Sabtu, 24 Desember 2016

TNI AL Tambah Armada

Untuk Cari 4 ABK KRI Layang yang Hilang di Lauthttps://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2016/12/24/6c651894-0046-4fbb-ba16-624e0cacb065_169.jpg?w=780&q=90(Dokumen Dinas Penerangan TNI AL)

4 ABK KRI Layang-635 yang hilang kontak saat mengawal kapal Filipina hingga kini belum ditemukan. TNI Angkatan Laut menambah armada untuk mencari 4 prajurit tersebut.

"TNI AL mengerahkan tambahan unsur LPD KRI Dr. Suharso-990 atau Kapal Rumah Sakit dengan 1 Heli Bell dan 1 Heli BO-105 (Onboard) yang rencana akan digunakan sebagai Kapal Markas," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) Gig JM Sipasulta dalam keterangannya, Sabtu (24/12/2016).

Penambahan armada ini dilakukan karena melihat kondisi cuaca dan geografis di lokasi serta pertimbangan operasional. Rencananya, armada tambahan tersebut berangkat menuju daerah operasi pagi tadi.

Selain itu, pencarian juga dilaksanakan di darat pada pulau-pulau di sekitar lokasi dengann melibatkan semua unsur Lanal Melonguane, Lanal Morotai, Posal Tobelo serta bantuan dari pemerintah daerah dan masyarakat sekitarnya.

"Dalam pelaksanaan operasi pencarian TNI AL berkoordinasi dengan Naval Fleet East Mindanao (NFEM) Command, direnc dari Angkatan Laut Filipina akan mendukung dan melibatkan 1 kapal perangnya yaitu BRP Magat Salamat (PS-20)," ujarnya.

 Kronologi Hilangnya 4 Kru KRI Layang 

Empat kru KRI Layang dilaporkan hilang saat mengawal kapal ikan berbendera Filipina yang memasuki wilayah Indonesia, tanpa dokumen lengkap. Nasib para prajurit TNI itu hingga saat ini belum diketahui.

Berdasarkan keterangan dari Kadispen Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (KH) Maman Sulaeman, empat kru KRI Layang mulai dilaporkan hilang sejak Rabu (14/12/2016). Peristiwa itu berawal saat KRI Layang menemukan adanya pelanggaran Kapal Ikan Asing (KIA) Filipina yang bernama Kapal Nurhana sehari sebelumnya di Perairan Talaud, Sulawesi.

"KRI Layang-635 dengan Komandan Mayor Laut (P) Agus Susatya tergabung dalam Operasi Siaga Yudha-16 yang melaksanakan patroli di perbatasan Indonesia-Filipina. Dalam operasi tersebut telah melaksanakan kegiatan pengejaran, penangkapan, dan penyelidikan KIA bernama Nurhana asal Filipina," ujar Maman saat dihubungi, Jumat (23/12).

"KIA Nurhana membawa 24 warga negara asing (WNA) Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap," lanjutnya.

Adapun kronologinya sebagai berikut:

11 Desember 2016

- KRI Layang menuju daerah operasi dalam keadaan siap dan cuaca berdasarkan BMKG cukup baik.

13 Desember 2016

- KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual dengan jarak 5 Nm tampak KIA berbendera Filipina. Pukul 17.15 WIT memeriksa kapal asing yang melanggar batas wilayah Indonesia.

- Pada titik koordinat 05 49 LU-129 45 BT, tim pemeriksa KRI Layang menggeledah Kapal Nurhana dengan hasil KIA Nurhana membawa 24 warga negara Filipina dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap.

- ABK Kapal Nurhana dipindahkan ke KRI Layang dan hanya tersisa tiga orang, yaitu nakhoda, juru masak, dan juru mesin. Selanjutnya dikawal menuju Lanal Melonguane, Talaud, Suluwesi Utara, sebagai pangkalan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.

- Kapal Nurhana dikawal oleh 4 kru KRI Layang, yaitu Letda Laut (P) Faisal Dwi AR sebagai Kepala Tim Kawal, Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, Kelasi Kepala (KLK) Amo Dian Mahendra, dan Kelasi Dua (KLD) Isy Badnur Rohim. Tim kawal dibekali bahan makanan untuk waktu 4-5 hari.

"Kapal kawalan mampu bertahan selama 4-5 hari dengan kecepatan 5-8 knot. Tim Kawal KRI Layang membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasin, dan 60 butir amunisi tajam. Rencananya, kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT," terang Maman.

13 Desember 2016 pukul 18.30 WIT

- Tim kawal dan tiga ABK Filipina menuju Lanal Melonguane. KRI Layang melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI karena informasi dari kru Kapal Nurhana menyebutkan terdapat 10 KIA Filipina berada di 30 Nm sebelah barat dari posisi pemeriksaan KIA Nurhana.

14 Desember 2016

- Sejak berangkat dari titik awal sampai pukul 03.00 WIT dini hari, tim kawal yang berada di Kapal Nurhana masih melapor ke KRI Layang lewat radio. Mereka melaporkan pelayaran berjalan aman dan terkendali. Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana diperintahkan melaporkan situasi, pada posisi dan halu setiap tiga jam sekali.

14 Desember 2016 pukul 06.00 WIT

- KRI Layang kehilangan kontak dengan tim kawal yang berada di KIA Nurhana.

14 Desember 2016 pukul 10.30 WIT

- KRI Layang terus berusaha mengontak tim kawal. Kondisi cuaca mulai berkabut ditambah laut yang berombak dan hujan. KRI Layang mencari KIA Nurhana melalui penyisiran track kapal kawalan hingga berada di posisi duga. Pencarian terus dilakukan.

14 Desember 2016 pukul 17.15 WIT

- KRI Layang terjalin komunikasi dengan tim kawal di KIA Nurhana, namun posisi kapal kawal tidak dapat diterima dengan baik dan jelas.

15 Desember 2016

- KRI Layang terus melakukan pencarian dengan menyisir arah timur laut dari Perairan Talaud dengan manuver zigzag. Pada siang hari, KRI Layang mengubah sektor pencarian menuju arah tenggara secara zigzag dengan pertimbangan kapal kawalan memiliki kendala untuk mengambil track langsung menuju Melonguane. Karena cuaca buruk, KRI Layang mengubah pencarian ke arah barat.

16 Desember 2016

- KRI Layang, yang dipimpin oleh Mayor Laut (P) Agus Susatya, berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian besar-besaran. Sejumlah armada TNI AL diterjunkan untuk mencari tim kawal di KIA Nurhana, termasuk kekuatan udara.

