Rabu, 25 Januari 2017

Senjata yang Ditemukan Bukan Milik Pasukan Indonesia

https://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2017/01/23/44/1173356/daftar-senjata-yang-diselundupkan-pasukan-indonesia-di-sudan-xZW.jpgBerbagai senjata yang coba diselundupkan di Darfur, Sudan. [Istimewa]

Duta Besar Indonesia di Sudan, Burhanudin mengatakan, saat ini investigasi dugaan kasus penyelundupan senjata oleh anggota Pasukan Penjaga Perdamaian asal Indonesia masih berjalan. Investigasi itu dilakukan oleh PBB dan pemerintah Sudan.

Berbicara melalui sambungan telepon kepada Sindonews, Selasa (24/1), Burhanudin turut menjelaskan kronologi awal mulai ditemukannya senjata-senjata tersebut. Dia menyatakan, senjata itu ditemukan saat anggota pasukan perdamaian Indonesia tiba di bandara El-Fahser.

"Pengiriman barang itu dilakukan berdasarkan protap yang sudah ditentukan oleh UNMAID. Satu persatu kontainer sudah diperiksa dan semuanya clear," kata Burhanudin.

"Saat diturunkan dari pesawat di bandara, tanpa disadari ada beberapa barang yang tidak terperiksa. Saat dibuka, di dalamnya terdapat senjata dan itu dituduhkan kepada pasukan kita," sambungnya.

Burhandin mengatakan, barang tersebut bukan milik pasukan UNMAID asal Indonesia dan tidak ada satupun anggota UNMAID yang merasa memiliki barang tersebut. "Maka dilakukan penghitungan ulang, karena tidak ada yang merasa membawa," ucapnya.

Meski demikian, Burhanudin menyatakan belum bisa mengambil kesimpulan terlebih dahulu, karena proses investigasi yang dilakukan PBB dan aparat Sudan masih berjalan.

Sementara itu, ketika ditanya apakah anggota UNMAID asal Indonesia saat ini berada di penjara Sudan, Burhanudin menegaskan anggota UNMAID Indonesia tidak ditahan. Mereka saat ini hanya tidak diperkenankan meninggalkan kota.

"Jadi begini, bukan ditahan, tapi pasukan kita itu memang tinggal di entitas sendiri. Pasukan kita hanya tidak diperbolehkan untuk keluar, pemberintaan yang beredar itu tidak benar," tukasnya. (esn)

 Daftar Senjata yang Diselundupkan 

Pasukan asal Indonesia yang tergabung dalam Pasukan Penjaga Perdamaian (UNMAID) di negara bagian Darfur Utara, Sudan, ditangkap aparat keamanan di Bandara El-Fasher karena mencoba menyelundupkan senjata keluar dari wilayah itu. Kepolisian Darfur Utara merilis daftar senjata yang dicoba diselundupkan.

Deputi Gubernur Darfur Utara Mohamed Hasab al-Nabi mengatakan senjata dan amunisi yang diselundupkan berstatus ilegal. Menurutnya, pemerintah negara bagian Darfur Utara mengambil prosedur hukum yang diperlukan dan menyerahkan kasus itu ke Pemerintah Federal Sudan.

Sementara itu, Direktur Kepolisian Darfur Utara Asim Hamid mengatakan kepada Sudan Tribune, yang dikutip Senin (23/1/2017), bahwa unit kepolisian di Bandara El-Fasher telah menangkap pasukan Indonesia atas tuduhan kepemilikan senjata ilegal.

Daftar Senjata yang Diselundupkan Pasukan Indonesia di SudanDaftar senjata yang diselundupkan di Sudan [Istimewa]

Senjata-senjata yang dicoba diselundupkan itu antara lain 29 senapan Kalashnikov, 4 senapan, 6 senapan GM3 dan 61 pistol berbagai jenis. Sisanya amunisi dalam jumlah besar.

Hamid menekankan bahwa pasukannya siap untuk melindungi keamanan negara dan menjamin keselamatan penumpang pesawat di bandara. Dia memuji polisi setempat yang membongkar praktik penyelundupan senjata di El-Fasher. (mas)

 Tak Mungkin Anggota Polri Selundupkan Senjata 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto berharap kasus penyelundupan senjata api yang dituduhkan Otoritas Sudan terhadap personel Polri cepat selesai.

Wiranto menegaskan keyakinannya anggota Polri yang tergabung dalam Formed Police Unit (FPU) VIII di Darfur Sudan tidak melakukan perbuatan itu.

"Kenyataannya kontingen dari kita sendiri tidak mengakui itu," ujar Wiranto di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

Kemudian Wiranto menjelaskan tentang awal kasus tersebut. Tuduhan tersebut bermula saat kontingen Indonesia keluar dari pemeriksaan di Bandara Al Fashir. Saat itu, kata Wiranto, tidak ditemukan barang yang mencurigakan seperti senjata api.

Namun saat berada di lapangan terbang Sudan, kata Wiranto, Otoritas Sudan menemukan berbagai macam pucuk senjata di dalam tas. "Itu dari mana, tidak tahu. Siapa yang menaruh, juga tidak tahu, tapi sudah terlanjur diperiksa," ungkapnya.

Untuk itu, kata Wiranto, pemerintah melalui kepolisian mengirim tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut. Bahkan, lanjut dia, Duta Besar Indonesia di Sudan juga sudah turun langsung memberikan pendampingan kepada pasukan perdamaian asal Indonesia itu.

‎"Saya kira ini ada sesuatu yang harus diselesaikan dengan baik karena menyangkut martabat bangsa," ucapnya. (dam)

  Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.