Selasa, 07 Maret 2017

TNI AU Kerahkan Pesawat Tempur ke Tarakan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOotjg73pbKlO29ZkFjHx-ERpmGmMAFtP07ZTE6TzoRynKqwmCvY54vqC0hGRMswQ1zZdVWUz3cKrgB1m0N6h6tRPC8MzUeW1gl-MpWdri4Qkuw9VGAfI2cE8YJA1JOkVWKMUlSd4ctxcX/s1600/tni-au-shukoipr1v4t33r.jpgIlustrasi Pesawat TNI AU {def.pk]

Beberapa hari ke depan, langit di Tarakan dan sekitarnya kembali akan dihiasi dengan manuver-manuver dari pesawat tempur milik TNI Angkatan Udara (AU).

Kehadiran pesawat-pesawat canggih tersebut dalam rangka Latihan Hanudnas Kilat Bravo 2017 dan Latihan Cakra yang dipusatkan di Lapangan Udara (Lanud) Tarakan dan telah dimulai sejak kemarin (4/3).

Sudah bersiap di apron Lanud Tarakan tiga unit pesawat Sukhoi jenis Su-27/30 lengkap dengan penerbang dari Satria Penjaga Langit Kosek Hanudnas II serta kru dan teknisinya yang tiba.

Beberapa alutsista lainnya juga dilibatkan dalam latihan ini. Di antaranya pesawat Boeing 737 milik TNI AU yang juga sudah tiba di Tarakan. Ada juga hanggar portable yang didirikan di sekitar apron Lanud Tarakan untuk mengantisipasi keadaan darurat.

Tidak hanya menggunakan alutsista canggih, latihan ini melibatkan satuan TNI AU lainnya, terutama yang berada di bawah Kosek Hanudnas II Makassar. Seperti Satuan Radar yang ada di Tarakan, Balikpapan, Bali, Kupang, Wamena dan sebagainya.

Latihan ini adalah latihan yang dilaksanakan Kosek Kanudnas II untuk melatih atau menguji penerbang tempur strategis ini juga petugas CI (Controlled Interception). Selain menguji juga secara terkoordinasi dan terintegrasi untuk menjamin kesiapsiagaan kita dalam operasi pertahanan udara di sektor II,” jelas Panglima Kosek Hanudnas II Makassar Marsekal Pertama TNI Alfonsius Joko Takarianto di Lanud Tarakan, kemarin.

Dalam operasi ini, jenderal bintang satu ini menekankan pada kesiapan penerbangnya dalam mengantisipasi kontijensi di langit Indonesia. Seperti hadirnya pesawat asing yang terpantau oleh radar masuk di wilayah udara Indonesia.

Tidak hanya bagi penerbang, prajurit yang betugas sebagai CI juga diharapkan bisa cepat dalam memberikan informasi serta mengarahkan penerbang menuju sasaran sehingga kondisi kontijensi dapat segera diatasi.

Sementara itu, simulasi latihan kilat nanti seperti digambarkan Komandan Tempur Strategis Kosek Hanudnas II Letkol (Pen) David Ali Hamzah, diawali dengan munculnya pesawat asing yang masuk ke wilayah udara Indonesia.

Pesawat asing sendiri nantinya akan diperagakan oleh Boeing 737 milik TNI AU. Penerbang yang sudah siap di lapangan udara langsung menuju sasaran untuk melakukan identifikasi pesawat asing sambil menunggu perintah dari komandan tertinggi.

Yang distandarkan adalah bagaimana action kita mulai dari menerima perintah sampai menuju sasaran. Begitu skema perintah handle, saat itu kita menuju pesawat dan siapin pesawat kira-kira 4-5 menit. Tapi untuk force down atau yang lain sifatnya pengusiran, penghancuran, tergantung perintah panglima,” paparnya Ali Hamzah.

Jika yang muncul hanya pesawat komersil atau pesawat sipil, kemungkinan dilakukan force down atau memaksa untuk turun ke lapangan udara TNI AU terdekat. Namun, jika yang muncul adalah pesawat tempur bisa jadi diusir atau dihancurkan. Namun, semua menunggu instruksi dari panglima.

Sementara itu, Komandan Lanud Tarakan Kolonel (Pen) Umar Fathurrohman mengungkapkan bahwa keterlibatan pihaknya dalam kegiatan ini untuk memfasilitasi selama latihan. Termasuk menyiapkan lapangan udara dan apron tempat pesawat tempur yang mendarat.

Saya sebagai komandan Lanud di sini mendukung kegiatan dalam arti membantu kesiapan dan sebagainya. Nanti ada latihan force down-nya, justru penerbang kita tidak kita kasih tahu, nanti pimpinanya,” ujarnya.

  Prokal  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.