- KRI Ahmad Yani-351 (AMY) mendukung pencarian dan pengisian bahan bakar kepada KRI Layang. Pesawat Pesud P-850 bertolak dari Manado menuju utara Morotai dengan sektor pencarian 90 x 35 Nm untuk mencari KIA Nurhana dari udara, namun hasil belum ditemukan.

17 Desember 2016 pukul 13.00 WIT

- KRI Layang menuju Morotai untuk melaksanakan dukungan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan. KRI Ahmad Yani melaksanakan pencarian dengan luas sektor 170 x 30 Nm di selatan rencana track tim kawal dengan hasil yang masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan.

Letkol Maman membantah adanya kabar KRI Layang-lah yang hilang karena sejak awal justru kapal perang itulah yang mencari tim kawal yang ada di Kapal Nurhana. Dia pun memastikan pencarian masih terus dilakukan hingga saat ini.

"Hasil masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan," tutup Maman. (elz/hri)

 ♖ detik  

Bulan depan semua tiang layar KRI Bima Suci lengkap terpasang

http://img.antaranews.com/new/2016/12/ori/20161224kri_bima_suci.jpgBadan kapal KRI Bima Suci ditambat di dermaga. Kapal layar tiang tinggi ini sedang dibangun di galangan kapal Freire di Vigo, Spanyol. Kapal layar tiang tinggi ini diproyeksikan akan menggantikan KRI Dewaruci yang telah mengabdi sejak 1953. (Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Layar Latih TNI AL)

Setelah peluncuran badan kapal KRI Bima Suci sukses dilaksanakan 17 Oktober lalu di Vigo, Spanyol, semua tiang kapal layar tiang tinggi TNI AL itu akan terpasang sempurna pada Januari 2017.

"Tiang-tiang layar ini dibuat perusahaan khusus tiang layar kapal di Jerman,” kata Kolonel Victor Laban, salah satu pejabat di Satuan Tugas Proyek Pengadaan Kapal Layar Latih TNI AL, dari Vigo, kepada ANTARA News di Jakarta, Minggu.

Menurut dia, badan kapal KRI Bima Suci yang berkelir putih dengan guratan garis-garis biru di haluan kapal itu masih ditambat di galangan kapal Contruccon Navales Freire di Vigo itu.

"Proyek pembangunan kapal latih baru TNI AL ini berjalan terus, di antaranya di bagian interior dan mesin kapal. Akomodasi dan berbagai subsistem kapal ini nanti akan yang paling canggih di kelas kapal layar tiang tinggi di seluruh dunia," katanya. "Sejauh ini semuanya berjalan sesuai program dan rencana."

KRI Bima Suci itu akan memiliki 26 lembar layar yang berkedudukan di ketiga tiang kapalnya. Akan tetapi, nama-nama tiang itu belum diberikan secara resmi laiknya nama-nama tiang KRI Dewaruci, seniornya yang akan digantikan kapal baru ini.

Di KRI Dewaruci, secara berturutan dari depan, nama tiang itu adalah tiang Bima, tiang Arjuna, dan tiang Yudistira yang posisinya paling belakang dan berdekatan dengan ruang komando serta navigasi-kemudi utama.

Di KRI Bima Suci, layar-layar jib dan dastur mengisi semua ruang di antara tiang-tiang utama. Layar-layar ini berfungsi menangkap angin yang datang dari arah samping sementara layar-layar peruan, walau bisa dibelokkan ke kiri dan ke kanan hingga sudut tertentu, untuk angin yang datang dari arah buritan kapal.

Inilah yang akan menjadi andalan daya dorong kapal layar tiang tinggi itu jika kapal memakai layar-layar sebagai sumber pendorong utamanya. Dalam berbagai lomba kapal layar, pemakaian mesin acap dilarang sama sekali.

Berbeda dengan kapal-kapal perang lain TNI AL, KRI Dewaruci, KRI Bima Suci, KRI Arung Samudera I dan II, adalah kapal perang non kombatan dan inilah alasannya kapal-kapal ini tidak memakai nomor lambung sekalipun dilengkapi ular-ular perang di titik tertinggi tiang utamanya.

Ular-ular perang (bendera kecil mirip pita berkelir merah-putih) adalah penanda kapal itu merupakan kapal perang dalam adab dan tradisi angkatan laut seluruh dunia.

Badan kapal layar tiang tinggi berkelir putih dan variasi garis-garis biru muda itu diproyeksikan menggantikan seniornya, KRI Dewaruci, yang telah berdinas sejak 1954, dari galangan kapalnya, Stulcken und Sohns, Hamburg, Jerman.

Saat peluncuran KRI Bima Suci, badan kapal belum dilengkapi dengan tiang-tiang layar. Kelaziman dalam pembangunan kapal layar tiang tinggi, tiang-tiang layar itu dibangun setelah badan kapal mengapung sempurna di perairan pasca peluncuran.

Dalam kisah pewayangan Mahabharata, Bima Suci adalah kelanjutan kisah pencarian jati diri Bima (anak kedua dari Pandawa) di dalam samudera yang digugah Dewaruci, sang penguasa samudera. Jati diri sesungguhnya Bima ada dalam dirinya sendiri.

Epos pewayangan inilah yang kemudian menjadi inspirasi kapal layar tiang tinggi TNI AL yang didedikasikan sebagai kapal latih alias kapal pendidikan bagi kadet-kadet Akademi TNI AL.

KRI Bima Suci adalah kapal layar tiang tinggi di kelas Bark, yaitu kapal dengan tiang-tiang utama tempat layar persegi diletakkan. Inilah yang kemudian membuat kapal layar dengan dominasi tipe layar-layar persegi itu dinamakan sebagai kapal layar kelas Bark.

Sedangkan KRI Dewaruci ada di kelas Barkentin (Bark dalam varian berbeda, dikombinasikan dengan konfigurasi layar di kelas Kliper).

KRI Bima Suci berdimensi panjang 111,20 meter dan lebar 13,65 meter melebihi KRI Dewaruci yang memiliki panjang 58 meter dan lebar 9,5 meter, yang terdiri dari tiga lantai.

KRI Dewaruci telah melegenda di dunia dan menjadi satu-satunya kapal layar tiang tinggi kelas Barkentin buatan galangan kapal Stulcken und Sohns, Hamburg, yang tersisa dari tiga kapal yang dibangun.

