Indonesia dengan Korea Selatan hubungannya sangat baik, harapannya kedepan semakin baik. Menhan RI mengharapkan rasa kebersamaan dengan Korea Selatan semakin erat khususnya dibidang alih teknologi ini. KAI juga akan koordinasi dengan Menhan Korea Selatan, bahwa kerjasama ini diharapkan melibatkan perusahaan lain. Selain KAI dan PT DI, tapi juga perusahaan lainnya.

Karena ini tidak mungkin hanya dilakukan olah 2 perusahaan saja. Menhan menyampaikan setuju akan rencana KAI tersebut, karena harapan Menhan industri pertahanan ini semakin hari harus semakin besar. Dan Menhan akan melihat kebawah atau mengecek langsung apa yang diperlukan untuk kemajuan industri pertahanan ini.

Sementara itu pihak KAI mengatakan akan mempersiapkan kantor di Indonesia untuk bisa nanti berkerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia. Terkait masalah Transfer Of Technolgy, (ToT) KAI akan menjaga semua kesepakatan seperti apa yang telah dijanjikan kepada Kemhan. KAI berharap peranan atau dukungan yang besar dari Menhan RI dalam pekerjaan ini. Menhan RI mengharapkan juga agar semua saling mendukung.
 

  Kemhan  

Markas Komando Yonif 1 Marinir Resmi Pindah ke Sidoarjo

Sejumlah prajurit Korps Marinir TNI AL melakukan manuver saat menjalani latihan di Pusat Latihan Tempur Grati, Pasuruan, Jawa Timur, 10 Februari 2016. [Antara/Sertu Mar Kuwadi]

Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir yang selama ini berada di jalan Teluk Bayur No. 62 Tanjung Perak, Surabaya secara resmi pindah ke Gedangan, Sidoarjo.

Gedung baru Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir yang berada di Kesatrian Marinir R. Suhadi Brigif-1 Marinir Gedangan, Sidoarjo tersebut diresmikan langsung Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, Jumat (8/4).

Dalam amanatnya, Kasal menuturkan, pihaknya bersyukur atas selesainya pembangunan gedung baru Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir yang berada di Bhumi Marinir Gedangan, Sidoarjo.

Dijelaskan, Batalyon Infanteri-1 Marinir merupakan cikal bakal batalyon Korps Marinir yang sejak awal berdiri menempati lahan di tanahnya milik Pelindo III. Kemudian karena perubahan penataan pelabuhan, dilaksanakan pembangunan Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir di Gedangan, Sidoarjo atas kompensasi Pelindo III.

"Lokasi bekas Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir di Jalan Teluk Bayur 62 akan menjadi pengembangan fasilitas backup area pelabuhan Tanjung Perak, semoga berguna bagi kepentingan ekonomi Jawa Timur dan Nasional," kata Ade.

Dengan keberadaan Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir di Gedangan diharapkan juga akan memberikan kesempatan dalam rangka pembinaan kekuatan Batalyon Infanteri-1 Marinir.

"Dengan lokasi baru dan semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga outputnya dapat meningkatkan profesionalisme prajurit Korps Marinir sebagai prajurit pendarat Amfibi TNI AL," ucap Ade.

Usai memberikan sambutan, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, bersama Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Buyung Lalana, Aslog Kasal Laksda TNI Mulyadi dan Dirut PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia, Putut Sri Muljanto menekan tombol untuk membuka selubung papan nama Batalyon Infanteri-1 Marinir, kemudian dilanjutkan dengan penandatangan prasasti peresmian oleh Kasal.

Usai penandatanganan prasasti kemudian dilanjutkan dengan pengguntingan pita di pintu masuk Gedung Markas Komando Batalyon Infanteri-1 Marinir oleh Ketua Umum Jalasenastri Ny. Endah Ade Supandi didampingi Kasal.

Rangkaian kegiatan selanjutnya yaitu pemotongan tumpeng oleh Kasal didampingi Ketua Umum Jalasenastri, kemudian potongan tumpeng diserahkan kepada Komandan Batalyon Infanteri-1 Marinir Letkol Mar Heru Gunawan didampingi istri.

Kegiatan yang dihadiri Asops Kasal Laksda TNI I.N.G.N Ary Atmaja, Aspers Kasal Laksda TNI Djoko Teguh Wahojo, Aslog Kasal Laksda TNI Mulyadi, Pangarmatim Laksda TNI Darwanto, Gubernur AAL Mayjen TNI (Mar) Guntur ICL, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji, Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI Rahmat Pribadi, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI (Mar) Lukman Hasyim, ST., M.Si (Han), Komandan Lantamal V Brigjen TNI (Mar) Rudy Andi Hamzah dan Para pejabat TNI, Polri serta Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.
 

