Senin, 23 Januari 2017

Uji Tembak BTR-4M Marinir TNI AL

[​IMG]Untuk uji tembak, kelima BTR-4M anyar milik Korp Marinir harus berpindah lokasi karena pantai Tanjung Burung jelas tidak memungkinkan digunakan untuk pengujian kanon maupun senapan mesin berat.

Tempat pilihan untuk melakukan uji tembak ini adalah suatu tempat di Bukit Hambalang, Sentul Jawa Barat. Lokasi yang dipilih memungkinkan untuk melakukan penembakkan ke jarak lebih dari 1 km, untuk menguji kemampuan kanon 30mm ZTM-1/ 2A72 sampai ke batas maksimum kemampuannya.

Kelima BTR-4M melalap medan offroad menuju lokasi penembakan, dengan tanah yang gembur karena hujan selama seminggu terakhir. Tim dari Korps Marinir menyiapkan satu tank amfibi PT-76 sebagai pendamping dan penarik apabila BTR-4M butuh bantuan.

Beruntung, sampai di lokasi PT-76 tersebut tidak perlu digunakan.

BTR-4M mampu melibas medan dengan performa prima. Kelima BTR-4M dijajarkan di puncak bukit, dipisahkan oleh lembah.

Untuk BTR-4M pesanan Indonesia, kubah senjata yang dipilih adalah adalah Parus RCWS (Remote Controlled Weapon System), yang menggabungkan 4 tipe senjata sekaligus. Keunggulan dari system Parus RCWS adalah bentuknya yang ringkas dan kompak.

Seluruh sistem elektronik yang dibutuhkan dan mekaniknya sudah dikemas dalam kotak di atas kendaraan, sehingga di sisi bawah tidak ada keranjang kubah yang makan tempat. Pasukan dapat duduk dengan nyaman, cukup disediakan satu kursi untuk juru tembak yang membidik menggunakan layar LCD.

Banyaknya kombinasi senjata yang tersedia juga menjadi alasan lain kenapa Parus RCWS yang dipilih. Daftarnya mulai dari kanon otomatis 30mm ZTM-1/ 2A72 seperti yang terpasang pada BMP-2/3, yang sudah terbukti andal untuk menggasak berbagai macam sasaran.

Kanon ini diberi pelindung berupa rangka baja yang memanjang dari pangkal sampai ujung laras agar tidak terbentur di medan tempur. Kanon ZTM-1 pun sudah distabilisasi pada kedua sumbu sehingga memungkinkannya untuk tetap stabil menembak pada kecepatan rendah.

[​IMG]Untuk antiinfantri, disediakan senapan mesin 7,62mm PKT dan pelontar granat 30 mm AGS-17. Paduan dari dua senjata ini mampu menyediakan cakupan sasaran tunggal ataupun area pada jarak di luar jangkauan senjata ringan. Semua senjata yang menempel di Parus RCWS dapat diisi ulang dari dalam kompartemen pasukan BTR-4 sehingga mengurangi resiko awak tertembak.

Kubah ini dilengkapi dengan sistem hunter-killer dimana komandan dapat mengintip sasaran dari modul kamera yang dapat dinaikkan ke atas dan berputar independen dari putaran kubah.

Komandan yang duduk di kursi depan dapat mengatur arah gerak dan zoom kamera ke sektor yang diinginkan melalui layar LCD yang tersedia di dasbor komandan. Jika dibutuhkan, komandan dapat melakukan override dan mengendalikan sendiri putaran kubah dan kendali penembakan.

Fitur yang jamaknya hanya ada pada Main Battle Tank tersebut diadopsi pada BTR-4 untuk memaksimalkan daya gebuknya. Fungsi intai ini akan sangat berguna mengingat Korps Marinir membutuhkan fungsi intai untuk Resimen Kavalerinya.

Untuk pengujian, BTR-4M mengambil jarak lebih dari 1.500 m dari lesan sasaran standar NATO yang terpasang di bukit seberang. Satu ranging telescope diletakkan di samping kendaraan untuk melakukan koreksi dan verifikasi atas hasil penembakan BTR-4M.

Setelah persiapan selesai, pintu belakang kendaraan dibuka sebagai protokol standar pengujian penembakkan. Juru tembak mengarahkan bidikan ke lesan yang dengan mata telanjang nyaris tidak terlihat saking jauhnya, namun nampak jelas di layar LCD.

[​IMG]Tembakan pertama dilepaskan.

Pengamat pun mengintip melalui teleskop untuk melihat perkenaan tembakan. Tidak puas dengan tembakan tunggal, tembakan berikutnya dilakukan dengan rentetan dua peluru, lalu tiga peluru.

Peluru berhasil menghantam lesan setelah diverifikasi melalui ranging telescope.

Berikutnya juga diuji coba senapan mesin 7,62 mm dari tiga unit BTR-4M yang dilengkapi dengan kubah mekanik, dan berhasil pula sama seperti dua BTR-4M yang menggunakan kubah Parus.

   Angkasa  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.