Dengan ukurannya di atas 110 meter, KRI Bima Suci berdimensi serupa dengan beberapa kapal layar tiang tinggi dunia, di antaranya BE Esmeralda (Chile), Kaiwo Maru I dan II (Jepang), Cuauhtemoc II (Meksiko), USS Constitution dan USGS Eagle (Angkatan Laut Amerika Serikat dan Penjaga Pantai Amerika Serikat), Sagres II (Portugal), dan Mir (Angkatan Laut Rusia); yang semuanya berukuran panjang di atas 95 meter.

Dengan ketinggian tiang utama 50 meter dari permukaan laut, KRI Bima Suci jauh lebih menjulang dari pada KRI Dewaruci yang ketinggian tiang utamanya 38,5 meter dari permukaan laut.

Pada bagian haluan kapal KRI Dewaruci, terdapat patung Bima di bawah tiang runduk (cocor). Selain itu, pada bagian buritan KRI Dewaruci, terdapat lambang Akademi TNI AL dengan motto-nya yang ternama, Hree Dharma Shanti, alias Malu Berlaku Cela.

Jika KRI Dewaruci memiliki 16 layar, maka KRI Bima Suci memiliki 26 layar. Dari sisi kemampuan akomodasi, maka KRI Dewaruci mampu memberi akomodasi sekitar 70 kadet dan 82 anak buah kapal, sementara KRI Bima Suci memberi akomodasi bagi lebih dari 100 kadet, pun dilengkapi dengan ruang kelas yang mampu menampung 100 kadet Akademi TNI AL.

Selama ini, KRI Dewaruci memanfaatkan geladak terbuka sebagai ruang rekreasi dan kelas pada mata kuliah dan pelajaran tertentu, sedangkan KRI Bimasuci menyiapkan ruang rekreasi dalam ballroom berukuran 11x10,5 meter. Tingkat kenyamanan juga jauh lebih meningkat.

KRI Bima Suci juga menyiapkan perangkat multimedia serta ruang resepsi untuk 250 orang (berdiri). KRI Bima Suci menyediakan akomodasi bagi 203 personel. Kecepatan maksimal mencapai 12 knot per jam jika semata-mata mengandalkan daya dorong mesin dan 15 knot per jam jika menggunakan layar.

Untuk tingkat ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM, KRI Bima Suci dapat mencapai 30 hari. Kapal layar tiang tinggi itu memiliki lima dek, tujuh kompartemen, dan 48 blok.

Pada 27 Januari 2016, KRI Bima Suci memasuki tahap peletakan lunas (keel laying). Keseluruhan pekerjaan pembangunan KRI Bima Suci dijadwalkan rampung pada Juni 2017 dan selanjutnya kapal layar baru TNI AL itu akan mengarungi lautan menuju Tanah Air.

Kapal itu diharapkan tiba di Tanah Air pada Oktober 2017 agar dapat ditampilkan pada parade kapal-kapal TNI AL saat Hari TNI, 5 Oktober 2017.

Vigo, merupakan kota yang terletak di wilayah Galicia, salah satu daerah penghasil anggur dan salah satu daerah yang paling indah di Spanyol, serta dikenal sebagai kota galangan kapal.

 ♖ Antara  

Pencarian Awak Masih Dilakukan TNI AL

https://cdn.tmpo.co/data/2016/12/23/id_566580/566580_620.jpgKepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut Kolonel Laut Gig Jonias Mozes Sipasuta memastikan pencarian Tim Kawal Kapal RI Layang-635 yang hilang kontak saat berada di perairan Talaud, Sulawesi Utara, terus berjalan. Dia meminta masyarakat sabar menunggu perkembangan pencarian para personel AL yang sudah berlangsung selama beberapa hari tersebut.

Beri waktu untuk proses tersebut, batas pencariannya kan ada. Setidaknya dalam dua hari ini,” ujar Gig saat dihubungi Tempo, Jumat, 23 Desember 2016.

Gig mengatakan pencarian masih dilakukan di tengah cuaca perairan Talaud yang buruk. “Ombaknya memang tinggi. Saya masih menunggu referensi, nanti kepastiannya pasti saya sampaikan. Mohon sabar,” katanya.

Menurut keterangan tertulis Kepala Dinas Penerangan Komando Armada Kawasan Timur Letnan Kolonel Laut Maman Sulaeman, Tim Kawal KRI Layang hilang kontak saat mengawal kapal ikan berbendera Filipina. Kapal Filipina bernama Nurhana, yang membawa 24 warga asing, sebelumnya ditangkap karena terbukti melanggar batas wilayah perairan Indonesia.

Seusai penangkapan yang berlangsung pada 13 Desember 2016, Tim Kawal KRI Layang yang terdiri atas empat personel TNI AL ditugaskan mengawal Nurhana hingga pangkalan Melonguane, Sulawesi Utara. Tim dijadwalkan tiba pada 15 Desember.

Tim Kawal KRI Layang yang diketuai Letnan Dua Faisal Dwi Andarta R. dilengkapi dua pucuk senjata laras panjang, empat magasin, dan 60 butir amunisi tajam,” tutur Maman, Rabu, 21 Desember 2016.

Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana bersama tiga awak kapal Filipina itu, ujar Maman, diperintahkan melaporkan situasi kepada KRI Layang-635 setiap tiga jam sekali. “Tim Kawal pun dibekali bahan makanan untuk 4-5 hari,” ujarnya.

Hingga pukul 03.00 WIT, Rabu dinihari, 14 Desember, mereka masih memberikan laporan. “Namun, pada pukul 06.00 WIT, KRI Layang-635 kehilangan kontak Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana.

Maman mengungkapkan, penyisiran perairan Talaud untuk mencari Tim Kawal KRI Layang masih berlangsung, meski sesekali mengalami perubahan lokasi akibat kondisi cuaca yang buruk. “KRI Layang-635 pada 16 Desember juga berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) menggerakkan pesawat P-850 untuk pencarian dari udara, dan KRI Ahmad Yant-351 untuk mendukung pencarian dan pengisian bahan bakar.

 ♖ Tempo  

Cawak Kapal Layar Latih Bima Suci Tiba di Spanyol

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUEdT88yPeBtsvsUsRUZf3ffQknKqAxgCRcCY46G0hfNsti8orVo_-DrxMgvRFaJ81cKIwi6zNHvyNI95mMVuqfucc7racEOPfFATftWm4AeCSm6KuDL08KFQOad_9ixRffWFqpCUWkig/s1600/2552715.jpgKRI Bima Suci (Freire)

Setelah menempuh perjalanan selama 30 jam, sepuluh Calon Pengawak (Cawak) Inti Kapal Layar Latih Bima Suci pada hari Rabu (21/12) pukul 20:00 waktu setempat, tiba di Kota Vigo, Spanyol.