  Berita Satu  

372 Tamtama Remaja Sandang "Baret Ungu" Marinir

Baret Ungu Marinir

Sebanyak 372 Tamtama Remaja Korps Marinir TNI Angkatan Laut yang merupakan siswa Kursus Tamtama Angkatan XXXV Gelombang Pertama resmi menyandang "Baret Ungu" sebagai anggota Korps Marinir.

Upacara penyematan baret ungu kepada 372 prajurit Marinir yang baru tersebut dilakukan oleh Komandan Korps Marinir Mayor Jenderal TNI (Mar) Buyung Lalana di Pantai Ngantep, Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.

Pembaretan itu dilakukan setelah mereka berhasil menyelesaikan pendidikan selama enam bulan di Komando Pendidikan Marinir Kobangdikal dan Kursus Tamtama Remaja di Komando Latih Korps Marinir (Kolatmar) selama satu bulan.

Dalam amanatnya, Komandan Korps Marinir mengatakan upacara pembaretan itu merupakan salah satu bentuk pembinaan aspek kultural yang diimplementasikan dalam kegiatan tradisi Korps Marinir.

"Kegiatan tersebut juga merupakan momentum penting dan bersejarah bagi setiap prajurit Korps Marinir TNI AL, karena sejak diresmikannya pemakaian baret ungu yang menjadi kebanggaan korps itu, maka secara sah, prajurit tersebut menjadi keluarga besar Korps Marinir," katanya.

Pemakaian baret ungu Korps Marinir, lanjutnya, tidak hanya sebagai simbol identitas prajurit, namun mengamanahkan adanya tuntutan untuk selalu menjaga kehormatan dan kebanggaan korps dalam rangka pengabdian kepada negara dan bangsa yang telah menjadi nilai-nilai luhur dan terpatri sebagai jatidiri prajurit Korps Marinir.

Bagi Tamtama Remaja, kata orang nomor satu di Korps Marinir itu, pemakaian baret ungu Korps Marinir adalah titik awal memulai proses pengabdian kepada Negara dan Bangsa melalui Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

"Mulai saat ini, harus ditumbuhkan dan dipupuk kesadaran baru bahwa kalian semua adalah prajurit-prajurit kebanggaan rakyat, kebanggaan TNI yang merupakan garda terdepan dalam mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Komandan Korps Marinir mengucapkan selamat kepada Tamtama Remaja Korps Marinir Angkatan XXXV gelombang pertama, atas keberhasilan yang telah diraih dalam lembaga pendidikan dan selamat bergabung dengan prajurit-prajurit Petarung Korps Marinir.

Komandan juga mengharapkan agar ilmu dan pengalaman kemiliteran yang telah diperoleh supaya dijadikan dasar dan bekal dalam melaksanakan tugas serta meniti karier sebagai prajurit Korps Marinir.

Di akhir sambutannya, Komandan berpesan para Tamtama Remaja itu menumbuhkan jiwa korsa dan semangat kebersamaan terhadap sesama prajurit Korps Marinir, sehingga senantiasa saling bahu-membahu dalam mengatasi kesulitan ataupun dalam penugasan.

"Upayakan juga menumbuhkembangkan kesadaran pribadi untuk mampu menjaga diri agar tidak mudah terjerumus pada kegiatan dan tindakan negatif yang akan mencoreng nama baik Korps Marinir," katanya.

Terakhir, jagalah kekompakan antarsesama prajurit TNI dan Polri dengan kesadaran yang tinggi sebagai sesama aparat negara dalam melaksanakan tugas ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Upacara pembaretan itu juga dihadiri Wadan Kobangdikal Brigjen TNI (Mar) Gunung Heru TWJ, Komandan Pasmar-1 Brigjen TNI Lukman, Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Hasanudin, Asops Dankormar Kolonel Marinir Edi Juardi, dan Aspers Dankormar Kolonel Marinir Amir Faisol. (*)
 

  antara  

Airbus Helicopters advances Panther MBe deliveries

Ilustrasi Helikopter Airbus [flightglobal]

Airbus Helicopters will accelerate deliveries of its AS565 MBe Panther anti-submarine warfare rotorcraft following requests from the Indonesian and Mexican navies – its sole customers for the new variant.

