Rabu, 12 April 2017

Indonesia Tawarkan Produk Militer ke Angola

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHmpXid9BNDynf9qvJ2Q30FXkMuNDriWnOVxNeBGoBOUa73Ee0UH0gI0qTRFDu9SE9umcWMOj5tuPk9qFXpT_UnXA_gvmMpQphFYMD1Sm4TPHKrKJYUFUBreaO9XnGrHiRK9UtxeUSMRAm/s1600/armored-vehicle-pindad.jpgKendaraan militer produksi PT Pindad

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan dari Menteri Hubungan Eksternal Angola, Georges Rebelo Pinto Chikoti. Sejumlah hal yang menjadi kepentingan bersama dibicarakan dalam pertemuan ini.

Dalam pertemuan ini, Menlu Retno menyampaikan penawaran sejumlah peralatan dari industri strategis Indonesia kepada Angola.

"Kita tawarkan beberapa produk industri strategis, seperti produk dari pesawat buatan PT DI, kendaraan angkut militer buatan PT Pindad, kapal laut buatan PT PAL dan gerbong kereta dari PT INKA," ucap Menlu Retno di Gedung Pancasila, Selasa (11/4/2017).

Terkait penawaran dari Indonesia, disambut baik oleh Chikoti. Salah satu yang paling menarik adalah penawaran gerbong kereta.

"Kami melihat potensi industri tersebut, kalian punya kereta dan rel, area potensial untuk produksi pertahanan kami juga tertarik," sebut Chikoti.

Bahkan, Chikoti menyebut dirinya dan delegasi Angola, setelah mengunjungi Menlu, berencana mengunjungi secara langsung PT Dirgantara Indonesia dan PT Pindad untuk menjajaki peluang yang dapat dikembangkan.

Pada pertemuan bilateral selain membicarakan pengembangan hubungan bilateral, RI-Angola menyetujui penandatangan tiga dokumen perjanjian.

Persetujuan yang disepakati adalah bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik dan dinas, lalu perjanjian umum kerja sama ekonomi, ilmiah, teknik dan budaya dan terakhir memorandum saling pengertian mengenai konsultasi politik antara Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Hubungan Eksternal Angola.

RI dan Angola membuka hubungan diplomatik sejak 2001. Angola merupakan mitra dagang RI terbesar ke-3 di kawasan Afrika sub-Sahara setelah Afrika Selatan dan Nigeria.

Nilai perdagangan Indonesia dan Angola pada tahun 2016 berkisar pada angka US$ 292,8 juta, terutama dari sektor migas. Angka perdagangan ini mengalami penurunan 62% dari US$ 777 juta pada 2015.

  Liputan 6  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.