Kedatangan Cawak Inti ini disambut oleh Komandan Satgas Yekda Kapal Layar Latih (Dansatgas Yekda KLL), Laksamana Pertama TNI Sutarmono, M. Si. Han. Beserta seluruh Staf serta perwakilan dari Galangan Kapal Freire. Dansatgas Yekda KLL mengucapkan Bienvenido dalam bahasa Spanyol yang artinya Selamat datang kepada Komandan Cawak Kapal Layar Latih Bima Suci, Letkol Laut (P) Widiyatmoko Baruno Aji.

Sebelum mendarat di Kota Vigo, Cawak Inti melaksanakan transit di Amsterdam Airport Schiphol di Kota Amsterdam, Belanda selama 3 jam dan Adolfo Suarez Madrid-Barajas Airport di Kota Madrid, Spanyol selama 8 jam. Atase Pertahanan RepubIik Indonesia di Madrid, Kolonel Nav Joko Winarto beserta Staf dari KBRI di Madrid turut menyambut Cawak Inti di Madrid.

Sepuluh Cawak Inti ini terdiri dari enam orang Perwira dan empat orang Bintara terpilih. Dansatgas Yekda KLL tampak terlihat akrab dengan empat orang Bintara Cawak Inti yang merupakan mantan Anak buah beliau pada waktu menjabat sebagai Komandan KRI Dewa Ruci pada tahun 2004 s.d. 2008.

Cawak inti ini merupakan gelombang pertama dari dua gelombang kedatangan Cawak Kapal Layar Latih Bima Suci yang dijadwalkan dimana nantinya mereka akan mendapatkan pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh Satgas Yekda KLL serta Galangan Kapal Freire sampai Kapal Layar Latih Bima Suci tiba di Indonesia. (Set Satgas Yekda KLL)

 ♖ TNI AL  

Yonif Mekanis 412 Kostrad Latihan Operasi Mobil Udara (Mobud)

[​IMG]Guna meningkatkan kualitas dan profesionalisme prajurit, Yonif Mekanis 412 Kostrad menyelenggarakan kegiatan Latihan Dalam Satuan (LDS) yang menitikberatkan pada kemampuan melaksanakan Operasi Mobil Udara (Mobud).

Latihan yang diselenggarakan di Lapangan Besole, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, ini dilengkapi dengan dukungan 1 unit Helly jenis Bell Penerbad dari Skuadron Udara 21 Semarang.

Tehnik-tehnik pendaratan yang dilatihkan merupakan kemampuan dan keterampilan yang mutlak harus dikuasai oleh satuan yang memiliki kualifikasi Mobud. Sehingga latihan yang diselenggarakan ini dapat meningkatkan kemampuan prajurit agar selalu siap menghadapi setiap situasi dan kondisi apapun.

[​IMG]Kualifikasi Mobud yang dimiliki satuan Yonif Mekanis 412 ini sangat mendukung dalam melaksanakan setiap operasi Mobud, baik pengejaran terhadap musuh, maupun infiltrasi untuk mendekat ke sasaran lawan.

Dengan berlangsungnya latihan ini diharapkan seluruh Prajurit Yonif Mekanis 412 Kostrad, dapat memelihara kemampuannya dalam rangka melaksanakan tugas Operasi Mobil Udara (Mobud) yang setiap saat selalu siap digerakkan untuk tempur.

Kapen Kostrad
Letkol Inf Agus Bhakti, S.I.P.

 ♖ Poskota  

[Dunia] Rusia Uji Coba Lebih dari 160 Senjata Baru dalam Operasi Suriah

Termasuk pesawat tempur jet Su-30SM dan Su-34, serta misil kapal Kalibr [Reuters] ★

M
eski tujuan utama operasi militer Rusia di Suriah adalah mencegah disintergrasi negara tersebut, kampanye tersebut juga memberikan kesempatan bagi Rusia untuk melakukan uji coba lapangan 162 senjata canggih terbaru, demikian disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu, dikutip dari RT, Jumat (23/12).

Selama operasi di Suriah, sebanyak 162 senjata canggih dan baru telah diuji dalam pertempuran. Senjata tersebut telah terbukti sangat efisien,” kata Shoigu dalam pertemuan dengan pejabat Rusia lainnya, Kamis (22/12). Pertemuan yang dipimpin Presiden Rusia Vladimir Putin fokus membahas laporan tahunan para menteri.

Sistem yang diuji di Suriah di antaranya adalah pesawat tempur jet Su-30SM dan Su-34, helikopter Mi-28N dan Ka-52, dan misil kapal Kalibr.

Pesawat Su-30SM merupakan generasi keempat, pesawat tempur manuver super dengan mesin kembar yang didesain oleh Perusahaan Penerbangan Sukhoi Rusia.

Pesawat ini dapat digunakan dalam segala cuaca, misi udara ke udara, dan misi pencegatan udara ke permukaan yang mendalama. Pesawat ini mengombinasikan fungsi pesawat tempur, pesawat pengebom, dan pesawat penyerang, serta dilengkapi dengan radar phased array dan mesin dorong vektor yang terkontrol.

Sementara, pesawat pengebom-tempur Su-34, modernisasi dari pesawat Su-27, merupakan pesawat generasi ke-4+ dan didesain untuk menghancurkan pasukan darat dan laut, serta sistem pertahanan udara. Pesawat yang juga dijuluki “Platipus” ini dapat beraksi di segala jenis cuaca, serta pada siang dan malam hari.

Beberapa keunggulan pesawat Su-34 ialah jumlah bahan bakar yang dapat diangkut, kemampuan untuk mengisi ulang bahan bakar di udara, serta mesin yang sangat efisien. Su-34 merupakan produk terbaik dari semua jet tempur di kelasnya, dalam konteks harga dan karakteristik kualitas, serta potensi tempur.

Menurut Shoigu, sepuluh dari 162 senjata yang diuji menunjukan kekurangan yang tidak teridentifikasi di lapangan uji coba, mendorong kementerian untuk berhenti membelinya dan meminta pengembang untuk memperbaikinya.

Shoigu mengatakan bahwa keterlibatan Rusia telah mencegah disintegrasi Suriah, memutus rantai ‘revolusi warna’ di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta menciptakan sebuah proses untuk mencapai kesepakatan politik dan rekonsiliasi antara pihak yang berperang.

Menurut Shoigu, sejauh ini sebanyak 18.800 serangan mendadak dan 71 ribu serangan udara telah dilakukan oleh Angkatan Udara Rusia sebagai bagian dari operasi tersebut. Pesawat perang Rusia telah menyerang ratusan kamp pelatihan militan, pabrik senjata, kendaraan militer, dan sistem artileri.