Initial examples were due to be handed over to the services in mid-2017, but this has now advanced to late-2016, says the manufacturer.

Airbus says this has been enabled thanks to changes to the production process which have cut lead times by 30% for final assembly and flight-line operations. This saved “several months” on the first serial aircraft, which conducted its maiden flight in November.

Final assembly has shifted from a static production line to a takt flow line and Airbus Helicopters says it has implemented an integrated team to tackle issues much earlier in the build process.

The first production aircraft is undergoing avionics and mission systems testing in Marignane, France, with qualification expected during the summer.

Airbus Helicopters has 21 Panther MBes on order – 11 for Indonesia and 10 for Mexico, dating from November and June 2014, respectively.

The latest variant of the long-running platform, the MBe gains uprated 1,129shp (842kW) Turbomeca Arriel 2N engines, which offer a 15% power increase over the 2C models they replace and lift maximum take-off weight by 200kg (441lb) to 4.5t.

Earlier editions of the manufacturer’s product literature had suggested a certification target of late 2013 for the AS565 MBe.The latest variant of the long-running platform, the MBe gains uprated 1,129shp (842kW) Turbomeca Arriel 2N engines, which offer a 15% power increase over the 2C models they replace and lift maximum take-off weight by 200kg (441lb) to 4.5t.

Earlier editions of the manufacturer’s product literature had suggested a certification target of late 2013 for the AS565 MBe.
 

  Flightglobal  

Indonesia Optimistis Filipina Bebaskan Sandera WNI

Sandera asing di Filipina [google]

Pemerintah merasa optimistis Filipina dapat membantu pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang kini tengah disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait keinginan Pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera.

Iya, iya kita masih menunggu. Kita menghormati itu,” kata Pramono di Istana Negara, Jakarta, Jumat (8/4).

Dia mengatakan, apabila diizinkan, aparat keamanan Indonesia bersedia membantu Pemerintah Filipina untuk membebaskan para sandera, sebab posisi para penyandera sudah terpantau melalui satelit.

Ya, dari pantauan satelit, sebenarnya kita juga tahu posisi kapal kita atau orang-orang kita ada di mana. Terus terang, kita sudah tahu secara detail, kita memiliki peralatan itu dan kita sudah tahu mereka berada di mana. Tapi, kita menghormati Pemerintah Filipina dan harapannya bisa segera dibebaskan,” kata Pramono.

Dia mengatakan, Indonesia tetap mengedepankan langkah-langkah humanis, persaudaraan meskipun TNI dan Polri telah siap siaga melancarkan operasi pembebasan sandera. “Aparat keamanan Indonesia siap menyelesaikan. Kita siap. Tetapi sekali lagi, kita tetap mengedepankan langkah-langkah humanis, persaudaraan, juga secara lebih soft diplomacy,” katanya.

Menurut Pramono, apa pun kondisinya, Indonesia tetap menghormati konstitusi Filipina.

Kita menghormati Pemerintah Filipina dan harapannya bisa segera di bebaskan. Soal deadline, itu kita tidak tahu karena mereka tidak menyampaikan secara langsung kepada kita,” kata Pramono.

 Jokowi Rahasiakan Proses Pembebasan Sandera di Filipina 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih merahasiakan proses pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok pemberontak Abu Sayyaf di Filipina.

Terus dilakukan komunikasi, diplomasi antarnegara dan komunikasi dengan penyandera. Tapi kita tidak bisa membuka apa yang kita lakukan karena ini masih dalam proses-proses semuanya,” kata Presiden usai meresmikan pembukaan Muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke-8 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4).

Dia mengatakan telah menugaskan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk melakukan soft diplomacy dengan Pemerintah Filipina bagi pembebasan 10 WNI.

Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan bahwa TNI-Polri siap melakukan operasi pembebasan sandera.

Meskipun demikian, Presiden Jokowi tetap berkukuh untuk tidak mengungkapkan kepada publik tentang proses pembebasan yang dilakukan Pemerintah Filipina.

Informasi terakhir seperti apa, tidak bisa saya sampaikan,” kata Presiden.

 JK Bantah Ada Tenggat Waktu Pembebasan 10 WNI 
http://images.cnnindonesia.com/visual/2014/10/17/d4821962-a12d-4b26-9e63-da86bd269693.jpg?w=650[CNN]

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) membantah adanya deadline atau tenggat waktu pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok milisi Filipina Abu Sayyaf. Sebagaimana diberitakan bahwa tenggat waktunya adalah Jumat (8/4) ini.