  RBTH  

[Dunia] Malaysia Akui Sulit Mengamankan Kapal Ikan dari Penyanderaan

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia mengungkapkan bahwa patroli laut negaranya kesulitan mengamankan kapal ikan dari ancaman penyanderaan di perairan Sabah. (Dok. Arlan Mobilingo)

Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato Zahrain Mohamed Hashim mengungkapkan bahwa patroli laut di negaranya kesulitan mengamankan kapal ikan dari ancaman penyanderaan yang marak terjadi di perairan Sabah, meski mereka telah mencoba memperkuat keamanan di wilayah itu.

Dalam setahun terakhir, setidaknya tercatat enam kali penyanderaan anak buah kapal warga negara Indonesia di perairan Sabah itu. Kasus teranyar yakni penyanderaan dua warga Sulawesi Tenggara yang merupakan nahkoda kapal ikan Malaysia pada 5 November lalu. Tak berselang lama, pada 19 Desember dua WNI kembali diculik diperairan itu.

Ditemui di kantor Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Zahrain mengungkapkan bahwa pemerintah Malaysia sudah lama menerapkan jalur khusus bagi kapal-kapal kargo di perairan itu, yang dipastikan aman di bawah pengawasan petugas patroli laut Malaysia.

Namun selama ini, para pembajak justru menargetkan kapal nelayan untuk menjadi sandera mereka. Zahrain menyebut pergerakan kapal ikan sulit dipantai patroli laut Malaysia.

Kapal kargo atau perdagangan jauh lebih aman daripada kapal ikan. Kapal kargo memiliki rute dan jalur yang jelas sehingga kapal patroli mudah mengawasinya,” kata Zahrain, Kamis (22/12).

Sedangkan kapal nelayan selalu berpencar untuk mencari ikan sehingga sulit bagi kami untuk mengawasinya. Kelemahan ini lah yang dijadikan para penyandera sebagai kesempatan mereka,” ujarnya.

Selain itu, Zahrain juga memaparkan bahwa para pembajak kerap menargetkan kapal ikan yang berisikan ABK asing. Pasalnya, hal ini cenderung lebih menguntungkan pihak penyadera yang bisa bernegosiasi dengan dua negara.

Menurut Zahrain, perlu ada mekanisme baru mengenai prosedur operasi kapal ikan dan perekrutan para ABK untuk meminimalisir insiden penyanderaan.

Zahrain menegaskan bahwa Malaysia terus berupaya menjalankan tugas dan tanggung jawabnya mengamankan wilayah perairan negaranya yang juga tertuang dalam kesepakatan trilateral antara Filipina, Indonesia, dan Malaysia mengenai "patroli laut bersama."

"Persetujuan ‘patroli bersama’ trilateral itu sudah berlaku. Tanggung jawab untuk ketiga negara memperkuat pengamanan perairan di wilayah masing-masing," kata Zahrain.

"Jelas komitmen pengamanan Malaysia di perairan itu [Sabah] sangat penting. Kami terus berupaya memperkuat pengamanan di sana, tapi kita juga harus sadar bahwa perairan itu besar dan membutuhkan biaya besar," ujarnya. (ama)

  ★ CNN  

[Dunia] Ratusan Laptop Raib Misterius di Kemenhan Inggris

Ilustrasi [niletechnology]

Sebuah laporan menghebohkan datang dari Inggris, dimana Kementerian Pertahanan mengatakan bahwa pihaknya telah kehilangan lebih dari 700 laptop dan komputer sejak 18 bulan terakhir.

Seperti yang dilansir Daily Mail pada 21 Desember 2016, secara keseluruhan 759 laptop dan komputer hilang dan tambahan 32 lagi dicuri antara pemilu Mei 2015 dan Oktober 2016. Selain itu, sebanyak 328 piranti keras dan piranti lunak turut hilang pada periode sama, menurut data yang diminta menurut UU Kebebasan Informasi Inggris.

Kementerian mengatakan, keamanan informasi adalah prioritas lembaga itu dan semua kejadian peralatan yang hilang itu sedang diselidiki secara menyeluruh.

"Kementerian mempromosikan budaya yang menyaksikan keamanan menjadi tanggung jawab semua staf dan staf wajib melaporkan semua hal terkait keamanan," kata juru bicara kementerian.

Sementara itu, secara keseluruhan, setidaknya 1.000 laptop dan komputer serta USB milik pemerintah dilaporkan hilang atau dicuri sejak Pemilihan Umum pada Mei 2015.

Departemen Pekerjaan dan Pensiun melaporkan 42 kehilangan laptop atau komputer dan delapan USB sehingga Agustus, mengatakan kebanyakan kehilangan atau pencurian terjadi ketika kejadian pecah masuk atau ketika pengguna melakukan kunjungan.

Departemen pemerintah lain yang menanggapi permintaan itu termasuk Departemen Keuangan, yang melaporkan kehilangan delapan laptop, satu ditemukan kembali.

Kementerian yang dibuat tidak sampai enam bulan lalu oleh Perdana Menteri Theresa May, Departemen Bisnis, Energi dan Strategi Industri, mengatakan enam laptop hilang atau dicuri sejak Juli.

  ⚓️ Tempo  

Jumat, 23 Desember 2016

TNI AD Incar SIDAM 25

⚓️ Selain ArisgatorSetelah beberapa bulan lampau terungkap bahwa TNI AD sedang menjajaki varian amfibi dari M113 yakni Arisgator dari Italia, ternyata pada saat yang bersamaan ada satu varian M113 asal negara Pizza tersebut yang juga sedang ditimang-timang.

Varian M113 yang sedang dijajaki tersebut adalah SIDAM 25 atau Sistema Italiano Difesa Area Mobile, 25 Milimetre. SIDAM 25 masuk kategori sistem artileri antipesawat udara swagerak atau yang populer dikenal dengan SPAAG (Self Propelled Anti Aircraft Gun). TNI AD sendiri memang belum memiliki SPAAG dan jelas membutuhkannya untuk melindungi gerak infantri mekanis.

SIDAM 25 dikembangkan secara khusus untuk AD Italia dan tidak dibeli oleh negara lain. OTO Melara melakukan pengembangan SIDAM 25 dengan dana internal perusahaan pada 1983 dan masuk pengujian pada 1985-1987. AD Italia memesan SIDAM 25 pada Juni 1987 dan unit pertama yang mengoperasikan adalah Brigade Garibaldi pada tahun 1989. Kontrak SIDAM 25 awalnya menyasar 340 unit, tetapi akhirnya dikurangi hingga hanya 280 unit.

Konsep dasarnya adalah menggabungkan antara sasis M113A2 dengan sistem kanon antipesawat. Sistem ini mirip dengan konsep M113 Vulcan PIVADS yang dikembangkan oleh AD AS untuk mengisi kebutuhan pertahanan udara di tahun 1970-an hingga 1980-an.

M113A2 yang digunakan tidak banyak mengalami perubahan di sektor otomotif. Kendaraan ini masih menggunakan mesin diesel 6V-53 yang dipadu dengan girboks Allison TX 100-1 karena dianggap masih cukup mumpuni.

Ubahan dilakukan pada hull dengan penambahan pintu akses yang memotong sisi kiri M113A2 untuk memudahkan awak yang terdiri dari komandan, juru tembak, dan pengemudi keluar dari kendaraan. Pada bagian atas dibuat perkuatan sehingga kubah yang berisi sistem elektro optik, catu daya, dan kanon tembak cepat 25 mm bisa didudukkan ke atap M113A2.

SIDAM-25-3Kubah alumunium seberat 3 ton ini memiliki palka untuk satu orang juru tembak. Kubah SIDAM 25 sendiri terdiri dari empat kanon tembak cepat Oerlikon Italiana KBA-25 dengan konfigurasi 2×2 atau 2 laras kanon di setiap sisi. Satu kanon di tiap sisi dilengkapi dengan sistem pasokan ganda sehingga bisa mengganti tipe amunisi yang digunakan secara seketika.

Tiap kanon mampu menyemburkan timah panas dengan kecepatan 570 peluru/menit. Kemampuan ini cukup untuk merusak tirai logam sasaran yang terbang dengan kecepatan 50-300 m/detik. Moda penembakan biasanya diatur dalam beberapa kali rentetan pendek dengan tembakan tunggal, 15 peluru sekali tekan tombol, 25 butir peluru per semburan, atau tembakan otomatis terus menerus. Kapasitas pelurunya mencapai 600 peluru HE-FRAG (High Explosive-Fragmentation) dan 30 butir peluru APDS (Armor Piercing Discarding Sabot).

Untuk sistem bidiknya, SIDAM 25 belum dilengkapi dengan radar pencari ataupun penjejak sehingga kemampuannya terbatas pada kondisi cuaca yang cerah (clear weather system). Juru tembak dibekali dengan sistem bidik elektro-optik (Optronik) OG14 yang distabilisasi sehingga tidak terganggu getaran saat penembakan, dan memungkinkan penembakan sambil bergerak karena tiap laras kanonnya pun distabilisasi.

Dalam kondisi minim cahaya disediakan sistem kamera LLTV (Low Light Television) untuk menemukan sasaran. Tetapi tentu tidak seoptimal saat menggunakan radar, terutama bila terjadi badai pada malam hari. Jarak ke sasaran ditentukan berdasarkan bacaan dari LRF (Laser Range Finder) yang merupakan sistem bawaan SIDAM 25. Sistem penjejakan elektronik yang terhubung ke alat bidik optronik menyediakan sudut penjejakan terhadap sasaran.

SIDAM 25Untuk mengenali sasaran, SIDAM 25 sudah dilengkapi dengan pembaca transponder IFF (Identification Friend or Foe) buatan ITALTEL sehingga meminimalkan kemungkinan insiden blue on blue. SIDAM 25 sendiri dapat dioperasikan secara mandiri, atau dihubungkan ke pos komando membentuk baterai.

Saat dihubungkan ke posko, data tangkapan dari posko dapat disalurkan ke TADS (Target Alert Display Set) yang dapat menampilkan vektor, arah, dan juga perintah penentuan prioritas ancaman sehingga awak di dalam SIDAM 25 bisa memfokuskan bidikan pada sasaran yang dianggap paling mengancam.

SIDAM 25 pernah pula diuji untuk diintegrasikan dengan sistem rudal Mistral buatan MBDA pada tahun 1994. Dua kotak peluncur yang masing-masing berisi tiga rudal dipasang di atas setiap sisi rumah laras untuk menambah daya pukul SIDAM 25 terutama saat menghadapi pesawat tempur yang melesat cepat.

 SPEK SIDAM 25

⚔ Awak : 3 orang (komandan, pengemudi, juru tembak/ pengisi amunisi)
⚔ Dimensi : 4,86 x 2,54 x 2,97m
⚔ Sistem Senjata : Oerlikon KBA 25mm, rotating bolt mechanism with hydropneumatic recoil system
⚔ Elevasi : +87o
⚔ Depresi : -5o
⚔ Sudut putar : 360o
⚔ Jarak efektif : 2.000 meter
⚔ Harga : US$ 4,3 Juta (1997)

Author: Aryo Nugroho

  ⚓️ Angkasa  

TNI AL Bantah KRI Layang-635 Hilang

⚓️ Ini Kejadian SebenarnyaKRI Layang 635 [TNI AL]

TNI Angkatan Laut membantah berita yang menyebutkan KRI Layang-635 hilang. Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma TNI Gig J.M. Sipasulta menyatakan, pencarian sedang dilakukan terhadap empat ABK KRI Layang-635. Mereka pada 13 Desember 2016 melaksanakan pengawalan terhadap kapal ikan asing (KIA) Filipina di perairan Talaud, Sulawesi Utara. KRI Layang sendiri saat ini ikut mencari ABK-nya yang hilang tersebut.

Selamat siang rekan-rekan media. Pada saat ini sedang dilaksanakan pencarian terhadap 4 ABK KRI Layang-635 yang pada tanggal 13 Desember 2016 melaksanakan pengawalan terhadap KIA Filipina di Perairan Talaud, Sulawesi Utara. Karena faktor cuaca dan kondisi geografis di lokasi hilang kontak sejak tanggal 14 Desember 2016,” ujar Kadispenal dalam pesan tertulis kepada wartawan, Jumat (23/12/2016).

Kadispenal menambahkan, TNI AL mengerahkan enam KRI yakni KRI Diponegoro, KRI Layang, KRI Sidat, KRI Ahmad Yani, KRI Arun, KRI Lambung Mangkurat dan dua pesawat udara yaitu P-862 (CN-235 MPA) dan P-615 (C-212) dalam pencarian tersebut.

Perkembangan lebih lanjut akan diinformasikan kemudian. Mohon dukungan dan doanya,” demikian tutup Sipasulta.