"Soal waktu itu tidak ada informasi yang jelas siapa sebenarnya yang mengatakan itu waktu itu karena di Filipina juga tidak ada deadline (tenggat waktu) seperti itu," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (8/4).

Selain itu, JK juga menegaskan bahwa tidak ada opsi membayar uang tebusan. Meskipun, perusahaan asal 10 WNI tersebut bersedia membayar uang tebusan yang diminta oleh para perompak tersebut.

"Sekali lagi, pemerintah tak pernah berbicara tentang bayar membayar, tidak sama sekali. Pemerintah tidak akan bicara soal itu (uang tebusan)," ujarnya.

Namun, JK memastikan bahwa upaya negosiasi terus dilakukan untuk membebaskan 10 WNI tersebut. Termasuk, dengan terus melakukan komunikasi dengan otoritas Filipina.

"Kita mengusahakan kemanusiaan, negosiasi kemanusiaan," tegas JK.

Oleh karena itu, JK mengakui memanggil Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi dan sejumlah pejabat tinggi militer ke Kantor Wapres, guna mendapatkan informasi atau perkembangan baru mengenai upaya pembebasan 10 WNI di Filipina.

Sebelumnya, diberitakan bahwa Jumat (8/4) ini adalah batas waktu akhir yang diberikan kelompok milisi Abu Sayyaf untuk menukar 10 WNI dengan uang tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan Rp 15 miliar.

 JK Bantah Minta Bantuan Umar Patek 

Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meminta bantuan dari terpidana kasus terorisme Umar Patek, terkait pembebasan 10 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok milisi Filipina pimpinan Abu Sayyaf.

"Ah tidak ada itu (meminta bantuan Umar Patek). Pasti tidak," kata JK di kantor Wapres, Jakarta, Jumat (8/4).

Meskipun, JK mengakui bahwa mantan pimpinan kelompok Jamaah Islamiah (JI) itu, menawarkan diri membantu pemerintah membebaskan 10 WNI tersebut.

JK menegaskan bahwa upaya negosiasi selalu akan dilakukan dengan bantuan resmi pemerintah Filipina.

"Iya (Umar Patek) menawarkan diri tetapi pemerintah tidak ingin negosiasi seperti itu. Jadi selalu lewat pemerintah Filipina."

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memastikan belum ada rencana meminta bantuan terpidana terorisme Umar Pattek dalam upaya penyelamatan 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Hal itu dikatakan Ryamizard menanggapi pemberitaan "The Australian" yang memberitakan bahwa perwakilan pemerintah Indonesia beberapa kali mendatangi sel Umar Patek di Sulawesi untuk meminta bantuan penyelamatan WNI.

Kemudian, diberitakan Umar Patek setuju membantu dengan syarat, salah satunya adalah disetujuinya remisi yang diajukannya.

   Berita Satu  

[Dunia] Kendaraan Tempur yang Jatuh dari Langit

Kendaraan tempur infanteri generasi keempat BMD-4M telah melalui uji coba pendaratan. Dengan menggunakan sistem parasut terbaru, yaitu sistem Bakhcha-U, pendaratan kendaraan tempur ini terbilang halus. Oleh sebab itu, pada 2017, pasukan penerjun payung Rusia diperkirakan akan mulai menerima kendaraan tempur infanteri terbaru yang dapat terjun dari pesawat dan langsung menuju medan perang dengan membawa para awak kendaraan di dalamnya.Kendaraan tempur pasukan penerjun payung BMD-4 Bakhcha. [Alexander Ryumin / TASS]

U
ntuk menguji coba sistem parasut terbaru Bakhcha-U, pada bulan November lalu, kendaraan tempur BMD-4M “dilemparkan” dari pesawat angkut kelas berat IL-76 sebanyak sebelas kali. Parasut yang digunakan adalah Bakhcha-U dengan sebelas kubah raksasa sebesar 350 meter persegi yang hampir berukuran sebesar rumah. Solusi teknologi yang digunakan dalam parasut raksasa ini dapat mengurangi kelebihan beban awak di dalam kendaraan pada saat pendaratan. Ketika BMD mendarat, parasut akan otomatis terlepas, dan kendaraan akan dapat segera mulai berlaga di medan perang.