 Kronologi ABK KRI Layang hilang
http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2013/08/cn-235-mpa.jpgCN235 MPA TNI AL ikut mencari hilangnya ABK KRI Layang

Sementara itu, Kepada Dinas Penerangan Komando Armada Timur Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman menyampaikan berita kronologis hilangnya ABK KRI Layang. Ia menyampaikan hal itu dalam rilis tertulis yang dibuat pada 21 Desember 2016 sebagai berikut:

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Layang-635 dengan Komandan Mayor Laut (P) Agus Susatya tergabung dalam Operasi Siaga Yudha-16 yang melaksanakan patroli di perbatasan Indonesia-Filipina. Dalam operasi tersebut telah melaksanakan kegiatan Pengejaran, Penangkapan dan Penyelidikan (Jarkaplid) terhadap Kapal Ikan Asing (KIA) bernama Nurhana asal Filipina.

KRI Layang-635 pada tanggal 11 Desember 2016 menuju daerah operasi dalam keadaan siap dan cuaca berdasarkan BMKG cukup baik. Selanjutnya pada tanggal 13 Desember 2016 KRI Layang-635 mendapat kontak secara visual dengan jarak 5 Nm nampak KIA berbendera Filipina. Di hari yang sama pada pukul 17.15 WIT KRI Layang-635 melaksanakan peran tempur bahaya permukaan dan peran pemeriksaan kepada kapal asing yang melanggar batas wilayah Indonesia.

Pada titik koordinat 05 49 LU-129 45 BT dilaksanakan penggeledahan oleh Tim Pemeriksa dengan hasil data keterangan, KIA Nurhana membawa 24 Warga Negara Asing (WNA) Filipina, dan tidak membawa muatan atau dokumen yang lengkap.

Berdasarkan data tersebut, KIA Nurhana dikawal menuju Lanal Melonguane dengan data tambahan bahwa kapal kawalan mampu bertahan selama 4,5 hari dengan cepat 5-8 knots. Dari informasi ABK Filipina yang mampu berbahasa Indonesia, terdapat 10 KIA Filipina berada di 30 Nm sebelah barat dari posisi pemeriksaan KIA Nurhana.

Saat pengawalan adapun prosedur yang telah dilaksanakan di antaranya, Tim Kawal KRI Layang yang diketuai oleh Letda Laut (P) Faisal Dwi Andarta R. terdiri dari empat orang dengan membawa dua pucuk senjata laras panjang, empat magasen dan 60 butir amunisi tajam.

Rencananya kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT. Selanjutnya 21 ABK Nurhana di pindahkan ke KRI Layang-635 serta tersisa tiga orang ABK yaitu Juru Mudi, Juru Masak, dan KKM untuk dikawal menuju Pangkalan terdekat.

Tim Kawal yang berada di KIA Nurhana diperintahkan melaporkan situasi, pada posisi dan halu setiap tiga jam sekali melalui radio HF frekuensi 20.542 dan FM CH.72 selain itu tim kawal dibekali bahan makanan selama 4-5 hari.

Pada 13 Desember 2016 pukul 18.30 WIT, KIA Nurhana diawaki tim kawal dan tiga ABK Filipina menuju Lanal Melonguane, dan KRI Layang-635 melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI. Hingga pukul 21.00 s.d. 03.00 WIT tim kawal melaporkan kepada KRI Layang-635 selama pelayaran berjalan aman dan terkendali, namun pada pukul 06.00 WIT KRI Layang-635 kehilangan kontak tim kawal yang berada di KIA Nurhana. KRI Layang-635 terus melakukan komunikasi sampai dengan pukul 10.30 WIT.

Kondisi cuaca yang mulai berkabut ditambah laut yang berombak dan hujan, KRI Layang melaksanakan pencarian KIA Nurhana yang sampai saat ini masih belum ditemukan, melalui penyisiran track kapal kawalan hingga berada di posisi duga pada pukul 06.00 WIT, pada tanggal 14 Desember 2016 pukul 17.15 KRI Layang terjalin komunikasi dengan tim kawal namun posisi kapal kawal tidak dapat diterima dengan baik dan jelas.

Pada tanggal 15 Desember 2016, KRI Layang-635 terus melakukan pencarian dengan menyisir arah timur laut dari P. Talaud dengan maneuver zig-zag, dan pukul 12.00 WIT mengubah sector pencarian menuju arah tenggara secara zig-zag dengan pertimbangan kapal kawalan memiliki kendala untuk mengambil track langsung menuju Melonguane. Karena cuaca buruk, KRI Layang mengubah pencarian kearah barat.

KRI Layang-635 pada tanggal 16 Desember 2016 berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) menggerakan Pesud (Pesawat Udara) P-850 untuk melakukan pencarian dari udara dan KRI Ahmad Yani-351 (AMY) untuk mendukung pencarian dan pengisian bahan bakar kepada KRI Layang. Sampai dengan 13.30 WIT Pesud P-850 bertolak dari Manado menuju utara Morotai dengan sector pencarian 90 x 35 Nm namun hasil belum ditemukan.

Selanjunya pada tanggal 17 Desember 2016 pada pukul 13.00 WIT, KRI Layang menuju Morotai untuk melaksanakan dukungan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan, sedangkan KRI Ahmad Yani melaksanakan pencarian dengan luas sector 170 x 30 Nm di selatan rencana track tim kawal dengan hasil yang masih sama KIA Nurhana belum bisa ditemukan.

Author: Roni Sontani

 Identitas Empat ABK KRI Layang-635 yang Hilang

Empat ABK (anak buah kapal) KRI Layang-635 yang tengah bertugas dikabarkan hilang kontak saat bertugas. Berdasarkan keterangan Kepala Penerangan Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (KH) Maman Sulaeman, empat ABK KRI Layang yang hilang terdiri dari satu perwira, satu bintara, dan dua tamtama.

Identitas keempat ABK KRI Layang 635 tersebut masing-masing yakni:

⚓️ Letda Laut (P) Faisal Dwi A.R. (AAL-59) NRP 21073, asal Jakarta, Kepala Tim,
⚓️ Serda Mes Rizky Dwi Zeptianto, NRP 121718, asal Surabaya,
⚓️ KLK Amo Dian Mahendra, NRP 114475, asal Gresik, dan
⚓️ KLD Isy Badnur Rohim, NRP 120551, asal Madura.

Seperti yang diterangkan Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksma TNI Gig J.M. Sipasulta sebelumnya (23/12/2016), bahwa keempat ABK tersebut pada 13 Desember 2016 melaksanakan pengawalan terhadap kapal ikan asing (KIA) FB Nurhana, asal Filipina di perairan Talaud, Sulawesi Utara. Karena faktor cuaca dan kondisi geografis di lokasi hilang kontak sejak tanggal 14 Desember 2016.

TNI AL mengerahkan enam KRI yakni KRI Diponegoro, KRI Layang, KRI Sidat, KRI Ahmad Yani, KRI Arun, KRI Lambung Mangkurat dan dua pesawat udara yaitu P-862 (CN-235 MPA) dan P-615 (C-212) dalam pencarian tersebut,” jelas Sipasulta.

Author: Fery Setiawan

  ⚓️ Angkasa  

4 Kru KRI TNI AL Hilang Saat Kawal Kapal Nelayan Filipina

KRI Layang 635 [TNI AL]

Empat orang kru Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Layang-635 dilaporkan hilang saat bertugas. Mereka hilang saat tengah mengawal kapal ikan milik Filipina yang memasuki perairan Indonesia.

Menurut keterangan Kapen Armada Timur (Armatim) TNI AL Letkol (L) Maman Sulaeman, peristiwa berawal saat KRI Layang yang berada di bawah jajarannya melaksanakan Operasi Siada Yudha-16. Itu adalah operasi patroli di perbatasan Indonesia-Filipina.

Pada Selasa (13/12), KRI yang dikomandani oleh Letkol Laut (P) Nopriadi tersebut melihat ada Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Filipina masuk ke wilayah perairan Indonesia. KRI Layang langsung mengejar dan melakukan pemeriksaan terhadap KIA bernama Nurhana itu.

"Ditangkap terus diperiksa. Ternyata dokumen tidak lengkap, menyalahi aturan," ungkap Letkol Maman saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (23/12/2106).

Kapal Nurhana dianggap melakukan pelanggaran dan harus dibawa ke pos TNI AL terdekat untuk diperiksa lebih lanjut. Sesuai prosedur, sebagian awak dan penumpang kapal itu diangkut ke KRI. Sisanya tetap berada di Kapal Nurhana dengan pengawalan sejumlah kru KRI Layang. Rencananya kapal tersebut akan dibawa menuju Lanal Melonguane, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.

Empat kru KRI Layang menurut Maman mengawal nahkoda, teknisi mesin, dan juru masuk di Kapal Nurhana. "Harus berlayar ke lanal terdekat dengan dikawal 4 kru dari KRI Layang," imbuhnya.

KRI Layang dan Kapal Nurhana lalu berpisah karena KRI Layang harus melanjutkan patroli sektor menyusuri perbatasan ZEEI. Sebab dari informasi kru Kapal Nurhana, tak jauh dari lokasi penangkapan juga ada 10 KIA Filipina tengah berlayar di perairan Indonesia.

Selama beberapa waktu, KRI Layar masih dapat berkomunikasi dengan tim kawal yang dipimpin oleh Letda Laut (P) Faisal Dwi Andarta R di Kapal Nurhana. Tim kawal dan ABK di Kapal Nurhana juga telah dibekali bahan makanan untuk 4-5 hari.

"Rencananya kapal akan tiba di Lanal Melonguane pada tanggal 15 Desember 2016 pukul 12.00 WIT," kata Maman.

Namun ternyata sehari setelah penangkapan, KRI Layang kesulitan untuk berkomunikasi dengan tim kawal. Hingga akhirnya KRI Layang menyusul dan mencari kapal Nurhana karena kehilangan kontak. Sempat sekali berkomunikasi meski tidak jelas dengan tim kawal, KRI Layang tak lagi mendapat informasi hingga Kamis (15/12).

"KRI Layang terus melakukan pencarian. KRI Layang pada 16 Desember 2016 berkoordinasi dengan Gugus Tempur Laut Koarmatim (Guspurlatim) untuk melakukan pencarian," Maman menerangkan.

Hingga saat ini TNI AL masih melakukan pencarian dengan mengerahkan sejumlah kekuatan. Namun belum ada tanda-tanda lokasi Kapal Nurhana.

"Hasil masih sama, KIA Nurhana belum bisa ditemukan," tutup Maman. (elz/fdn)

  ⚓️ detik  

Empat Kru KRI Layang-635 Hilang

⚓️ Ketika Kawal Kapal FilipinaKRI Layang 635 [TNI AL]

Panglima Armada Kawasan Timur mengirimkan empat KRI dan dua pesawat maritim untuk melakukan pencarian terhadap empat awak KRI Layang-635 yang hilang kontak di Perairan Talaud, Sulawesi Utara, sejak Jumat, 13 Desember lalu.

Panglima Komando Armada Timur, Laksamana Muda Darwanto mengatakan, pihaknya akan melakukan penyisiran dari area hilangnya prajurit TNI AL yang sedang mengawal kapal ikan asing berbendera Filipina FB Nurhana karena ketahuan mencuri ikan di Indonesia.

"Hilang kontak kemungkinan karena cuaca buruk saat mengawal kapal Filipina ke Pangkalan Angkatan Laut Melonguane di Talaud, ada empat kru kita dan 3 ABK Filipina," ujarnya di Surabaya, Kamis, 22 Desember 2016.

Darwanto memastikan, proses pencarian terus dilakukan termasuk mengerahkan sejumlah satuan TNI Angkatan Laut dan SAR untuk menemukan keberadaan awak kapal. Meski demikian, beberapa hambatan ditemui tim pencarian karena faktor cuaca dan kondisi geografis di lokasi.

"Saat ini kami fokus pada pencarian, kita sudah antisipasi beberapa kemungkinan terburuk karena laut kita sangat luas," tambahnya.

Darwanto berharap, seluruh personil TNI Angkatan Laut yang hilang bersama kapal Filipina ini dapat diselamatkan. "Tidak menutup kemungkinan mereka sudah di pulau-pulau sekitar sana, kami harap demikian," pungkasnya.

Kru KRI Layang-635 sebelumnya mendapatkan penghargaan dari TNI Angkatan Laut setelah melaksanakan tugas Patroli Koordinasi Australia-Indonesia (Patkor-Ausindo) tahun 2016 antara TNI Angkatan Laut dan Royal Australia Navy.

KRI Layang-635 sendiri merupakan kapal perang cepat jenis Todak milik TNI Angkatan Laut. Kapal tersebut dirancang dan dibangun sepenuhnya oleh PT PAL Indonesia. Kapal tersebut dapat beroperasi di laut dangkal dan merupakan satu dari empat kapal perang anti permukaan sehingga diandalkan untuk menjaga perbatasan laut Indonesia.

  ⚓️ NETz