Bagi pasukan penerjun payung yang bertugas untuk mengoperasikan kendaraan tepat di garis musuh tanpa dukungan tank atau artileri, BMD-4M jelas merupakan penyelamat sesungguhnya. BMD-4 modern memiliki cadangan daya yang besar (500 kilometer tanpa mengisi bahan bakar), kecepatan tinggi (70 kilometer/jam), dan pelindung lapis baja serta daya tembak yang telah ditingkatkan. Berkat kualitas yang dimiliki kendaraan ini, kelompok “infanteri bersayap” dalam waktu singkat dapat mengalahkan musuh di wilayah kekuasaan mereka tanpa mengalami cedera.

Kemampuan lainnya adalah pendaratan kendaraan lapis baja dari pesawat langsung di medan perang dan aman bagi awak kendaraan yang berada di dalamnya. Kendaraan dan awaknya sebaiknya tidak dipisahkan karena setelah pendaratan, para pasukan akan menghabiskan waktu yang berharga untuk mencapai BMD dan membawanya ke mode siap perang. Hilangnya waktu dalam peperangan akan mengakibatkan risiko hilangnya nyawa. Itulah sebabnya pasukan tetap berada di dalam BMD pada saat pendaratan.

Untuk dapat membuat kendaraan tempur lapis baja “jatuh dari langit” tanpa kehilangan kualitasnya serta aman bagi para personil di dalamnya sangat sulit, mengingat bebannya yang mencapai 13,5 ton dikarenakan adanya peningkatan kualitas senjata yang lebih modern dan peningkatan amunisi. Pendahulunya, yaitu BMD-3, memiliki massa lima ton lebih ringan.

Selama pengujian sistem pendaratan parasut Bakhcha-U yang berlangsung pada akhir tahun lalu, pasukan militer memastikan bahwa BMD-4M dapat mendarat menggunakan parasut dengan pasukan di dalamnya dan tidak membahayakan nyawa pasukan serta kendaraan dapat mendarat di lokasi yang diinginkan dengan tepat.

Rusia adalah satu-satunya negara yang melakukan pendaratan kendaraan tempur bersamaan dengan awaknya. Prancis pernah mencoba membuat sistem serupa, tapi proyek tersebut menewaskan beberapa personil selama proses uji coba. Negara-negara Eropa lainnya kemudian memutuskan untuk tidak mendaratkan kendaraan perang dengan awak di dalamnya.

Uji coba sistem parasut Bakhcha-U belum selesai dan akan berlangsung hingga akhir 2016. Demikian hal ini disampaikan oleh seorang pekerja di perusahaan Holding Technodynamics, tempat sistem ini dikembangkan. Pada 2017, sistem ini akan mulai dipasok ke pasukan militer.

  RBTH  

[World] US Seen to Leave Himars Battery in Palawan Base

US HIMARS MLRS (Armyreco)

THE High Mobility Artillery Rocket System (Himars) that Filipino and American troops will use for interoperability training in the ongoing bilateral war games would likely be left by the United States in the country in order to boost the deterrent capability of the Armed Forces against China in the West Philippine Sea.

The deployment of the Himars, which will be used for the first time in the 31 years of the RP-US Exercise Balikatan, would form part of the repositioning of troops and assets of the US in the country under the Enhanced Defense Cooperation Agreement (Edca), other than aiding the military against China’s aggressive military activities in the disputed territory.

On Tuesday US Marines participating in the war games fired six rockets from two Himars platforms at the Crow Valley Gunnery Range in Tarlac, with the Filipino troops observing the live fire exercise.

On Monday Balikatan officials disclosed that US Defense Secretary Ashton Carter will fly to the Philippines to observe the firing of the Himars in the latter part of the war games, the first time that a US defense secretary will be present in the yearly exercise between Filipino soldiers and their American counterparts.

Officials have issued statements that after the Balikatan, the Himars would be taken to Palawan without elaborating.

The transport of the US weapons system to Palawan, one of the areas that has been identified by the US and the Philippines to host US troops and equipment on a rotation basis under the Edca, has raised the possibility that it would be left there.

Normally, the US and even the Armed Forces would not disclose the deployment of weapons.

One official who requested anonymity said the basing of the Himars in Palawan, if it happens, should check the Chinese military lurking on the reefs that it has reclaimed and turned into bases in the West Philippine Sea.

Meanwhile, one of the two C-130 “Hercules” planes that the US is turning over to the country under its Excess Defense Articles Program landed in Cebu on Tuesday night.

The transport plane landed at Benito Ebuen Air Base in Mactan, Cebu, at around 11: 25 p.m., said the Air Force spokesman, Col. Araus Roberto Musico.

The C-130 was flown in by five Filipino Air Force officers.

   Business mirror